Ketika aku sedang berjalan pulang dari kampus, tiba-tiba langit menjadi mendung dan hujan mulai turun dengan derasnya. Aku yang tidak membawa payung pun terpaksa berlari menuju kosku yang tidak terlalu jauh dari kampus. Namun, sayangnya, hujan malah semakin deras dan aku tidak bisa terus berlari karena kehabisan nafas.
Saat itulah, aku melihat Flora juga sedang berlari menuju kosnya yang ternyata berada tidak jauh dari tempatku berdiri. Tanpa berpikir panjang, aku langsung menghampirinya dan meminta untuk bisa berteduh di kosnya. Flora dengan senang hati menerimanya dan mempersilahkan aku untuk masuk.
Pakaian kami berdua jadi basah terkena air hujan, tapi suasana di kos Flora sangat hangat dan menenangkan. Sambil menunggu hujan reda, Flora memberikan aku handuk untuk mengeringkan tubuhku. Jantungku masih berdebar. Aku tak menyangka akan berada dalam situasi yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Aku, Egi, anggota organisasi fakultas, bisa berduaan dengan Flora, mahasiswa yang menjadi idola di kampus. Shit!
Mungkin orang-orang nggak akan percaya. Di usiaku yang sudah baru menginjak 22 tahun, aku masih perjaka. Bagaimana tidak? Aku terkenal piawai dalam organisasi. Percaya diri saat berbicara di depan umum. Tetapi, saat harus mendekati Perempuan, aku jadi gugup tak karuan. Itulah sebabnya aku masih jomblo. Aku takut kalau kelemahanku ini ketahuan. Citraku yang gagah akan luntur seketika.
Tapi, pertemuanku dengan Flora seolah mengubah hidupku. Tak kusangka, gadis idola inilah yang mendekatiku. Berawal dari masa ospek hingga sekarang setelah satu bulan
berlalu. Kami mulai dekat dan sering jalan bareng. Aku merasakan getar-getar di hatiku. Mungkinkah??Flora P.O.V
Suara hujan masih terdengar. Bahkan di dalam kamar mandi. Pelan-pelan kulepas pakaianku yang basah kuyup karena air hujan. Kupelorotkan celana jeans ketatku. Kemudian satu persatu kulepas kancing kemeja putihku. Sekarang tinggal bra hitam dan celana dalam dengan warna senada yang tersisa.
Melihat tubuhku yang hampir telanjang, aku jadi ingat tatapan mata Egi di kamar tadi. Kedua bola matanya tak bisa lepas dari dadaku yang membusung. Ditambah lagi kemeja basah tadi sukses mencetak lekuk-lekuk tubuh bagian atasku. Aku yakin dia pasti konak, sangat.
Ahh... Egi, aku tahu kamu pasti udah nggak tahan. Aku tahu kontolmu pasti ngaceng sekarang. Ughh... shit! Ahh. Kuremas-remas kedua buah dadaku yang bulat kencang. Aku udah nggak tahan lagi. Kulepas kedua pakaian dalamku dan segera kupakai kaos oversize milikku.
Brace yourself, Egi. I'm coming for you.
Egi P.O.V
Bayangan tubuh Flora yang basah kuyup masih terbayang-bayang di kepalaku. Meski aku sudah mencoba untuk mengalihkan pikiran dengan duduk di pinggir kasur milik Flora dan memandangi hujan yang turun dengan deras, tapi itu tetap sia-sia. Tubuh milik Flora itu terlalu indah, terlalu sempurna, terlalu menggoda. Arghh... Floo. Penisku sudah mengeras sempurna sedari tadi. Apa yang harus aku lakukan.
"Lagi mikirin apa sih Gi? Serius banget kayaknya?" aku terperanjat. Tiba-tiba saja Flora sudah di belakangku. Aku mencoba berbalik namun.
"Ssst... gue tahu kok yang lo pikirin." tubuhku menegang kaku. Flora memelukku dari belakang. Bibirnya bisa berbisik lembut di telinga kiriku. Kedua tangannya memeluk dadaku dari belakang.
"Hmmpff... mulai sempit ya."
"Akkhhh... Flo, lo ngapain???" bibir mungilnya itu mulai mengecup telingaku. Sesekali digigit-gigit pelan dan dijilatinya lubang telingaku. Ughh. Dan kurasa tangan kanannya mulai menyusup ke celanaku. Dan meremas sebuah benda panjang yang ada di dalamnya.
"Floo... jangan. Stop Flo! Arghh... ughh..."
cerita selengkapnya ada di link yang ada di bio.