Eps 02 - Bagian 4

6 0 0
                                    

Seselesainya aku mandi dan berganti baju, aku bergegas ke kamar panitia Perempuan tepat disebelah kamar mandi. Lalu, baru sampai didepan pintu kamar aku berpapasan dengan Nathan yang sedang membawa gelas teh yang sudah kosong.

"Loh Nat, ngapain dari kamar Perempuan?" Tanya ku, terkejut.

"Ah engga, tadi aku kasih Ivy tehnya"

"Kamu itu crew Akomodasi, yang urus kesehatan entah panitia ataupun partisipan, itu tugas ku Nat" Jawab ku, tegas sekaligus kesal.

Setelah itu, Nathan memutar kedua bola matanya sambil meninggalkan ku yang sedang kesal karena tugas ku justru dikerjakan olehnya.

Lagi-lagi aku melihat bayangan Perempuan Belanda itu lagi tepat diluar jendela kamar kami, "mau apa sih?" kata ku dalam hati. Karena kesal, aku menggertak sambil memukul kaca jendela tersebut dan membuat Perempuan Belanda itu terkejut lalu menjatuhkan payungnya.

Test... Kak Fana... bisa tolong cek ke villa anggota?

"Ya bisa, aku akan segera kesana" Sahut ku singkat.

Ada anak yang sakit, suhu tubuhnya hangat, tapi keringatnya dingin

"Oke, tunggu sebentar ya, aku akan segera kesana membawa obat" Sahut ku lagi, sambil berlari membawa obat-obatan.

Pukul 19.00 Villa Anggota,

Aku memeriksa keadaan anak Perempuan yang sebelumnya dilaporkan tadi melalui HT, suhu tubuhnya memang hangat tapi tidak berkeringat dingin. Kemungkinan besar ia merasakan keringat dingin, karena sejak tadi lari dilapangan dekat Aula dengan suhu tempat yang cukup dingin, sehingga ia beranggapan bahwa ia sedang keringat dingin.

Ku berikan ia obat penurun demam dan menganjurkan ia untuk minum air lebih banyak dari biasanya, seluruh perhatian ku menjadi terpusat ke anak tersebut. Ia adalah Jessica, aku memeriksa tasnya atas ijin dari Jessica untuk mengambil jaketnya.

Kemudian, aku melihat ada serbuk putih didalam sebuah plastik kecil, lengkap dengan 2 siung bawang merah yang dibungkus bersamaan. Aku heran, ini anak mau masak dimana? Kok bawa beginian? Kata ku dalam hati.

"What is this for anyway?" Ucap ku pada Jessica yang sedang meminum air hangatnya.

"Itu garam dan bawang merah, mami bawakan itu untuk aku Kak Fan" Jawabnya serius.

Dari jawabannya, terlihat sekali ia pun tidak mengerti kenapa ia dibawakan garam dan bawang merah. Namun, aku anggap itu sebagai sebuah tradisi tertentu sehingga aku tidak begitu banyak bertanya perihal tersebut.

Tak lama kemudian, Jessica tertidur dengan jaket tebal dan selimut bulu yang sangat nyaman miliknya untuk membawanya ke alam mimpi yang indah. Sementara aku berjalan sendirian kembali ke Aula sembari menembus hujan gerimis diluar ruangan.

Lagi-lagi aku bertemu Perempuan Belanda itu, aku membaca gerak bibirnya yang mengatakan dengan jelas maksud ia terus muncul dihadapan ku.

"Kekasih mu selingkuh"

Tapi aku tidak begitu menghiraukannya, untuk seorang hantu tanpa kedua bola mata, dari mana ia tahu soal selingkuh tidak selingkuh? Aku tidak pedulikan hal itu.

Sementara berdiskusi dengan teman seperjuangan ku, Katrina yang sedang sibuk memasak makanan untuk disiapkan besok pagi. Sarapan sederhana untuk anak-anak baru, ia bertanya pada ku, "kau ingin makan apa malam ini Fan?"

"Aku ingin pop mie saja, apa masih ada?"

"Kau ini, jauh-jauh ke Bogor, makannya kok pop mie? Makan nasi lah" Ucap Katrina.

"Tadi kan udah makan nasi, dingin gini enaknya makan pop mie hangat" Jawab ku, sambil mengoleskan Hot In Gel ke kedua telapak kaki ku yang sudah memucat karena dingin.

"Kau sudah tahu?" Tanya Katrina, ia berbisik.

Aku meliriknya lalu menatapnya dengan serius.

"Tahu apa? Tahu goreng?" Kata ku sambil tertawa.

"Aku serius, sebenarnya bagaimana sih hubungan mu dengan Nathan? Aku melihatnya berduaan terus menerus dengan Ivy loh"

"Aku dan Nathan baik-baik saja kok, lagipula kenapa sih semua orang khawatir karena hanya melihat kedekatan mereka? Sampai hantu disini saja ikutan bilang hal yang sama" Ucap ku, kebablasan.

Mendengar perkataan ku itu, Katrina dan beberapa panitia Seksi Konsumsi lainnya ikut berkumpul diruang makan untuk mengetahui tentang hantu yang ku katakan tadi.

Karena sudah terlanjur, akukemudian menceritakan yang sudah aku rasakan dan lihat sejak awal datang kevilla. Sehingga anak-anak yang sebelumnya fokus menggosip tentang kedekatanNathan dan Ivy berubah menjadi pembahasan hantu Belanda yang ku lihat.

DUNIA FANA: The Adventure Ft. GhostsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang