.
.
.
Selamat baca <3
Jeongwoo menaiki lift dan menuju lantai paling bawah. Ia berjalan ke tempat parkiran, tapi setelahnya ia berhenti. Jeongwoo menatap mobil-mobil yang berderet di parkiran, dan ternyata tidak ada epi.
"Epi gue kemana anjir!" Jeongwoo melihat satu persatu mobil yang terparkir rapi di situ. Bahkan ia sudah berjalan menyelusuri satu tempat parkiran itu. Dan tetap saja epi tidak ada.
Jeongwoo terdiam seketika mengingat kejadian tadi malam. Ia dari kantor, terus bermain dengan Junghwan dan Doyoung, setelah itu ia mengantuk.
"OHH IYAA, EPI GUE MASIH DI KANTOR!"
"Terus gue naik bus gitu?!"
"Kenapa? Kok lo belum berangkat?" tanya Haruto.
"Epi gue masih di kantor lo!"
"Yaudah ayo bareng gue aja." Haruto langsung merangkul pundak Jeongwoo, dan berjalan menuju mobilnya.
Selama perjalanan, di dalam mobil hanya diisi keheningan. Haruto yang sibuk menyetir dan menatap depan, sedangkan Jeongwoo hanya diam menatap keluar jendela mobil dengan kedua telinganya yang memakai earphone.
"Haruto, sampe depan gerbang aja. Jangan masuk!" Haruto menoleh sekilas lalu mengangguk. Dan akhirnya mobil Haruto berhenti di depan gerbang. Jeongwoo melepas seat bealt dan menatap Haruto dahulu.
"Makasih Haru-- emphh!!" Haruto menarik tengkuk Jeongwoo dan menyatukan bibir keduanya, Haruto melumat bibir Jeongwoo yang manis. Hanya lumatan, lidah Haruto tidak masuk ke dalam mulut Jeongwoo.
Haruto masih menghisap bibir bawah dan atas milik Jeongwoo dengan lembut, tangannya yang berada di tengkuk Jeongwoo berpindah ke pipi tembam Jeongwoo. Dan mengelusnya dengan halus. Tangan Jeongwoo memukul dada Haruto supaya melepaskan ciumannya, Haruto yang mengerti langsung melepaskan lumatannya dengan tidak rela.
"Hah... Hah!! Main nyosor aja lo!!" Haruto terkekeh, tangannya mengelap area bibir Jeongwoo yang terdapat saliva miliknya.
"Dah awas gue mau keluar!" Jeongwoo membuka pintu mobilnya, tapi tangannya di tarik Haruto, dia balik badan menatap Haruto dengan jengah.
"Apa lagi?"
"Lo pulang bareng gue, chat gue. Jangan main kemana-mana, langsung chat gue." ucapnya dengan nada datar.
"Ya kalo gue inget."
"Belajar yang bener, biar lo bisa jadi dokter beneran." Haruto mengusap kepala Jeongwoo. Ia hanya diam membeku sambil melihat wajah Haruto yang sedang menatap dirinya itu.
"Kenapa diem? Lo mau ikut gue ke kan---"
Brak!
Jeongwoo keluar dari mobil Haruto dan menutup pintu mobil dengan tidak santai. Haruto yang melihat itu hanya tersenyum miring, lalu menjalankan mobilnya untuk pergi dari karangan sekolah.
Jeongwoo berjalan memasuki gedung sekolah, namun di pertengahan jalan Pundak Jeongwoo di tepuk oleh seseorang. Dia menoleh, dan mendapati kedua temannya.
"Di mobil habis ngapain tuh!" ejek Junghwan.
"Waduh, sekarang Jeongwoo di anter jemput sama Sugar Daddy ya." ucap Doyong dengan nada mengejek.
Jeongwoo memutar kedua bola matanya malas. "Ck, apa sih? Epi gue masih ada di kantor dia! Jadi gue bareng aja!"
"Setiap hari juga ngga papa kali! Kan udah S---"
Tak!
"Aduh! Kok lo nyentil sih!!" Junghwan meringis saat dahinya di sentil sama Jeongwoo.
"Pelanin dikit napa suara lo! Ntar ada yang denger!"
"Hayuluu, ayo Woo. Tinggalin aja." Doyoung merangkul Jeongwoo dan pergi meninggalkan Junghwan seorang diri.
Junghwan yang melihat kedua temannya itu ia langsung mengejar mereka. "Tunggu gue woy!!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ruka yang sedang membaca novel sambil menidurkan dirinya di atas sofa, ia berdecak malas ketika mendengar ketukan di pintu apartemennya. Ruka berdiri lalu mendekati pintu.
Cklek
Pintu terbuka dan menampakkan sosok perempuan yang tingginya setara dengan dia. Ruka memerhatikan perempuan itu, ia mengangkat alisnya sebelah. "Siapa ya?"
"Aku pacarnya Haruto dan aku kesini mau ketemu Haruto." ucapnya dengan tampang angkuh.
"Hah pacar? Sejak kapan?"
"Udah dari lama! Minggir deh! Aku mau ketemu Haruto!" Ruka hanya membiarkan perempuan itu masuk, biarkan ia mencari Haruto di dalam. Lagipula Haruto juga tidak ada disini.
"Mana? Ada dia ngga?" tanya Ruka sambil bersedekap dada.
Wonyoung yang sudah mencari di seluruh ruangangan kini kembali ke hadapan Ruka. "Aku tau! Pasti dia ada di kantor!"
Ruka mencekal tangan Wonyoung yang ingin keluar dari pintu. Wonyoung berbalik badan menatap Ruka dengan tidak suka. "Apa sih?!"
"Lo jangan ngerusuh ya di kantornya Haruto! Udahlah mending lo pulang!"
"Lepas! Aku cuman mau ketemu Haruto! Emang aku salah? Lagian juga aku kan pacarnya!"
"Aneh lo! Jelas-jelas Haruto udah nikah, lo tuh jangan mimpi!"
"Aku tau! Emangnya kenapa kalo Haruto udah nikah? Aku bisa aja rebut Haruto dari si banci itu!" jawabnya dengan angkuh.
Ruka melebarkan matanya saat mendengar ucapan Wonyoung. "Gila! Secantik apa lo emangnya hah?!"
"Haruto juga ngga akan mau sama lo! Mending Jeongwoo dah."
"Sebelum ada si banci itu, aku udah duluan sama Haruto! Dia yang ngerebut Haruto dari aku!" ucapnya tak terima.
"ANJIR?! Haruto main belakang?!" batin Ruka.
"Udahlah! Aku mau ketemu Haruto dan mau cepet nyingkirin si banci itu!" setelah mengatakan itu, Wonyoung pergi meninggalkan apartemen Haruto dan meninggalkan Ruka yang masih diam di tempat.
"Abang! Bisa-bisanya lo ngeduain si Jeongwoo!!" gumam Ruka dengan marah.
Ruka gak tau aja kalo Haruto sama Wonyoung sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Thank you for reading.🫶🏻maafkan aku readerss, minggu kemarin tidaa update (╥﹏╥) soalnya minggu kemarin bener-bener sibuk jadi tida sempat update ( ´-ω-). ohh yaaa, vote nya jugaa yaa mantemann (  ̄▽ ̄)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Destined Love] Hajeongwoo's Arranged Marriage
Novela Juvenil"Apa lagi?!" "Pasangin dong, nih!" Haruto memberikan dasi yang belum ia pakai ke Jeongwoo. Jeongwoo melebarkan matanya, "Lo kan bisa masang sendiri! Udah gede kok ngga bisa masang dasi!" "Tolong lah!"