14. Blood Party 1

146 27 6
                                    

Hubungan Renjun dengan Miyuki tidak berjalan baik setelah insiden ciuman Renjun. Miyuki marah dan menolak bicara padanya.

Bukankah ini tidak adil? Dulu saat Miyuki masuk ke kamar Renjun lalu menciumnya tanpa ijin Renjun biasa saja, hanya kesal tapi tidak marah. Kenapa Miyuki sekesal itu saat Renjun tidak sengaja menciumnya?

Apa ini gara-gara Lee Haechan?

Ah.. entahlah. Sejak Miyuki dekat dengan Haechan, gadis itu sering terlambat pulang ke rumah. Dia sering membolos kuliah dan pulang nyaris tengah malam.

Seperti saat ini, gadis itu baru saja pulang saat matahari telah jatuh ke ufuk bumi tapi dia sudah hendak pergi lagi dengan penampilan yang lain.

Miyuki mengenakan gaun malam yang entah dia dapat darimana, Renjun belum pernah melihatnya memakai itu. Senyuman menghiasi wajah cantiknya yang berpoles make up. Renjun menaikkan alisnya dan menatap curiga.

"Ini sudah jam 9 malam. Mau kemana lagi kamu?" Nada tegas Renjun persis seperti ibu-ibu yang tengah mengomeli putrinya.

"Bukan urusanmu."

Renjun berdecak. Dia sangat benci ketika Miyuki merahasiakan sesuatu darinya. Terutama hal-hal krusial yang Renjun pikir bisa membahayakan gadis itu.

"Mau pergi sama Haechan kan?? Jangan mau, bahaya Miyuki, ini sudah malam."

Seakan tengah berada dalam pengaruh sihir, Miyuki terus saja berjalan ke arah pintu dan mengacuhkan peringatan dari Renjun. Tapi Renjun masih bersikeras menghalangi pintu dan memperingatkan Miyuki sekali lagi.

"Miyuki dengarkan aku. Haechan itu bukan manusia. Dia itu iblis."

Miyuki tidak tampak terkejut. Dia melirik Renjun dengan wajah tanpa ekspresi.

"Terus kenapa kalau dia bukan manusia? Aku ga butuh manusia aku cuma butuh orang yang mau mencintaiku, itu saja. "

"Aku mencintaimu." Celetuk Renjun.

Lelaki itu tiba-tiba kepikiran dengan saran Jaemin. Dan dia memakai saran itu tanpa memperhitungkannya terlebih dahulu.

"Apa ??" Miyuki menatap Renjun dengan wajah tidak percaya seolah telinganya baru saja menangkap gelombang suara yang berbeda.

"Aku mencintaimu, tolong jangan pergi." Renjun mengulangi ucapannya, kali ini di barengi dengan tatapan sendu dan juga nada bicara yang sangat lembut.

Miyuki hampir saja terkecoh dengan itu. Tapi gadis itu tidak akan menjadi naif untuk kedua kalinya. Karena dia tau Renjun tidak pernah tertarik padanya.

"Cih.. kamu pikir bisa menipuku ? Asal kamu tau ya, aku sudah punya pacar dan aku mencintainya. Awas!! Minggir!! "

Huang Renjun terkesima oleh jawaban Miyuki. Lelaki itu bahkan tidak melawan saat Miyuki menggeser tubuhnya agar menyingkir dari pintu.

Kata-kata Miyuki memang sederhana tapi entah kenapa terasa menyakitkan di telinga Renjun.

'jadi begini ya rasanya di tolak?'

Miyuki pikir Haechan akan menjemputnya seperti hari-hari sebelumnya tapi kali ini tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Miyuki pikir Haechan akan menjemputnya seperti hari-hari sebelumnya tapi kali ini tidak. Lelaki itu hanya meminta sang supir untuk melakukannya.

Miyuki sedikit kecewa tapi dia tidak ingin se-sensitif itu. Dia berusaha memaklumi karena Haechan adalah tuan rumah dari pesta ini.

Beberapa hari yang lalu Haechan memberitaunya kalau hari ini adalah hati ulang tahunnya. Lelaki itu mengadakan pesta di rumahnya dan Miyuki di undang sebagai tamu spesial.

Awalnya gadis itu merasa biasa saja, namun ketika mobil yang dia tumpangi telah memasuki sebuah halaman yang luas dengan mansion megah bak istana barulah Miyuki merasa tidak enak.

Mansion megah itu terlihat gelap dan suram. Bangunanya indah, artistik namun terkesan kuno seperti tempat berhantu.

Miyuki meyakinkan dirinya jika ini hanya perasaannya saja. Karena gelapnya malam tempat itu jadi terlihat menakutkan. Namun setelah dia melihat beberapa orang berpakaian hitam yang datang dari pintu masuk, Miyuki tidak bisa lagi menepis pikiran negatif nya.

"Silahkan nona, lewat sini."

Seorang pelayan membukakan pintu mobil untuknya lalu menuntun Miyuki seperti seorang putri dari negeri dongeng. Miyuki dibawa masuk melalui pintu yang berbeda dari para tamu. Lorong panjang dengan karpet merah menyambutnya di dalam.

Gadis itu tidak tau kemana dia akan di bawa dan sejauh mana dia harus berjalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu tidak tau kemana dia akan di bawa dan sejauh mana dia harus berjalan. Lorong itu seperti labirin yang berkelok-kelok dengan anak tangga yang membawanya naik ke lantai yang lain.

Miyuki begitu penasaran, tapi seorang pelayan yang membawanya tidak menjelaskan apapun.

Gadis itu benar-benar sudah letih di pertengahan tangga dan tempat yang dia tuju belum jelas keberadaannya.

Miyuki berhenti sebentar untuk mengambil nafas, menatap punggung lebar pelayan Haechan yang menunjukkan jalan. Namun ketika dia hendak melanjutkan langkahnya, sesuatu yang panas dan menyakitkan menimpa kulit lehernya.

Miyuki menoleh, merasaka bekas kissmark yang ditinggalkan Haechan menyala. Membara di atas kulitnya dan membakar seluruh jaringan di lehernya.

"Aaaaaa..." Miyuki berteriak kesakitan dengan tangan mengusap-usap lehernya.

Gadis itu jatuh terguling dari atas tangga sampai ke lantai bawah. Terlentang dengan histeria luar biasa dan tangan menggaruk-garuk bagian lehernya. Rasanya seperti di timpa oleh besi panas yang langsung mengenai kulit hingga terbakar.

Miyuki berguling-guling di lantai. Rasa sakitnya benar-benar tidak tertahankan sampai dia kesulitan bernafas dan mulai kehilangan kesadaran. Tubuhnya perlahan lemah, tergeletak tak berdaya di atas karpet merah.

"Bawa dia ke kamar, lakukan seperti perintah. Jangan sampai ada yang berani menyentuhnya karena dia adalah pengantin tuan kita. "

 "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Legendary Virgin  | Huang Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang