Ini tahun keduanya di SMA Inarizaki. Tidak ada banyak perubahan sebenarnya, hari-hari yang monoton terus berjalan, tugas bertambah banyak, stress meningkat, kadang-kadang ada guru yang menyebalkan, susah untuk bergaul dengan teman sekelas.
Tapi ada hal yang baru di tahun kedua ini. Flashback di tahun pertama aida di Inarizaki, Hirano Maria--manager klub voli inarizaki--memberikan aida formulir untuk bergabung menjadi manager klub voli inarizaki yang baru. Saat itu Maria adalah anak kelas dua, yang berarti dia akan naik ke kelas tiga sebentar lagi.
Mau tidak mau dia harus cepat-cepat mencari penggantinya untuk mengurus klub voli ini. Entah kebetulan atau malah sial, Maria malah menghampiri kelas aida terlebih dahulu. Ketika anak kelasnya ditanya siapa murid di kelas itu yang belum mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, semua pasang mata menuju pada aida yang baru saja membuka kotak bekalnya untuk makan siang.
'bangs*t.' kasar, tapi dia kesal, jadi wajar.
Seakan-akan mengerti dengan gestur aida yang membeku di tempat, Hirano langsung menghampirinya dan memberikan formulir, serta berbisik pada aida untuk menemuinya dua hari lagi sepulang sekolah di pintu belakang gor klub voli.
Dengan begitu, Hirano meninggalkan kelas aida dan melongsong pergi dengan hati tenang dan bahagia karena sudah menemukan manager baru untuk membantunya di klub voli. Yang tak tenang sekarang adalah aida, rencana pertamanya saat masuk ke sekolah ini adalah :1. Jangan cari masalah.
2. Jangan ikut ekstrakurikuler apapun karena dia pemalas dan mudah untuk kelelahan.Tercoret sudah rencana nomor dua. Kalau menolak ajakan senpainya, malah akan menambah masalah, takut jika dia malah akan disindir nantinya karena mengabaikan ajakan senior. Tapi, kalau setuju dengan ajakan senpainya, malah hanya akan menambah beban pada dirinya sendiri, waktu istirahatnya berkurang, itu berarti waktunya untuk mengerjakan tugas sekolah juga akan berkurang karena aida akan langsung tertidur lelap begitu sampai di rumah seusai aktivitas klub. Dua hari aida pakai untuk berpikir keras hingga tugas-tugas sekolah tak lagi jadi prioritas.
Pada akhirnya, aida harus memihak pada ajakan Hirano dan mengatakan selamat tinggal pada waktu tidurnya. Kakinya terasa berat sekali untuk melangkah seiring dengan semakin dekatnya jarak gor klub voli.
Wajah Hirano terlihat berseri-seri begitu melihat sosok aida yang menyeret dirinya secara terpaksa, dengan tak ikhlasnya, aida secara resmi menjadi manager klub voli yang kedua. Di hari itu juga, aida berkenalan dengan teman seangkatannya. Omimi Ren, Ojiro Aran, Akagi Michinari, dan yang terakhir adalah Kita Shinsuke.
Sesuatu tentang Kita membuatnya sedikit tidak nyaman, sebagian besar alasannya adalah karena tatapannya yang lurus dan tajam itu, seakan-akan ingin mengulik apa yang sedang dipikirkan oleh aida, tapi dia sopan, jadi tidak masalah.
Akagi dan aida sudah saling kenal sejak kecil, satu kelas juga, jadi tidak ada masalah.
Aran dan Omimi terhitung siswa yang baik, mudah untuk berteman dengan mereka, minusnya disini hanya badan mereka yang terlalu tinggi untuk ukuran anak kelas satu sma. Leher aida nyeri sekali jika harus mendongak terus-menerus selama berbicara dengan mereka. Hari yang menyebalkan untuk menjadi perempuan remaja dengan tinggi 165 cm. Tapi tidak apa-apa, dia masih dalam fase berkembang, siapa tahu saat kelas tiga tingginya sudah melebihi Omimi atau Aran.
Setidaknya, untuk sekarang ini, dia bisa mendapatkan lebih banyak teman di sekolah. Bodoh sekali bagi aida untuk tidak memikirkan berbagai kemungkinan terburuk yang akan terjadi selama dia berada di klub ini.
Kembali ke masa sekarang, lihatlah dia, wajah pucat walau sudah makan siang, pelipis ditempeli salonpas yang tidak berefek sama sekali kepada sakit kepalanya, buku fisika yang tergeletak begitu saja di atas meja. Tugas ini belum selesai padahal deadlinenya hari ini karena kemarin dia pulang malam karena klub voli punya latihan ekstra, dan sebagai manager, dia harus ikut juga di latihan ekstra itu menemani anggota yang lain. Sialan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
memories ; (思い出)
Fanfictioniekami aida tidak pernah menyukai motto dari SMA Inarizaki, rasanya sombong sekali. Justru menurutnya, memori adalah hal berharga untuk orang pelupa seperti dirinya, momen-momen berharga yang berlalu tidak bisa diperoleh kembali. Maka dari itu, rem...