[Raul PoV]
Setelah mendaki selema beberapa jam, akhirnya aku dan unit yang kupimpin tiba di sebuah gua yang akan mengarahkan kami ke pintu masuk labirin para dwarf pegunungan Montana. Di belakangku, beberapa orang tengah menarik beberapa gerobak yang berisikan sesuatu yang ditutup terpal.
Tidak lama kami memasuki gua ini, aku dapat melihat pintu masuk rahasia menuju Kota Drimgot.
Mendekat pintu itu aku membisikan kode rahasia agar tidak terdengar oleh pasukan yang kupimpin di belakang.
Tidak lama kemudian, area gua bergetar, membuat semua orang yang ada di sini terlihat gelisah. Dinding gua yang sebenarnya pintu rahasia itupun terbuka, memperlihatkan sebuah labirin yang dipenuhi oleh kristal biru yang menerangi tempat ini.
"Ayo masuk," perintahku pada mereka.
Kami memasuki labirin ini untuk menuju kota para dwarf pegunungan Montana—Drimgot.
Setelah beberapa menit menelusuri labirin ini, akhirnya kami dapat keluar dan melihat para dwarf di atas sebuah tebing. Tempat ini sama sekali tidak berubah sejak terakhir aku kemari.
"Hey, kalian tunggulah di sini," perintahku pada semua pasukan yang kupimpin. "Jangan berisik dan jangan melakukan sesuatu yang bodoh, mengerti?"
Mendengar ucapanku, mereka semua mengangguk. Aku kemudian mengajak Piers dan Joshua untuk menarik salah satu gerobak yang kami bawa turun menuju kota yang ada di bawah kami.
Berada lebih dekat dengan kota ini, aku sudah mulai mendengar bunyi dari sebuah besi logam yang beradu dari para dwarf yang sedang menempa besi di rumah-rumah mereka.
Beberapa Dwarf yang sedang berada di jalanan kota nampak memperhatikan kami. Akan tetapi, aku tidak menghiraukannya. Di sisi lain, Piers dan Joshua sedang melirik ke sana kemari memperhatikan kota para dwarf yang belum pernah mereka lihat sama sekali.
Tidak lama kemudian, kami telah sampai di rumah Thorim—Dwarf yang mengerti bahasa manusia yang sebelumnya kutemui.
- Tok! Tok! Tok!
Aku mengetuk pintu rumahnya. Tidak lama kemudian, seorang Dwarf berjanggut merah keluar dari pintu tersebut tersenyum padaku.
"Bonjour, Thorim! Lama tidak berjumpa!" Aku menjabat tangannya.
"Hoho~ Lama tak berjumpa, kah? Beberapa bulan hanya waktu yang singkat bagi para dwarf yang memiliki usia dua kali lebih lama dari para manusia sepertimu, Raul!" ujar sang Dwarf. "Lalu, apa keperluanmu ke kota ini dengan membawa benda-benda itu?"
Aku kemudian membuka terpal yang menutupi benda yang ada di gerobak itu. Ini adalah minuman pemberian Pangeran Ramon sebelumnya padaku sebagai hadiah setelah kami menyetujui kesepakatan kami.
"Cobalah, minuman ini bernama Rodka—Minuman alkohol paling keras yang pernah kucoba di dunia ini!" Aku memberikan botol itu kepada Thorim.
Tanpa basa-basi dia meminum isi botol itu sampai habis hingga tak tersisa satu tetes pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
ФэнтезиGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...