chapter 6

1.2K 97 2
                                    

Aku dan haley pergi mengambil barang-barang di supermarket yang tak jauh dari shellter. Tubuhku sudah berlumuran darah, aku membunuh banyak undead untuk bisa sampai kesini. Well it's really easy for me. barang-barang yang di supermarket masih dalam keadaan lengkap walaupun sedikit berantakan tapi semua yang diperlukan ada disini.

"aku sudah mengambil barang-barang yang kita perlukan, aku juga ingin mengambil beberapa obat-obatan tapi terlalu banyak undead disana." Ucap nya

"No problem..."

Aku berjalan ke arah mereka lalu menebas mereka sekaligus, tubuh mereka terpotong menjadi beberapa bagian.

"kau tak apa Luxi?" ucap nya

"yeah I'm fine..why?"

"your so strong! Otot mu juga terbentuk dengan bagus, selama ini aku ga sadar because you have a pretty face..." ucap Haley wajahnya sedikit memerah.

"wajah mu merah, you sick?" sambil mendekat ke arahnya.

"I'm totally fine.." ucap nya kemudian ia berjalan mengambil obat-obatan.

Aku mengambil sebuah troli untuk membawa barang-barang, awalnya Haley menolaknya karena mengundang banyak undead but I don't see any problem here..

Pukul 17.02

Kami tiba di sore hari, wajah mereka sedikit terkejut karena aku membawa begitu banyak barang. Begitu masuk ke dalam gerbang Giselle langsung memeluk ku, dia sama sekali tak peduli dengan darah yang ada di tubuhku. dia langsung mengambil sapu tangan nya dan menyeka noda-noda darah yang ada di wajahku.

"syukurlah kau kembali dengan selamat.." ucap Giselle.

"apa-apaan kau ini! kau bilang sudah mencarinya, semua obat-obatan tersusun rapi di dalam rak...!" ucap Haley dengan nada kesal.

"begitu cara mu bicara padaku, kau tahu apa...disana ada begitu banyak undead, aku tak ingin mengambil resiko demi tua bangka itu!!" ucap Felix

"How dare you...!" ucap Haley tapi aku menghentikannya.

"banyak undead ya? jadi apa yang kalian lakukan bergerombolan gitu hahh..? pretend to be a hero? Pussy..! ahahahaha... kau sengaja kan ngebuat mereka semua bergantung padamu agar kau bisa mengambil keuntungan dari mereka?" ucap ku sambil tertawa.

Sebuah pedang melayang tepat ke arah ku dan dengan cepat aku menangkis nya dengan satu tangan. Semua anggota the holy shit berusaha menyerang ku, aku tak perlu repot-repot memikirkannya. Aku hanya perlu melakukan yang harus ku lakukan yaps do what necessary. Aku mengibas kan pedang ku tepat dileher mereka.

"tenang saja pedangku sangat tajam, mungkin kalian tak akan merasakan sakitnya atau mungkin tidak..hehehe.."

Kepala-kepala ini berjatuhan seperti gundukan bola, darah segar mengalir deras. Mereka tewas dalam sekejap mata, mereka yang masih hidup, hanya bertekuk lutut memohon ampun.

"kumohon... aku tak akan melakukannya lagi, biarkan aku hidup kumohon!!" ucap Felix sambil memohon padaku, sepertinya dia menangis.

"aku hanya mengikuti perintah nya saja" ucap Carlow.

"You are so pathetic!! Kau mempermalukan ku, merebut harga diriku dan sekarang kau memohon ampun padaku!" sebelum aku benar-benar mengahabisi nyawanya, sebuah tangan menyentuh ku dari belakang.

"Luxi aku tahu mereka salah, tapi membunuhnya mungkin juga bukan pilihan yang tepat.!" Ucap Giselle memeluk ku dari belakang.

Aku pun melepaskan mereka dan mengusir mereka dari shellter. Siapa juga yang butuh kesatrria dengan pedang kayu. dalam keadaan apapun manusia tak pernah berubah.

"terima kasih Luxi kami berhutang banyak padamu.." ucap salah satu pengungsi.

"hah?? Ouh mmm.. I just do what I wan't to do.."

"kau pasti capek... aku akan menyiapkan makan malam dan air panas untuk mu, kau juga harus mandi " ucap Giselle.

"ouch wife able banget nih..." ucap salah satu cewek.

"CORALINE!... oh ya Luxi ini Coraline dia biasa bekerja di dapur dan perkebunan" ucap Giselle wajah nya memerah.

Gadis dengan rambut hijau panjang bergelombang, tinggi nya hampir sama dengan Giselle dan Haley. Kulitnya bewarna putih dadanya juga besar.

"rambutmu seperti rumput laut, apa dadamu asli? Kenapa besar sekali?"

"LUXI!!!" ucap Haley dan Giselle serentak.

"kau tak boleh bicara seperti itu..? itu tak baik, kau mengerti" ucap Giselle.

"Giselle benar Luxi kau tak boleh bicara seperti itu.." ucap Haley.

"ouh okay.."

Aku menunggu semua orang pergi dari tempat ini agar aku bisa membasuh tubuhku. saat kurasa sudah sepi, aku membasuh tubuhku dengan air hangat dan Giselle sedang menyiapkan makan malam untuk ku. bukan karena aku malu tapi, aku hanya ga ingin orang lain jijik melihat ku. tubuhku sedikit aneh. aku memiliki dua kelamin atau nama lain dari intersex

*intersex : kondisi langka dimana seseorang memiliki dua kelamin di satu tubuh.

oh ya shellter disini memiliki tempat pemandian air panas untuk umum. Shellter disini dulunya merupakah bangunan mewah yang terbengkalai. Sebelum itu aku harus membasuh tubuh ku dulu.

"Luxi?" ucap Haley

Ia hanya mengenakan handuk yang menutupi tubuhnya, dengan rambut pirangnya yang tergurai. But why I cant stop starring at her boobs. Aku langsung menutup selangkangan ku dengan handuk kecil karena aku tak ingin dia tahu soal ku.

"dari tadi kau terus memandanginya.. bagaimana menurutmu? Apa punyaku besar?" ucap Haley

"mmm... punya mu besar kok" ucap ku ntah kenapa aku langsung memalingkan pandanganku, tubuhku terasa sangat aneh.

"biarkan aku membantumu, menngosok bagian belakang mu.." ucap nya.

Dia mulai membersihkan belakangku dengan sebuah kain, memang bagian itu yang sulit dijangkau. Kemudian tangannya menyentuh bagian depan ku dan membuat ku sedikit terperanjat.

"bagian depan bisa aku sendiri.."

"please..." ucap nya lalu ia membersihkan bagian depan ku.

Aku dapat merasakan dadanya yang besar menyentuh punggungku dan itu terasa sangat lembut. Haley memelukku dari belakang dan membenamkan wajahnya di pundak ku. tapi aku merasakan kehadiran lain yang datang selain kami.

"Luxi..?" ucap Giselle.

Seeking Life In A World Of The UndeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang