Bab 11 (Merasa Bersalah)

143 3 0
                                    

Aira sedang duduk sembari membaca di ruang tamu. Indra sudah berangkat sejak tadi. Aira menggelengkan kepalanya karena tidak fokus. Ia memikirkan perubahan sikap suaminya sejak menjemputnya semalam.

Meski pagi ini Indra tidak begitu mengacuhkannya. Tetap saja itu berbeda dari biasanya. Sehingga timbul pertanyaan.

"Aku salah apa, ya?"

Aira menutup mata seraya memijat pelipisnya. Tiba-tiba terdengar bel berbunyi.

Aira sedikit terperanjat. Baru kali ini ada yang bertamu ke rumahnya. Meski ragu, tapi Aira tetap bergerak untuk membuka pintu.

"Iya?" Aira heran sekaligus terkejut mendapati seorang gadis yang selama ini selalu dibandingkan dengannya.

Acha. Mantan Indra.

"Hai," sapa Acha sembari tersenyum manis.

Aira tersenyum. Ia menepis segala perasaan yang hinggap di hatinya.

"Istrinya Indra?" tanya Acha.

Aira mengangguk pelan. "Iya."

"Boleh kita bicara? Ada hal penting yang mau saya bicarakan sama kamu."

"Boleh. Silahkan masuk, Kak." Aira mempersilahkan Acha masuk.

Acha mengangguk.

***

Kedua gadis itu duduk di ruang tamu setelah Aira membawakan cemilan dan minuman untuk tamunya.

"Btw, jangan panggil gue Kak. Gue rasa kita seumuran." Acha mengubah gaya bicaranya.

"Benarkah?"

Acha mengangguk. Ia menatap minuman dan cemilan yang disuguhkan Aira. "Nggak usah repot-repot, Ra."

"Nggak papa. Nggak repot sama sekali." Meski canggung, Aira berusaha untuk tetap terlihat biasa saja.

Acha kembali menatap Aira. "Lo tau gue siapa?" tanya Acha tiba-tiba.

Aira terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk.

"Lo tahu gue mantan pacarnya suami lo sekarang?'

Lagi, Aira mengangguk.

"Gue datang kesini pengen menanyakan sesuatu. Lo, sama Indra udah nikah. Ini udah satu bulan. Apa kalian saling cinta?" Pertanyaan Acha sungguh diluar dugaan.

Aira menatapnya. "Mohon maaf. Tapi gue nggak bisa menceritakan sesuatu yang itu seharusnya udah jadi privasi. Ini rumah tangga kami, orang lain nggak perlu tau apa yang terjadi." Aira sedikit tersinggung dengan perkataan Acha. Terlebih Acha adalah mantan suaminya.

Acha tersenyum tipis. "Ra, sebelum nikah sama lo, Indra itu cinta mati sama gue." Acha menghentikan ucapannya untuk melihat ekspresi Aira. "Indra bahkan udah janji untuk nikahin gue setelah dia lulus. Hubungan kami baik-baik aja. Tapi, setelah gue lihat berita tentang kalian ... gue muak, gue benci. Dan, kalian masih jadi suami istri sekarang." Acha menatap kearah lain. Matanya berkaca-kaca.

Aira mendengarkan tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Datar.

"Dengan berita itu, memang banyak terjadi pro dan kontra. Tapi, banyak banget yang menyalahkan lo, Aira." Acha menatap Aira. "Lo dituduh sudah menjebak Indra. Karena ... siapa, sih yang nggak kenal Indra? Banyak yang kenal. Dan lo ... lo cewek yang mereka nggak tahu siapa lo. Lo dibilang sengaja supaya bisa nikah sama Indra dan mendapatkan hartanya," papar Acha.

Aira diam. Apa sebenarnya tujuan Acha datang dan mengatakan semua ini? Dan, apakah ia tidak kuliah?

"Gue masih cinta sama Indra, Ra. Dan entah kenapa, gue ngerasa Indra juga masih cinta sama gue. Bukan tanpa alasan gue bilang kayak gini. Ini ...." Acha mengotak-atik ponselnya kemudian menunjukkan sebuah roomchat dirinya dan Indra. Dimana disitu Indra masih sering mengirim pesan dan menelponnya.

Indra AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang