"sis"
Sisca yang lagi membuat kopi mendongak
"eh Victor, mau bikin kopi?"
"iya nih, buat ngilangin ngantuk" Victor terkekeh
"dasar, pasti begadang nih kalo kaya gini" tebak Sisca
Victor terkekeh, "iya bener banget"
"ekhem!"
Victor dan juga Sisca kompak menoleh ke sumber suara, Sisca langsung tersenyum kikuk saat menatap mata tajam bos nya itu
"eh Bu Shani? siang Bu!" Victor membungkuk hormat
"hm."
"Sisca, kamu keruangan saya sekarang!" ujar Shani yang berlalu begitu saja setelah memerintahkan sekertaris nya itu, tanpa repot repot mendengar jawaban sang sekertaris
"vic, aku duluan ya harus buru buru nih" ujar Sisca buru buru menuangkan kopinya
"iya kamu semangat ya!" Victor mengusap kepala Sisca
"eh iya makasih" ujar Sisca kikuk,
Sisca beranjak pergi untuk menghampiri bos nya
cklek
"kenapa lama?!" tanya Shani memicing menatap sang sekertaris yang baru memasuki ruangannya
"iya maaf Bu, tadi saya lagi buat kopi" jawab Sisca
Shani berdecak kesal, "kamu duduk!" perintah Shani, yang di turutin Sisca yang kini duduk di kursi ruangan shani
"saya dari tadi nyari kamu di ruangan kamu tapi gk ada! saya dua kali ngecek ruangan kamu tapi tetep gk ada. kamu selingkuh sama Victor iya?!"
Sisca dengan cepat menggeleng, "enggak! saya tadi ke divisi marketing Bu, ngobrol sebentar sama Anin sambil ngecek ngecek laporan bulanan buat validasi data prestasi besok"
"Anin siapa? selingkuhan kamu yang asli?!!"
"nggak Bu! astaga ibu ini pikirannya jelek Mulu"
"ya mana saya tau!"
"ibu---"
"saya bukan ibu kamu!" potong Shani dengan alis menekuk tajam
"iya maaf, terus saya haru panggil apa dong?"
"bukan saya! emang ada orang pacaran bahasanya saya saya?! biasakan pake aku-kamu!"
Sisca mendengus, sendirinya aja pake saya-kamu padahal. giliran Sisca yang begitu malah ngomel
"kamu juga pake saya-saya, kenapa aku gk boleh?" protes Sisca
"yaudah saya juga pake aku-kamu, kamu gk perlu marah marah gitu dong!"
dahi Sisca menyerit "siapa yang marah sih? aku gk marah loh"
"nada suara kamu kaya orang marah!"
"enggak.."
"iya!"
"kamu tuh yang nada suaranya galak banget, kok malah aku yang di omelin" cibir Sisca
"kamu gk suka?! oh iya kamu kan sukanya Victor" sewot Shani
"apasih kok bawa bawa Victor terus?"
"ya gk tau!"
Sisca menghela nafasnya, di kemudian berdiri dari duduknya menghampiri Shani yang masih menekuk alisnya kesal.
"kenapa sih? dari tadi ngomel ngomel terus, akunya di marahin Mulu" ujar Sisca tangannya terangkat membelai lembut kepala Shani
"kamu ngapain aja sama Victor di belakang tadi?!" ujar Shani sensi dengan mendongak menatap Sisca yang kini berdiri di hadapannya