"Saat ini saya memiliki pekerjaan yaitu tentara angkatan darat, umur saya 24 tahun, saya sudah siap secara fisik, mental, ekonomi, dan in syaa Allah ilmu untuk membimbing rumah tangga saya menuju Jannah nya. Apakah Felysya Adelisya Mahardika bersedia menjadi istri saya, cinta halal saya, penyempurna agama saya, dan pendamping saya sebagai seorang istri prajurit angkatan darat, sebagai ibu Persit" ucap Afghan sangat yakin.Degg!
"Bagaimana nak?" Tanya Syafiya kepada Felysya yang mulai tadi menunduk.
Felysya pun memberanikan untuk mendongakan kepalanya.
"T-tapi maaf Felysya belum bisa menjawab sekarang, boleh di kasih waktu?" Ucap Felysya ragu ragu.
"Bagaimana nak Afghan" tanya Andri kepada Afghan.
"Gapapa om, boleh kok mau berapa hari" balas Afghan.
"Eum, tiga hari saja gapapa" sahut Felysya pada Afghan.
"Iya sudah, berarti kita tiga hari lagi kesini yah" ujar Anisa.
"Maaf ya tante Anisa, Om Bilal, dan mas Afghan, kalo Felysya menggantung jawaban Ta'aruf ini" ucap Felysya karena merasa bersalah.
"Ehh, gapapa itu sudah hak kamu menentukan pilihan kamu sendiri. Toh ini juga buat masa depan kamu jadi harus di pikir matang matang yah" sahut Anisa sembari membawa Felysya dalam dekapannya.
"Alhamdulillah semoga akur terus ya dua bidadariku. Eh satu nya masih calon deh" batin Afghan sembari tersenyum melihat Felysya dan Anisa sedang berpelukan.
Mereka pun melanjutkan perbincangannya.
Setelah Afghan dan keluarga nya pulang..
"Duh gimana ini, terima gak ya lamaran dari mas Afghan. Kalo aku terima gimana andyni nanti" batin Felysya saat di dalam kamar
"Apa aku bilang ke andyni aja ya, sekarang? Tapi kalo sekarang kasian Andyni nya. Takut nambah kerjaan lagi di Yogyakarta" sambung Felysya.
Tok..tok.tok
"Kak, ini mama" ucap Syafiya di depan kamar Felysya.
"Iya ma, masuk aja gapapa" sahut Felysya dalam kamar.
"Kak maaf ya mama gak bisa bantu Kaka, sudah bulat keputusan papa" ucap Syafiya sembari mengelus pundak Felysya.
"Iya ma, gapapa kok. Kalo itu permintaan papa sama kakek" balas Felysya sambil menggenggam tangan sang ibu.
"Kaka gak keberatan kan? kalo keberatan biar mama nanti yang bilang ke papa" ujar Syafiya kepada Felysya.
"In syaa Allah Kaka gak keberatan kok ma, cuma gimana nanti temen Kaka ma" tanya Felysya.
"Temennya Kaka yang nama nya Andyni itu kan" balas Syafiya. Dan Felysya mengangguk.
"Gapapa kak, in syaa Allah Andyni ngerti kok. Besok di omongkan secara baik baik" jawab Syafiya.
"Iya ma, nanti Kaka omongin secara langsung aja" ujar Felysya.
"Loh memangnya Andyni kemana" tanya Syafiya kepada Felysya.
"Andyni lagi cuti ma ada urusan jakarta, kalo Ifana kedapatan pindah tugas sementara di RS surabaya" terang Felysya.
"Terus Belem tau kapan balik nya" sambung Syafiya.
"Kaya nya masih lama deh ma balik nya. Ntar Kaka tanya lagi" balas Felysya.
"Iya sudah kak. Memang enak omong secara langsung ke orang nya, takutnya kalo ngomong sekarang malah nanti ganggu dan buat Andyni gak fokus" usul Syafiya kepada Felysya.
"Iya ma, kaka juga gak mau ganggu kerjaannya Andyni" balas Felysya.
"Ma Kaka kan gak pernah belajar di pondok dan bukan santriwati, kenapa mas Afghan mau sama Kaka ma. Dia juga Gus seharusnya mencari yang setara, kenapa Kaka. Bukan karena perjodohan ini kan ma, jadinya mas Afghan mau gak mau harus nge kitbah aku" ungkap Felysya yang selama acara ia pendam sendiri.
"Kaka kenapa bilang begitu, Kaka incesure karena tidak pernah duduk di bangku pondok" tanya Syafiya.
"Iya ma, salah satunya itu" jawab Felysya.
"Kak..coba tanya sendiri ke Afghan nya. Biar lebih jelas, kalo menurut mama sih enggak terpaksa ya" sahut Syafiya.
"Kaka gak usah incesure karena kaka gak pernah duduk di bangku pondok. Kaka juga pemahaman agama nya juga sudah cukup bagus, biar nanti sisa nya Afghan yang membimbing" ungkap Syafiya untuk Felysya.
"Mending kalo ada waktu kalian omongin berdua, Kaka tanya ke Afghan nya langsung. Biar Kaka gak incesure" sambung Syafiya.
"Iya ma, nanti Kaka chat mas Afghan nya" balas Felysya.
"Sudah punya no nya" tanya Syafiya.
"Belum ma" jawab Felysya.
"Iya sudah nanti biar mama kasih, sekarang Kaka bobo ya. Jangan terlalu Bebani pikiran kaka kasian juga" ucap Syafiya.
"Mending sekarang shalat isya', sudah shalat isya?" Tanya Syafiya kepada Felysya.
"Sudah ma" jawab Felysya.
"Iya sudah kalo gitu, mending shalat istikharah dulu biar pikiran sama hati nya Kaka tenang ya" ungkap Syafiya kepada Felysya.
"Iya ma, ini habis ini kaka mau shalat dulu" sahut Felysya.
"Iya sudah, good night anak nya mama. Assalamu'alaikum" pamit Syafiya.
"Good night too mama, waalaikumsalam" balas Felysya kepada Syafiya.
Setelah Syafiya keluar dari kamar Felysya, Felysya pun langsung menyiapkan sajadah dan mukenah setelah itu ia mengambil wudhu.
"Ya Allah jika perasaanku kepada adalah perancang dan kehendak mu, maka bolehkah aku memintanya untuk menjadi takdirku, maka persatukanlah kami dalam ikatan yang halal ya Allah"
"Ya Allah ya Rab, ketika aku ada dalam keraguan, berikan aku petunjuk ya Allah. Agar setiap keputusan yang aku buat adalah yang terbaik. Serta tunjukkan jalan yang terbaik di dalamnya ya Allah"
"Kabulkanlah permohonan dan do'a hamba ya Allah, aamiin" ucap Felysya dalam doa nya.
Setelah selesai shalat Felysya pun langsung siap siap untuk tidur.
Duarr
Haii, bagaimana bab ini penasaran jawabannya? Tungguin author update lagi yaa. Semoga kalian suka sama cerita nya, jangan bosen bosen yaa. Author update dua cerita, yuk silahturahmi ke akun author.
Kalian jangan lupa untuk shalat, makan yang teratur, dan istirahat yang cukup yaa, author pamit duluu. Assalamu'alaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Ku Adalah Kakak Iparku (On Going)
Teen FictionFelysya, Andyni dan Ifana merupakan sahabat sedari SD. Kemudian Andyni tau bahwa salah satu sahabat ini akan menikah dengan crush nya🤯, bagaimana kelanjutannya? Ayo segera baca dan tambah ke perpus✨