"Capek." Ucap [Name] sembari bersandar pada dinding. Jemarinya mengusap peluh menggunakan handuk kecil pemberian Crystal. Sedangkan satu tangannya mengambil air mineral Jonggun lalu meneguknya sampai tuntas.
"?????" Jonggun mengernyit agak kesal. Dia tidak mengizinkan [Name] untuk mengambil minumannya.
"Makasih Gun, hehe." [Name] mengembalikan botol kosong itu pada Jonggun sembari cengengesan seolah tak berdosa.
"Sialan." Jonggun menggenggam botol itu terlalu erat sehingga berbunyi retak.
"Kamu kelihatan yang paling capek disini, padahal kamu baru olahraga sepuluh menit." Tutur Crystal sedikit heran dan geli.
"Diam."
[Name] sedang duduk di dalam bus ketika bus itu berhenti di depan halte, mempersilahkan penumpang baru untuk masuk.
Kala itu keadaan sudah lumayan penuh sehingga seorang wanita tua tidak mendapatkan tempat duduk. [Name] teringat Cheryn yang sama jompo-nya. Jadi [Name] beranjak dari duduk sambil berucap, "nenek duduk disini ajaa, biar saya yang berdiri"
Wanita tua itu terharu dan menerima saran [Name]. Gadis dengan rambut terikat itu pun berpegangan pada pegangan bus. Ketika [Name] melamun, seorang pria dibelakangnya hendak menyentuh pantatnya, namun ditahan dengan cepat oleh perempuan berambut pirang.
"Ingin tanganmu patah, ya?" Miru menatap tajam pria hidung belang itu hingga dia pun pergi. [Name] tersadar dengan kejadian yang baru saja terjadi, "ehh, makasih banyakk"
"Santai aja~" Miru tersenyum sembari mengulurkan tangannya, "ngomong-ngomong namaku Kim Miru. Kita pernah bertemu saat temanku ini menyakiti anjing, haha" Miru mengarahkan jempolnya ke belakang, tempat Jin Hobin berada.
[Name] baru menyadari wajah mereka yang familiar, "oh, iya iya aku ingat! Namaku [Name]! Apa temanmu masih suka menyakiti anjing, Miru?"
Miru menyenggol Hobin, menyuruhnya menjawab sendiri. Jin Hobin berdecih dan memutar matanya kesal, pertemuan pertama mereka cukup buruk. "Tidak lagi, sial. Anjingnya sudah tidak ada lagi."
"Hah? Kemana??"
"Mana ku tahu. Sudahlah, jangan sok akrab padaku."
Beberapa saat berlalu diiringi obrolan mereka yang tidak jelas arahnya. Tiba-tiba bus berhenti mendadak, membuat [Name] kehilangan keseimbangannya dan membentur dada Hobin dibelakangnya.
"Sial, apa sih" Hobin mendorong [Name] kasar, memaksanya kembali ke depan. "Salahin supirnya, bodoh. Bukan aku." Sahut [Name] alakadarnya. Miru tertawa melihat interaksi mereka.
Kemudian Bus kembali melaju seperti sebelumnya. Dan melewati sebuah mobil yang diduga penyebab adegan rem mendadak tadi. Mobil itu kehabisan bensin, lalu terlihat seorang pria dengan seragam formal lengkap, memiliki tato di leher dan berbadan besar keluar dari mobil tersebut.
"Kayak mafia beneran." Kalimat itu keluar dari bibir [Name] tanpa disengaja. "Ini nih yang pantas menyandang gelar mafia daripada Gabryong yang malah kayak anak kucing lollll" batin [Name].
"[Name] suka cowok yang kayak gitu?" Tanya Miru iseng.
"Enggak lah! Siapa juga yang suka sama mafia.."
[Name] berjongkok didepan rak buku. Matanya mengedarkan pandangan ke segala arah, memperhatikan dari sisi manapun untuk menentukan buku yang akan ia beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redemption [Lookism X Reader]
Fanfiction[VER. REVISI] Dia...sendiri, dia bukan siapa-siapa. Sejak awal, seharusnya atensinya tidak ada. Dia adalah bug dunia ini yang muncul untuk menebus dosa. Yang tidak ada, teruslah seperti itu. Jangan ikut campur dengan urusan dunia, dan kau malah men...