01

32 4 4
                                    

~~~

Khazna Dzakiya Adzani Hafiz anak pertama dari ayah Raffasya Ahmad Hafiz dan bunda Faridah Ghaliya Azizah, mempunyai seorang adik laki-laki yang bernama Kamal Ikhbar Akhdan Syaqr, usia mereka hanya terpaut 3 tahun.

Gadis yang berumur 18 tahun ini sangat disayangi oleh keluarganya, selain pintar, ia juga tidak pernah membantah kepada kedua orang tuanya, baik, humoris, berjilbab, tapi ya.. sedikit cuek. Setiap hari ia pergi ke sekolah menggunakan sepeda karena belum diizinkan membawa motor oleh bundanya, padahal kan udah kelas 3 SMA. Ia mempunyai 3 orang sahabat yang rumahnya dekat sekali dengan dirinya.

Khazna sekolah di salah satu SMA Negeri yang berada di kota Bandung. Sedangkan, sang adik belajar di salah satu pondok pesantren yang berada di Tasikmalaya. Ia juga sudah hampir 3 tahun belajar di sana, tidak terasa memang. Sang ayah ingin sekali jika salah satu anaknya belajar disana dan ya, Kamal juga menginginkan hal itu.

Seperti biasa, habis pulang sekolah Khazna harus les tambahan yang jaraknya lumayan jauh dari sekolahnya.

"Haduh.. pake bocor segala ini sepeda. Mana jauh lagi, bengkelnya" Khazna menghela nafas dengan pasrah, lalu ia turun sambil menuntun sepeda miliknya

Tidak lama kemudian, sebuah motor mendekat ke arahnya "Kak, boleh saya bantu?" tanya seorang pria yang baru saja membuka kaca helm miliknya

Khazna tersentak kaget "Ohh, gak usah a. Makasih" tolaknya

"Kayaknya, masih lumayan jauh bengkelnya" katanya sambil melihat ke arah depan "Yakin, gamau bareng sama saya" ajaknya sedikit memaksa

"Saya berat loh a" ucapnya ngasal

Pria di sampingnya itu terkekeh "Emang iya? Kak" katanya, setelah itu Khazna mengangguk dan naik ke atas motor sambil memegang stang sepeda miliknya

"Alhamdulillah" gumamnya seraya bersyukur

Sore ini jalanan memang sangat sepi tidak seperti biasanya, hanya ada beberapa kendaraan yang melintas.

"Habis dari mana? Kak" tanya pria itu

"Saya habis pulang les" 

"Ohh, kelas berapa? Memangnya"

"Kelas 12" jawabnya sedikit berteriak pria di depannya itu hanya mengganggukkan kepalanya

Beberapa menit kemudian, motor itu berhenti tepat di depan sebuah bengkel.

"Terima kasih banyak, a" ucapnya berterima kasih

"Iya sama-sama. Eum, apa saya perlu nemenin?" tawarnya sambil tersenyum tipis

"Nggak usah a, makasih" sergah Khazna dengan cepat "Tolong mas, ini ban sepeda saya tiba-tiba bocor" ucap Khazna kepada seorang montir

"Ohh iya kak, mohon di tunggu ya" jawab mas montir

"Kalau begitu, saya duluan" ucap pria itu yang dibalas anggukan oleh Khazna

Khazna mengeluarkan ponsel miliknya, ia memberitahu kepada sang bunda kalau dirinya sedang berada di bengkel dan mungkin akan sedikit terlambat.

Setelah selesai membayar, Khazna tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada sang montir, ia langsung bergegas untuk pulang ke rumahnya.

Yakhtaru (memilih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang