Kaki dan tangannya terikat rantai berkarat dengan kuat. Sementara nafasnya tersengal makin memberat. Dia masih memaksa mata dan tubuhnya tetap terjaga.
"Kalo masih punya otak MIKIR" bentaknya sambil menatap nyalang.
Bugg bugg
"Lo masih tinggal disini cuma karena kita semua kasian, ngga usah drama!" Sergah si bungsu sambil menonjok perut korbannya.
"Pernah kepikiran hidup bebas diluar? Lakuin aja, Papa malah seneng kalau kamu inisiatif gitu. Seenggaknya Papa bisa bilang ke semua orang kalau Arsena Bhaskara mati kecelakaan dan mayatnya tak ditemukan." sarkas Papa dari kursi reot disana.
'Haruskah seperti ini? Aku tak pernah melakukan apapun yang menggangu mereka.
Tapi tak apa, setidaknya bisa melihat mereka disaat terakhirku akan cukup memberikan kenangan bahwa aku pernah memiliki keluarga.'Ucap terakhir dari hatinya setelah mereka meninggalkan tubuhnya begitu saja. Nafas yang terus memberat mengijinkan nyawanya menghilang. Arsena bersyukur bahwa kekerasan ini tak akan dirasakannya lagi.
Di sisi lain, tiga remaja tengah menghakimi seorang remaja lain di depan sebuah gedung terbengkalai. Memang tak terlihat sebagai pertengkaran. Namun terdengar banyak kalimat sarkas yang saling mereka katakan.
"Gue lega banget, ini akhir kerjasama bareng Dion Suroyon hahaha." kekeh laki-laki berambut cepak sambil diangguki kedua temannya dibelakang.
"Yah kalo emang gitu gue seneng banget. Cukup sekian jadi anjing penggembala sapi ngga berotak kek kalian."
Dion, remaja yang masih berseragam putih abu-abu itu masih menerka. Akankah perasaan tak enak itu akan terjadi sekarang atau kejadian yang lain."And the final power! Dengan kekuatan bulan akan kubersihkan kejahatanmu!" Teriak perempuan diantara mereka sambil berpose layaknya Sailor Moon.
BRAKK BRAKK
Sebuah motor serta beberapa sak semen kadaluwarsa turun menghantam tubuh Dion.
Haruskah ini disebut rejeki nomplok? Haruskah ia bersyukur? Ah mungkin dia tak akan sempat berpikir demikian.
Benda-benda itu langsung menghempas tubuhnya. Menutup raga yang telah menjadi mayat seketika, dengan darah yang mengalir menuju got pembuangan yang tak jauh dari tubuh Dion. Sementara semua pelaku baik yang terlihat maupun pelaku dari atap pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLO
Short Story"Kalo masih punya otak MIKIR" bentaknya sambil menatap nyalang. "Lo masih tinggal disini cuma karena kita semua kasian, ngga usah drama!" "Pernah kepikiran hidup bebas diluar? Lakuin aja, Papa malah seneng kalau kamu inisiatif gitu. Seenggaknya Papa...