bab 4

53 10 4
                                    

*happy reading*
•••

°

°

°

°
__________

Mia sedang duduk di atas kasur king size nya sambil memegang ponselnya ia menekan ikon berwarna hijau/WhatsApp Lalau mengirimkan pean kepada seseorang, yaitu faro.

Calon masa depan 😻

Me:
P
Sv Mia yang cantik,
Imut, lembut dan baik hati

Calon masa depan 😻:
Hm

Me:
Njir singkat amat
Read

"Anjayy lah. . . Di read doang bangsatt!." Ia kesal melihat respo yang ia dapatkan dari cowo itu, bisa-bisanya Mia yang cantik, imut dan lembut ini di cuekin.


"Huuh, sabar Mia." Ucapnya sembari memegang dadanya.

"Lo harus semangat! Lo gak boleh nyerah!, besok lo harus deketin dia!, SEBANGATT!!." Ucapnya yang menyemangati dirinya sendiri.

Sudah larut malam dan Mia
yang mulai ngantuk, ia segera mematikan lampu dan segera tidur, beberapa menit berlalu ia sudah di alam bawah sadar.

_____________

Hari Senin telah tiba, hari yang di benci para murid SMA padja utama terutama Mia, Dea dan syaila.

lapangan sudah di penuhi oleh siswa/i yang sedang berbaris di bawa panas nya matahari, mereka sedang mendengarkan ceramah yang di sampaikan oleh kepala sekolah yang sedari tadi tak kunjung selesai, bapak kepala sekolah yang bernama pak satria, ia kepala sekolah sekaligus guru olahraga, ia guru yang di takuti seluruh siswa/i padja utama karena pak satria orangnya tegas, disiplin dan juga galak

Mia yang berbaris paling depan karena ia lah yang paling pendek,  ia merasakan kepalanya yang sakit dan tak kuat lagi berdiri, ingin rasanya ia duduk tapi tak bisah, kalau ia duduk pasti ia akan di marahi oleh guru. "Anjayy lahh. . .cape banget gua." Sarkas Mia yang terdengar samar-samar, namun di dengar oleh Dea di belakangnya.

"Bukan cuma Lo kali yang cape, gua juga." Ucap Dea sembari menutupi wajahnya Dengan tangan.

Mia berbalik kebelakang dan menatap Dea, "Dea, tukar tempat yaa please. . . .gua cape berdiri, pengen pingsan rasanya."

Dea tersentak kaget saat melihat Mia yang wajahnya pucat dan bibirnya tak lagi berwarna pink muda."Anjir. . .muka Lo pucat, please jangan Pingsan sekarang gua gak kuat angkat Lo."

"Ngapain gua repot-repot ngangkat dia, kan ada petugas PMR."  Ucap Dea dalam hati.

"Lo Katain gua berat hah!?." Tanya Mia yang menatap Dea sinis.

"Gua gak Katain Lo berat, gua cuma bilang gua gak kuat angkat Lo." Jawab Dea.

"Sama aja ANJING!!." umpat Mia merasa kesal kepada Dea.

"Yaudah si, BABI!!."

"Gua bukan babi yaa."

"Gua juga bukan anjing yaa."

Dia Segalanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang