05. All Too Well

282 42 8
                                    

Running scaredI was thereI remember it, all too well

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Running scared
I was there
I remember it, all too well

— All Too Well, Taylor Swift.

KATANYA jika memang belum selesai masanya, semesta akan selalu memiliki cara tersendiri untuk mempertemukan dua orang. Nistisha hampir tidak mempercayai hal itu lagi, baginya hal itu hanya semacam bualan. Hal lucu yang menjerumuskan manusia dalam jurang bernama berharap sendiri. Dan Nistisha, muak akan hal itu. Bagaimanapun, dulu dia juga seperti itu, diam-diam berharap akan hal yang selalu dia bilang, dia sudah tidak menyukainya lagi.

Hati manusia terlalu luas jika dihabiskan untuk menyimpan satu orang— beserta kenangannya yang sebenarnya tidak seberapa itu. Tetapi entah kenapa, Nistisha masih saja menyimpannya— sebab pikirnya, semua hal yang pernah ada di hidupnya adalah hal yang selalu patut untuk dikenang dan disimpan. Padahal seharusnya tidak begitu, Nistisha. Seharusnya, manusia bisa memilih untuk menyimpan dan mengingat kesan yang mana.

Gallio Juang adalah nama pertama yang membuat Nistisha berjanji pada dirinya sendiri bahwa sampai kapanpun dia tidak akan pernah melupakan apa-apa tentang laki-laki itu. Entah cintanya yang singkat itu, atau lukanya yang masih terasa sakit hingga saat ini.

Bahkan disaat Nistisha menyadari, bahwa keputusannya untuk meninggalkan Gallio hari itu adalah hal yang benar, itu belum mampu membuat luka dihatinya sembuh dengan sempurna.

Sedangkan Jeksa adalah orang dengan nol besar jika berurusan dengan percintaan. Hidupnya selama ini hanya dihabiskan untuk keluarganya, untuk Ayah, Mama dan Javian, juga teman-temannya dan Redmoon. Laki-laki itu hanya akan iya-iya saja jika dikenalkan dengan perempuan, sisanya dia akan membatalkan janji mereka, atau menghilang tanpa meninggalkan kabar.

Itu bukan brengsek, sebab dari awal Jeksa tidak benar-benar mau.

Maka saat melihat tatapan kosong Nistisha yang saat ini tengah mengganti perbannya, Jeksa hanya mampu diam. Laki-laki itu tidak berkata apa-apa, hanya menunggu dengan sabar perbannya diganti, meskipun gadis dihadapannya ini seperti tidak sadar akan apa yang dia lakukan saat ini. Bahwa Nistisha melakukan step demi step mengganti perban, sambil setengah melamun.

"Sori kalau gue bikin lo jadi keinget Mas mantan. Gue gak tau kalau dia tiba-tiba mukul gue."

Baru saat mendengar suara berat itu, Nistisha segera tersadar. Gadis itu spontan menatap Jeksa yang saat ini juga sedang menatapnya, membuat mata mereka sempat beradu beberapa detik sebelum Nistisha langsung berdehem dan mengatur ekspresinya dengan ekspresi malas.

"Ya ini semua gara-gara lo." Gadis itu berkata dengan nada sewot, tangannya bergerak mengambil kain kasa dan menutupi luka jahit Jeksa yang tadi terbuka. Gadis itu meringis ngilu, sedikit merasa bersalah karena pukulan helm darinya sukses membuat dahi laki-laki ini mendapatkan tiga jahitan, yang sialnya malah terkena korban malpraktek juga.

Kaleidoscope: The Extraordinary J | Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang