Beberapa minggu berlalu begitu sajaDisalah satu mall terbesar di kota itu terdapat sekumpulan wanita dengan pakaian bermerek tengah berbelanja
Mereka saling tertawa dan berbagi gosip terkadang bahkan saling menyindir
Saat waktunya tiba-tiba pembayaran
"Ayo bayar Dis, kamukan yang janjiin kita buat belanja di sini sebagai pembayaran atas bantuan kita."ucap salah satu wanita disana dengan nada mengejek
Yang disambut tawa oleh teman-temannya
Andisa yang berdiri di depan kasir tampak kesal tapi dia masih bisa tersenyum dan mengeluarkan kartunya
Lalu menyerahkannya ke arah kasir
Tidak beberapa lama kasir kembali menyerahkan kartu itu kepada Andisa
"Maaf nona, saldo di kartu anda tidak cukup."ucap kasir
Andisa menatap kasir kaget
"Coba lagi pasti ada kesalahan."ucap Andisa
"Saya sudah mencoba berkali-kali nona tapi saldonya gak cukup, apa nona punya kartu lain?"balas kasir
"Kenapa? Gak bisa bayar atau mau kita bayar sendiri-sendiri saja."ucap salah satu wanita disana dengan ekspresi yang menyebalkan di mata Andisa
"Gak usah, aku kan udah janji sama kalian."jawab Andisa dengan tidak rela Andisa mengeluarkan kartunya lagi dan menyerahkan ke kasir
"Makasih loh Dis, atas traktirannya."
"Iya sama-sama."jawab Andisa tersenyum
Beberapa saat kemudian
Andisa mengubah wajahnya menjadi datar matanya menyala penuh Amarah
Dia memeriksa saldo dari kartunya yang ternyata belum mendapatkan kiriman uang
Dengan penuh Amarah tapi masih bisa berfikir secara rasional Andisa segera mencari tempat tersembunyi dan jauh dari keramaian untuk menelefon Gibran dengan ponsel khusus miliknya
"Hallo..."balas Gibran dengan suara agak mengantuk
"Gibran kamu lupa sama janji kamu, kamu kan udah pernah bilang sama aku! kamu bakal transfer uang ke rekening aku tiap minggu! Tapi kenapa beberapa minggu ini kamu belum transfer aku!!"tuduh Andisa
"Disa, aku gak punya uang jajan karena kartunya juga udah aku berikan ke Om Aru, tapi kalau Disa mau aku bisa berikan uang lewat kartu lain, tapikan kata Disa sebelum hubungan kita jelas Disa gak mau ketahuan sama keluarga aku sementara kartu lain yang aku punya terhubung sama keluarga."Jelas Gibran dengan suara panik
"Gibran!!! Udahlah aku gak butuh uang kamu, ini juga terakhir kalinya aku menelefon kamu!!!"ucap Andisa langsung mematikan ponselnya dan membuangnya
"Sialan kayaknya aku harus mencari mangsa baru buat diperolotin."ucap Andisa dengan sebal
Sementara itu di tempat Gibran
"Gibran ada apa?"ucap kakak dari Gibran panik saat adiknya keluar kamar dengan menangis
"Kak, padahal Gibran udah banyak berharap sama dia ta--tapi dia malah....malah.....huwaa."tangis histeris Gibran pecah langsung duduk di lantai di depan sang kakak
"Aduh Gibran kamu udah besar jangan nangis di lantai ayo ke kamar! Mending kamu nangis di kamar aja."ucap kakak Gibran sembari menyeret tubuh bongsor sang adik ke arah kamar
"Ella! Kenapa adiknya dibegituin!!"teriak ayah Gibran yang baru saja pulang kerja justru melihat pemandangan
Anak bungsunya tengah menangis dan diseret oleh anak sulungnya
KAMU SEDANG MEMBACA
pikirannya (End)
RandomAru tidak sengaja masuk ke dalam novel yang dibacanya dia memasuki karakter Aruna seorang pemuda yang merupakan saudara tiri dari penjahat tiba-tiba saja Arman dapat melihat kotak dialog dikepala kakaknya [karena dia penjahat dia memiliki wajah yang...