'Not Friend'

302 32 48
                                    

Budayakan membaca deskripsi terlebih dulu ya kawan!!

do not blaspheme and hurt each other!!




Seorang pemuda nampak lari terengah karena jam yang melingkar di pergelangan tangan kurusnya sudah berada tepat di atas angka delapan. Dan itu berarti dirinya terlambat masuk kelas pagi.

Sungguh kesialan baginya sudah bangun tepat pukul tujuh, masih diikuti ban mobilnya yang tiba-tiba saja bocor di tengah jalan. Jalanan yang sepi hingga membuatnya hampir saja mengurungkan niat untuk meneruskan keinginan kuat masuk menuntut ilmu.

Namun akhirnya dirinya tetap memaksakan kakinya sampai di sebuah perguruan tinggi. Tempatnya menuntut ilmu dua tahun terakhir.

Langkahnya semakin memelan ketika sampai di depan pintu kelasnya. Dan betapa terkejut dirinya ketika mendapati kelasnya kosong dan hanya satu orang yang berada di dalam kelas.

Pemuda bersurai pirang keemasan sedang fokus di tempat duduknya sembari membaca sebuah buku tebal yang bisa diperkirakan merupakan salah satu buku yang merangkum teori bisnis.

bruk


Suara tubuh yang sedikit keras jatuh mengenai kursi terdengar, membuat seseorang yang fokus pada bacaannya menolehkan kepalanya ke arah samping.

" Tak baca pesan dariku?" tanya pemuda bersurai pirang yang membalik halaman bukunya

" Memang ada apa?" balas tanya pemuda bersurai merah menyala, mengeluarkan ponselnya

" What the fu*k??!! Kenapa kau tak bilang ai Peat??!!" teriak pemuda bersurai merah itu pada seseorang di sebelahnya

" Kan sudah ku beritahu. Lagipula hentikan kebiasaanmu yang begadang hanya untuk bermain itu, Eul." pemuda bernama Peat tersebut menutup buku bacaannya

" Aku menyukainya ai Peat. Kalau tak bermain game dulu aku tak bisa tidur." gumam pemuda bernama Noeul dengan bibir mengerucut runcing

" Kau mau ku cium?" Noeul membulatkan matanya mendapati pertanyaan sedikit aneh dari temannya

" Kau benar-benar ingin ku cium?" Noeul menggeleng dengan kedua mata terbuka lebar yang membuatnya terlihat menggemaskan

" Kalau begitu ayo!" Peat berdiri lebih dulu, menunggu Noeul yang masih bengong di tempatnya

" Mau kemana?"

" Pulang." Peat berjalan lebih dulu meninggalkan Noeul yang berlari mengekor di belakangnya


•••


" Hahahaha..." suara tawa menggema di dalam sebuah apartemen

Si pemilik suara tawa itu sedang menertawakan kartun yang dia tonton di layar televisi berukuran besar. Tangan yang sibuk memegang popcorn instant yang dia beli ketika berkunjung ke tempat temannya. Juga sekaleng minuman cola yang menjadi teman dikala menikmati hiburan di depan mata.

Peat menggelengkan kepala melihat pemandangan temannya yang tertidur di sofa apartemen miliknya setelah puas menonton kartun kesukaannya dan membuat sedikit berantakan tempatnya karena remahan makanan ringan yang dimakan oleh Noeul.

Pemuda bersurai pirang itu memindahkan tubuh temannya dan membawanya ke dalam kamar miliknya.

Mata teduhnya menatap intens tubuh yang tergolek diam di atas ranjang miliknya. Bau vanilla cokelat tercium menyengat di indera penciuman yang masih terjaga.

Bibir cerah seperti buah persik yang matang itu terlihat begitu menggoda. Entah apa yang salah dengannya, sejak setahun terakhir bibir tipis itu selalu menggodanya untuk meminta diincip.

LAPIN COUQUIN (Nouel's Ghost Ship)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang