*happy Reading*•
•
•
"Halo? Permisi apa ini dengan tuan Alvin Rizqi" tanya seseorang di seberang sana dengan sopan.
"Iya ini siapa?" tanya Alvin penasaran.
"Saya suster dari rumah sakit jaya, saya ingin mengabarkan jika tuan Alzan berada di rumah sakit" ucap suster itu pada Albin dan di dengar oleh anggota lain.
Karna dia berada di markas hanya sekedar berkumpul karna di mansion hanya dia sendiri, karna Alan sedang berkumpul dengan geng nya juga.
"A-Alzan?" ucap Izan sahabat dekat seseorang yang di panggil Alzan tadi.
"Rumah sakit" ucap Cio.
Hanya mereka berlima dan Izan yang pergi ke rumah sakit karna jika mereka pergi semua akan membuat rumah sakit semak dan padat nanti.
Setelah beberapa menit mengendarai motor mereka akhirnya sampai di rumah sakit jaya.
Mereka memarkirkan motor mereka pada tempat parkiran di rumah sakit dan berjalan masuk untuk menemui anggota mereka yaitu Alzan.
"Misi sus"sapa Ilham pada suster yang berada tak jauh dari mereka.
" ah, iya dek? ada yang bisa saya bantu?" jawab suster itu.
"Ruang Alzan di mana sus"- Gibran.
"oh, ruangan ni 03 dek"-sus.
"makasih sus, misi"
Mereka berjalan menuju ke ruangan yang di katakan suster tadi dan bertepatan seorang dokter keluar dari sana.
"Maaf dok, apa di sini ruangan Alzan" tanya Izan.
"Iya" jawab sang dokter.
"Bagaimana keadaanya dok" khawatir Izan.
Dokter itu menghela nafas sebentar dan menatap beberapa pemuda berseragam Di hadapanya.
"Saya turut berduka cita, dia sudah tidak bisa kami selamatkan karna beberapa tulang patah dan beberapa tusukan di tubuhnya.
Mendengar itu Izan menangis dan mereka melihat itu iba terhadap angota mereka.
"makasih dok, apa bisa lansung di makamkan saja" ucap Alvin.
"Baik tuan, kalau begitu saya permisi" dokter itupun pergi dari hadapan mereka.
💥🕊
"Alvin aku ingin berbicara denganmu" ucap Alan sambil menatap adik bungsunya ini.Alvin hanya diam memandang Alan.
Melihat Alvin yang hanya diam membuat dia menghela nafas.
"Aku akan tingal di mansion papa" ucapnya, Alvin masih diam.
"Baik"
Alan menatap Alvin yang tiba tiba menatap dirinya datar, sepertinya dia tau apa yang ingin di ucapkan Alan.
"Jika kau ingin keluar dari sini maka keluarlah, aku tidak pernah memaksa untuk kau tinggal di sini, kabari aku jika kau akan pergi." ucap Alvin panjang lebar dan melangkahkan kakinya menuju kamar di lantai dua.
Karna sedari tadi mereka duduk di meja makan, mereka baru saja selesai makan malam.
"Hah, padahal aku juga ingin mengajaknya" Gumam alan dengan sendu.
"Tapi tidak ada salahnya bukan menyuruh papa membawa dia juga" ucapnya dengan senyuman.
Tanpa mereka sadari sedari tadi mereka di tatapi oleh dua hologram yang sedang bersantai di lantai atas.
"Ku harap tuan bisa bahagia" ucap IA sontak membuat VO
"Benar dia sudah menderita sebelum lahir ke dunia" ucap VO sedih.
"Kau sudah mendapatkan data yang di sembunyikan" tanyanya penasaran.
"Sudah IA, mereka benar benar kejam"
"Tungu kau membicarakan tuan yang mana" ucap IA bingung.
VO menghela nafas dan menatap ke arah Alan yang berjalan menaiki tangga.
"Tentu saja yang ini"
"Jadi...."
💥🕊
"Halo bos quee yang paling ganteng dan baik hati" ucap Gibran yang tiba tiba datang sambil berteriak dari arah luar."Kenapa lo? Tumben muji bos" tanya Kenan heran.
Gibran duduk di samping Alvin dan menatap Alvin, begitu juga dengan Alvin yang menatap Gibran menunggu apa yang dia inginkan.
"Heh ngapain kalian tatap tatapan, suka baru tau" Ucap ilham yang mulai bosan melihat keterdiaman mereka.
"Ekhm, b-bos gue bisa gak pinjem uang lo, nanti kalo ada rejeki gue balikin" ucap Gibran sambil menunduk.
"Eh bos lo kenapa tumben murung" tanya kenzo.
"Untuk apa?" tanya Alvin angkat bicara.
"Untuk u-untuk biaya sekolah adek gue" ucapnya sedikit gugup.
"Baik" Gibran menatap ke arah Alvin dan tersenyum senang.
"Makasih bos, gue bakalan balikin"
Alvin hanya diam dan tidak membalas ucapan Gibran lagi, karna hatinya sedang dongkol.
Karna apa? Karna dia tau keluarga Gibran tidak pernah peduli kepada ketiga anaknya tapi sangat peduli pada anak sulung mereka yang sekarang sudah menjadi CEO besar.
Dan karna umurnya yang hanya berbeda 3 tahun dari Gibran membuat dia menjadi salah satu pemuda sukses.Dan karna itu orang tua mereka tidak terlalu peduli pada mereka bertiga dan adik kembar Gibran.
"Lo kalo mau minta sama kita aja bakal gue kasih kok" ucap ilham.
"Kalian ingin ke mansion" tanya Alvin pada mereka, mereka ya g dengengar itu menganguk semangat.
"Maaf bos gue gak bisa, gue harus jaga adik gue di rumah cuman berdua" ucap Gibran tidak enak.
"Bawa mereka" ucap Alvin dan berdiri untuk mengambil kunci motor dan helem miliknya.
"Nah, lo dah di kasi bawa adek lo jalan jalan, gak kayak bis yang dulu, cuman mentingin diri dan kekayaan doang.
"heem, gue senang"
"Makasih udah kasih gue tumpangan bos" batin Gibran terharu.
Makasih say dah baca, seneng deh. Tapi alurnya gak tau kek mana dah ini🤣 yang penting udah ada tulisannya yekan 🤣🙏
Typo tandain
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi kevin or alvin (Hiatus Sementara)
Teen Fictionkisah Kevin Anggara Ariga yang merupakan CEO dan memiliki perusahaan terkenal di jerman dan kebanyakan cabang berada di indonesia. hidup sendiri tanpa ada orang tua di sampingnya yang menyemangati harinya yang suram dan kejam. karna sebuah kesengaja...