Gentlemen

904 44 17
                                    

.

.

.

.

.

Pemuda dengan eyesmile seindah bulan itu dikenal dengan nama Khaotung Thanawat. Sesosok anak manusia yang memiliki tubuh ramping model, wajah rupawan dengan garis wajah tegas namun terkesan feminin dan yang terakhir bibirnya yang berwarna pink segar yang selalu menarik siapa saja untuk menatapnya intens dan mengecapnya sedikit barang satu atau dua kecupan. Semua yang ada di diri pemuda itu terlihat sempurna. Tidak heran jika hampir semua bertemu pandang dengannya selama ini jatuh hati dan berniat untuk menjadikannya kekasih.

Tapi sifat luarnya dinilai oleh banyak orang tidak sebagus rupa fisiknya. Pemuda yang sering dipanggil 'Tungmeow' atau 'Khao' itu dikenal memiliki karakter judes, kadar kecuekan overdosis dan yang paling terkenal adalah tingkat kesadisannya. Terutama dan yang paling utama ditujukan pada mereka-mereka yang sering mengganggu atau mengejarnya tanpa lelah hanya untuk menjadikannya pujaan hati.

.

.

.

Khaotung bukan barang lelang yang harus diperebutkan sesuka hati. Dia sangat benci jika orang-orang itu menganggapnya mainan dan diperlukan seenaknya. Mereka mengincar tubuhnya dan memuja rupa fisiknya saja, tidak lebih dari itu. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang berniat memilikinya hanya untuk sekedar pamer ataupun menunjukkan kemenangan serta kesombongan berlebih karena telah berhasil menaklukkan sosok idaman seluruh kampus.

Jadi jangan salahkan Khaotung jika dia selalu bersikap 'keras' dan dingin pada mereka. Dia tidak butuh cinta semu seperti itu. Apalagi ucapan-ucapan rayuan nan menggoda setiap hari selalu dia dengar untuk menarik hatinya. Perlu ditegaskan, Khaotung tidak akan pernah takluk dan bertekuk lutut pada cinta buta yang penuh dengan kepalsuan.

Karena yang dia harapkan adalah kesetiaan yang murni, jujur dan hubungan yang saling berkomitmen. Bukan topeng perhatian.

"Apa yang sanggup kau janjikan padaku?"

Pemuda yang ada di depan Khaotung menelan ludah gugup mendengar nada datar yang terlontar. Dia melempar senyum kaku tapi hanya ditanggapi tatapan tanpa ekspresi dari Khaotung

"ukhhh... semua yang kau inginkan."

Khaotung tersenyum remeh.

"Benarkah? Apa yang kau punya saat ini? Ketenaran, kepintaran, kekayaan atau kedudukan yang tinggi? Bagaimana kalau aku meminta semua hal itu darimu? Kau memberikannya?"

Pemuda itu diam mematung. Tubuhnya kaku tiba-tiba mendengar semua respon itu. Sial... rumor yang mengatakan Khaotung begitu sadis ternyata benar adanya.

"i-itu... "

"Kenapa? Kau keberatan Phi? Bukankah kau bilang kau mencintaiku dan ingin aku menjadi kekasihmu? Aku hanya meminta hal kecil itu darimu bukan sesuatu besar seperti nyawamu atau semacamnya."

Mati kutu. pemuda yang bisa dikategorikan tampan itu mengunci mulutnya rapat-rapat. Terlalu syok mendapat serangan bertubi-tubi.

"..."

"Jika kau hanya menjanjikan cinta semu padaku, aku dengan tegas menolak. Jujur saja, aku tidak butuh hal konyol seperti itu Phi. Jika kau benar-benar serius datanglah ke rumah dan lamar aku dengan cara yang benar. Aku permisi... selamat siang."

Khaotung dengan santainya pergi dari taman belakang tempat mereka berdua bertemu. Meninggalkan seorang pemuda tampan yang menganga tidak percaya keringat dingin menetes dari dahinya.

.

.

.

"Jadi, sudah berapa banyak orang yang kau tolak hari ini, Khao?" Tanya seorang pemuda berdimple manis pada pemuda di depannya.

FirstKhaotung OneshotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang