3 - Terima, deh.

26 7 0
                                    

Happy Reading! Don't forget to click the 🌟!

*

Anicel menatap layar ponselnya dengan bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anicel menatap layar ponselnya dengan bingung. Sampai hari ini dirinya belum membuat keputusan apapun mengenai tawaran Asaran, udah dua hari berlalu.

Dan sekarang nomor asing yang diyakini adalah Asaran muncul, Anicel bingung harus iyain atau engga.

Anicel mengabaikan pesan tersebut, ia lebih memilih segera bersiap untuk kelas pagi ini. Kelasnya dosen muda incaran para mahasiswi, beneran bikin mata bening kalo lihat.

Anicel mandi lalu sekarang bingung harus mengenakan baju apa. Ini beneran kendala semua perempuan dalam berpakaian tanpa terkecuali Anicel sendiri.

Anicel udah hampir 25 menit cuma melihat tumpukan baju di lemarinya tanpa ada niatan buat mengambil.

Karena hari ini adalah hari di mana sore nanti ada kumpulan ukm rutin, Anicel harus membawa setidaknya dua setel baju--baju latihan dan baju ganti-- kadang dirinya pegin punya pacar biar ga bolak-balik naik bus ke kampus.

"Gue pengin punya truk." gumam Anicel sambil mengambil satu setel baju, atasan blouse berkerah berwarna abu-abu dan bawahan celana kulot putih. Style yang udah biasa banyak mahasiswi kenakan karena nyaman.

Setelah bersiap, Anicel turun ke bawah untuk sarapan. Suasana rumahnya pagi ini nampak sepi karena kedua orang tuanya pergi bekerja di luar kota, jadi cuma ada dirinya, kakak dan adiknya aja.

Anicel melihat kotak bekal beserta sepiring nasi goreng yang udah siap makan di atas meja dengan rapi. Dirinya heran, tumben banget disiapin gini.

"Dimakan tuh, lemes nanti sampe kampus." pinta Ansar pada adik tengahnya.

Anicel menahan senyumnya, kadang bisa juga ternyata kakaknya itu perhatian. Padahal biasanya jahil minta ampun.

"Makasih, Kak Ansar!"

"Iyaa, cepet sarapannya, kakak mau berangkat juga nitipin Dara."

Sampai di kampus, Anicel berlari cepat masuk ke kelasnya karena chat dari Yerchim yang berisi bahwa dosennya udah hadir lebih awal. Ada aja tiap hari masalahnya, bingung tuh Anicel hari beruntungnya kapan.

"Maaf, pak. Saya terlambat."

"Masuk. Baru saya tulis terlambat."

Ya walaupun dosen muda nan tampan tapi ga dengan sifatnya. Anicel benci dosen tipe killer kaya pak Kael gini. Ya untungnya ganteng, masih bisa Anicel toleransi.

Selesai kelas dari pagi sampe sore, Anicel bergegas kembali melangkahkan kakinya memasuki lapangan indoor futsal, tempat di mana kumpulan ukm nya dilaksanankan.

"Kak Nicel!"

"Oh! Hai, Dila!"

Anicel menghampiri adik tingkatannya yang menyapanya itu. Udah hampir semua manusia yang ikut ukm futsal hadir, tinggal nunggu coach sama beberapa kating--kakak tingkatan--.

ANICELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang