Masih Semasa SMA (Sakti - Ayu)

617 8 2
                                    

photo as Huang Yunfei

photo: pinterest

---

Kehidupanku berjalan dengan normal walaupun telah patah hati yang diakibatkan oleh diri sendiri. Tidak apa-apa Sakti telah memiliki pacar. Aku tidak apa-apa.

Namun, ternyata satu sekolah pun juga merasakan patah hati. Murid perempuan kami sibuk menggosipkan pacar Sakti. Walaupun ini sudah lama sejak pertandingan DBL di mana pacar Sakti hadir. Setelah itu, memang tidak terlihat eksistensi pacar Sakti walaupun Sakti bermain basket lagi hingga tersisihkan saat perempatan final.

Kami juga telah menemukan media sosial dan nama pacar Sakti. Huang Yunfei namanya. Satu fakta lagi, ternyata pacar Sakti adalah selebgram dari China. Tidak heran, Ibu Sakti memang berasal dari China, maka pergaulannya akan menembus hingga mancanegara.

Kalau dilihat-lihat pun Sakti dan pacarnya sangat cocok. Ganteng dan cantik.

***

Kehidupan SMA saat kelas 3 aku alami dengan kurang menyenangkan. Aku dijauhi oleh teman-teman dan menjadi korban bullying. Hanya tersisa tiga temanku saja yang masih mau mempercayaiku.

Hal ini bermula ketika adanya berita rektor universitas tempat Ayahku bekerja ditangkap atas dugaan korupsi yang mencapai 10 milyar. Kasus ini sangat menggemparkan sekolahku, terutama oleh aku sendiri. Ayahku juga terseret pada kasus tersebut. Bukan sebagai tersangka sebenarnya, hanya sebagai saksi, karena ayahku sendiri menjadi teman dekatnya. Namun, teman-temanku menyalah artikan itu. Mereka kira ayahku turut serta ikut menikmatinya.

Oleh karena itu, kehidupan SMAku menjadi sedikit suram. 

Sampai pada momen bullying yang aku alami mencapai kekerasan fisik. Usut punya usut, pelaku dari pembullyan yang aku alami merupakan adik dari kakak yang berkuliah di universitas ayahku mengajar. Lagi-lagi karena mereka salah paham. Aku sudah menjelaskan bahwa ayahku hanya sebagai saksi saja. Tetapi, mereka tidak mempercayaiku.

Kekerasan fisik yang mereka lakukan padaku sebenarnya masih ringan. Seperti, mereka dengan sengaja melempar bola padaku saat pelajaran olahraga berlangsung, yang memang kebetulan kelasku dan dia di waktu yang sama.

Hal ini telah berlangsung selama sebulan. Aku sudah muak sebenarnya.

Hari itu aku dan teman-temanku pergi ke kantin bersama. Sejak aku mengalami pembullyan, teman-temanku dengan sukarela menunggu jam istirahat yang akan segera berakhir, baru setelah itu kami akan menuju kantin. Menunggu sepi katanya, supaya aku tidak terlalu berinteraksi dengan para pembully itu.

Kantin memang sudah terlihat tidak begitu padat. Kami pun bersama-sama menuju area yang menjual bakso. Saat sedang melihat-lihat sekeliling kantin, aku melihatnya. Dari arah berlawanan Sakti berjalan ke arahku. Mataku terfokus menatap padanya. Jarak kami sebentar lagi semakin dekat. Hingga ...

"Awasss, Yu!!"

"Yuuu!!"

"Sak, awas!!"

Aku mendengar teriakan teman-teman. Tubuhku terlindungi oleh tubuh seseorang. Tubuh itu adalah milik Sakti.

"Arghhh ...."

Aku mendongakan kepala dan melihat raut wajah Sakti yang sepertinya kesakitan. 

"Ehh ...."

"Dammit, kamu kalo bawa makanan yang hati-hati dong."

"Bego banget sih. Ini Sakti kena air panas, goblok. Kamu tuh gimana sih. Kalau Sakti kenapa-napa kamu harus tanggung jawab."

"Sak, You okay?"

Diikuti suara-suara yang ada di sekitar, aku melihat teman-teman yang memandang cemas ke arah kami. Pandanganku masih terhalang oleh tubuh Sakti, aku tidak bisa melihat apa yang terjadi di belakang tubuh Sakti.

Oneshoot storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang