04

21 15 4
                                    

Annyeonghaseyo yeorobun
Happy reading
Hope you enjoy the story chapter 4
Jangan lupa vote nya and komen





Annyeonghaseyo yeorobunHappy reading Hope you enjoy the story chapter 4 Jangan lupa vote nya and komen••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Suara ketukan pintu itu terdengar sangat nyaring bunyinya, saat sang empu dengan sengaja mengetuk nya dengan keras. Aku terbangun dan langsung menyadari bahwa bunyi ketukan keras itu datang dari jari jari  kecil Chiko.

"Mbak dahayu,"panggil Chiko dengan sedikit nada khawatir.

"Ada apa, kenapa wajah mu terlihat murung, apa mbak Adisti memarahi mu lagi, hm? Ayo cerita sini"kata ku seraya menepuk pinggir ranjang di sebelah ku, agar anak laki laki kecil itu duduk di sebelah ku.

Chiko menatap ku sebentar, lalu berjalan mendekat dan langsung duduk di samping ku, aku langsung memeluk nya sebentar dan memberikan usapan hangat di pundak kanan nya.

Aku mulai membuka suara untuk bertanya kembali, "Sekarang Chiko cerita dan bilang sama mbak, Chiko kenapa?"

"Ta-tadi, "jawab nya yang terlihat masih ragu ragu.

"Kenapa,hm?"

"Chiko tidak sengaja merusakkan handphone mbak Adisti"ucap nya dengan lantang dalam satu tarikan nafas, kepala nya menunduk menyesal, sekarang wajah nya terlihat begitu sangat khawatir.

Aku menarik nafas dalam dalam, dan menghembuskan nya perlahan lahan ke udara, aku menatap wajah Chiko yang tampak sangat khawatir akan Adisti yang akan memarahinya nanti.

"Sekarang coba pelan pelan Chiko ceritain semuanya sama mbak, bagaimana sampai bisa Chiko tidak sengaja merusakkan handphone mbak Adisti?"

"Tadi Chiko ingin meminjam sebentar handphone mbak Adisti tapi.." belum sempat Chiko melanjutkan nya, aku lebih dulu memotong ucapannya secara sepihak, " untuk apa Chiko meminjam handphone mbak Adisti?"tanya ku dengan penasaran.

"Untuk menelpon Simbah"katanya dengan pelan.

"Lalu,"aku menatap lekat wajah Chiko, dan siap menanti kalimat berikutnya yang sudah pasti bernada murung.

"Tapi, mbak Adisti tidak mau meminjam kan nya karena sedang di pakai, Chiko menunggu sangat lama, saat mbak Adisti sudah selesai menggunakan nya. Chiko melihat mbak Adisti meletakkan handphone nya di atas meja, lalu setelah mbak Adisti pergi Chiko langsung mengambil handphone nya tapi...,
Saat Chiko menggunakan handphone nya untuk menelpon Simbah tiba-tiba handphone nya mati. Karena kehabisan baterai, Chiko sangat kesal dan tidak sengaja menjatuhkan nya ke lantai..."ujar nya panjang lebar hingga membuat ku tercengang.

Laut Menangis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang