Kirani sedang berpikir ketika Harry terbangun dan bertanya keberadaan Evan lagi. Yang membuatnya harus mengambil keputusan untuk menelepon Evan adalah ketika dia mendapati tubuh Harry menghangat dan menyebut 'Papa Evan' terus menerus. Padahal ini sudah lewat tengah malam.
"Kirani?? Ada apa?" Suara Evan cemas di ujung sana.
"Harry panas, dan dia nanyain kamu terus," jawab Kirani apa adanya.
"Aku ke sana!"
Beberapa menit kemudian Evan sudah ada di kamar Harry dan memeluk anak itu sambil berbaring. Ekspresi Harry benar-benar berubah dan panas tubuhnya berangsur normal. Kirani sempat menggerutu dalam hati kalau Harry tidak lagi membutuhkannya saat ini. Namun, hatinya tergugah ketika melihat kedua insan itu sama-sama terlelap sambil berpelukan.
Di ruang tamu, Kirani tidak bisa memejamkan matanya. Hatinya benar-benar sangat bimbang dan resah. Dia tidak bisa menyangkal kalau ada ruang khusus di hatinya untuk Evan, tapi dia juga tidak bisa mengesampingkan asal usul Evan yang terlalu jauh berbeda dengannya. Kirani takut hal ini akan menjadi masalah lagi ke depannya.
Wanita itu menyadari seseorang duduk di sebelahnya, dan dia adalah Evan, pria yang sedang menguasai pikirannya. Untuk beberapa saat mereka terdiam dan tetap dalam posisi masing-masing. Namun, Evan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia bergerak perlahan mendekati Kirani, wanita itu menoleh ke arahnya dan menatap lurus ke manik mata Evan. Ada cinta untuknya di sana, Evan yakin itu.
Perlahan satu tangan Evan terangkat untuk menangkup rahang Kirani dan menarik kepala wanita itu untuk mendekat padanya. Jantung Evan berpacu dengan cepat seiring langkahnya yang hati-hati ini, dia melanjutkan tindakannya ketika tidak mendapati penolakan dari Kirani. Mata mereka bertemu, kemudian secara perlahan bibir keduanya pun bersentuhan.
Ada dorongan lain yang memerintahkan Kirani untuk membuka mulut dan membiarkan Evan menciumnya. Wanita itu tidak menyangka bahwa dia juga menginginkan ciuman itu lebih dari yang dia pikirkan sebelumnya. Ketika tekanan yang diberikan Evan semakin intens dan cepat barulah Kirani tersadar bahwa dia sudah terperosok lebih jauh ke dalam jurang.
Kirani menarik pagutannya dan bergerak sedikit menjauh. Ada gurat penyesalan di ekspresinya dan Evan tidak tahan melihatnya. Pria itu mengangkat dagu Kirani, "Please kasih aku kesempatan...," lirihnya.
"Tapi ini enggak akan berhasil, Van."
"Kenapa?"
"Aku itu janda, punya anak. Orang biasa. Sedangkan kamu? Kamu itu pria muda yang sukses. Banyak wanita yang mengantri untuk jadi pasangan kamu di luar sana, " ujar Kirani mengungkapkan alasan. "Aku yakin kamu tahu kalau kita adalah hal yang enggak mungkin."
"Pesimis sekali...."
"Bukan pesimis, tapi itu realistis."
"Keluargaku enggak seperti keluarga suami kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
KIRANI, JANDA CANTIK ITU
RomanceKirani Luna tidak menyangka akan jatuh cinta pada pria yang menyebabkan anaknya menjadi anak yatim. Hidupnya tidaklah mudah bahkan setelah bertemu dengan pria bernama Evan Barry Onneil yang begitu lengket dengan anaknya. Bagaimana Kirani mengatasi...