Sebelum Dinner (Sakti - Ayu)

471 4 0
                                    

"Sayang, kelas kamu selesai jam berapa? Hari ini dua matkul kan?" tanya Sakti padaku. Hari ini adalah jadwal Sakti untuk mengantarku ke kampus karena dia tidak memiliki jadwal kelas dan semalam dia menginap di apartemenku.

Hubungan kami sudah berjalan hampir empat tahun. Saat ini kami berdua sudah memasuki semester enam. Tetapi aku dan Sakti tidak satu kampus. Aku memilih universitas negeri sedangkan Sakti memilih di universitas swasta.

"Iya, paling nanti jam set 3 udah selesai sih. Kamu mau balik ke apartku atau ke mana? Masih jam set 10."

"Hmm ... kemana ya ... Kamu nanti makan siang di mana?"

"Aku kan lanjut kelasnya, paling cuma ada waktu 30 menit buat istirahat. Soalnya dosen matkul aku yang kedua ini muslim, jadi minta kelasnya mulai jam 12.15, Yang. Kemungkinan aku makan siang di Takor aja sih sama temen-temen."

Jadi kelas pertama aku selesai paling enggak pukul 11.30-11.50-sesuka hati dosennya, lalu dilanjutkan kelas kedua yang harusnya mulai pukul 12.

"Yaudah, aku pulang aja deh ke apartemen kamu. Males ke mana-mana. Balik ke Karawaci juga males, nanti jam 3 jemput kamu lagi. Paling nanti aku main game sama Bisma sama Steven aja. Aku pinjem PC kamu ya. Game aku gak kamu hapus kan?"

"Enggaklah. Kalau gitu, kamu gak boleh silent hp kamu. Volumenya harus maximum." Bukan tanpa alasan. Sakti kalau sudah bermain game PC dengan Bisma dan Steven pasti lupa pada dunia.

"Iya, Sayangku. Dah sana ke kelas, bentar lagi jam 10. Kiss dulu tapi."

Aku memajukan badan ke arahnya dan mengecup bibirnya.

"Kurang,"

Itu Sakti.

Sakti memegang belakang kepalaku untuk kembali menyatukan bibir kami. Bibirnya mencecap bibirku lembut tanpa disertai nafsu.

"Udah, liptint aku berantakan lagi, ish dasar."

Sakti hanya tertawa saja mengambilkan tissue untuk mengelap bibirku. Alamat harus touch up lagi.

***

Hari ini kami berencana untuk merayakan anniversary hubunganku dan Sakti yang ke-empat, walaupun sudah terlewat dua hari sih. Kami sudah mereservasi tempat untuk dinner. Namaaz Dining namanya. Restaurant dengan konsep penyajian yang unik.

"Yang, nanti aku jemput jam 3 ya, dari apart kamu ke Kebayoran lumayan tuh agak macet. Kita reservasi yang jam set 7 kan. Jangan telat pokoknya."

Aku mengiyakan ucapan Sakti dan segera menutup telefon lalu masuk kembali ke dalam kelas. Hari ini hari terakhir weekday alias hari jumat, aku masih ada satu kelas lagi, kelasku akan berakhir pukul 11.30.

Rencananya setelah selesai kelas aku akan mandi dan segera bersiap-siap karena aku ingin ke salon untuk styling rambutku. Aku ingin all out sebagai perayaan anniversary kami. Bukan berarti sebelum-sebelumnya aku tidak all out ya. Hanya hari ini sangat spesial. Namaaz Dining menjadi salah satu impian tempat dinner aku. Ini semua karena Youtube, aku banyak melihat reaksi orang-orang yang takjub akan konsep Namaaz ini. Aku sangat penasaran hingga ingin mengunjungi juga.

***

Tak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 2.50, artinya 10 menit lagi waktu yang dijanjikan Sakti. Aku juga telah mengirim pesan pada Sakti untuk menjemputku di Margocity saja.

Aku sudah selesai menstyling rambutku. Dengan segera aku menuju area lobby dan menunggu Sakti.

Pakaian yang aku kenakan membuatku sedikit kedinginan. Aku juga lupa untuk membawa jaket. Aku hanya bisa berharap Sakti segera datang, kalau tidak aku pasti akan masuk angin. Tadi di dalam salon aku tidak merasa dingin. Tetapi giliran sudah keluar salon, ac yang lebih dingin langsung menerpa kulit bahu dan lenganku.

Oneshoot storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang