it's going to be alright

11

James menggigit bibirnya sampai terasa asin di mulutnya, dua titik air mata meloncat jatuh ke atas tangannya yang ada di pangkuannya. Dia tidak mengerti sampai kapan hukuman untuknya akan berakhir. Dia dihakimi di depan keluarga Net. Berita itu sudah muncul di tv. James merasa sangat bersalah telah menjadi noda dalam keluarga baik-baik itu.

Apalagi berita yang paling disukai media kalau bukan skandal salah satu anak konglomerat terkenal yang hidupnya sangat tertutup dan pendiam? Diam-diam dia mengencani seorang laki-laki dan laki-laki itu kebetulan merupakan mantan selingkuhan iparnya. Masalah itu membawa mereka pada berita bahwa dahulu ayah Net sempat menikahi wanita idaman lain dan ‘sepupu’ yang selama itu diketahui oleh orang-orang ternyata adalah anak ayah Net dari perempuan lain tersebut. Seketika seluruh negeri menjadi gempar. Keluarga harmonis dan nyaris sempurna itu ternyata menyimpan banyak rahasia yang membuat geger.

Meski James hanya menjadi salah satu dari berita, dia tetap teramat merasa bersalah. Saat itu, semua orang sibuk terdiam dengan pikiran masing-masing. Kakak Net yang tertua sibuk mengangkati telepon dari para wartawan yang ingin tahu dan menelepon langsung ke kediaman mereka.

“... Netizen memberikan berbagai macam respon mengenai berita ini, seperti contoh seorang pengguna Twittard dengan @ xxasdkxy ‘keluarga yang selalu terlihat sempurna menyimpan borok perselingkuhan setiap generasi’ ...”

Net yang berdiri di depan tv besar itu memperhatikan pembawa acara gosip yang terus berbicara, dia menggigit kuku jempolnya mendengarkan.

“...semua orang berbicara soal Nat yang menjadi anak dari perempuan lain, tapi aku lebih tertarik dengan pacar anak tengah keluarga ini, sebab dia ternyata seorang pekerja seks komersial dan juga pernah menjadi simpanan Max, menantu dari keluarga itu sendiri... ini sangat mengejutkan dan menarik...”

Net mematikan tv dan melempar remot tv itu ke sofa, James melirik perbuatannya itu dan melirik Net yang mengusap rambutnya sibuk mondar-mandir di depan tv.

Ibu Net, yang duduk di sofa di samping James melirik James yang menunduk terus. Sungguh. Dia tidak menyangka James dan Net akan menyembunyikan hal-hal ini darinya, padahal dia merasa dia sangat dekat untuk mengetahui segala tentang anak-anaknya. Tapi ternyata tidak begitu, dia harus berintrospeksi diri lagi sebagai ibu untuk anak-anaknya. Dia memperhatikan James yang galau menatap anaknya, Net. James mencintai Net dan itu terlihat jelas di matanya. Dia tahu James adalah orang yang tepat untuk menjadi pendamping Net. Mata ibu Net tajam untuk menilai orang termasuk anak itu, James. Mengesampingkan soal masa lalunya yang baru terungkap saat ini, James memanglah anak yang cerdas, sopan dan sangat manis. Dia juga sarjana Ekonomi Akuntansi yang lulus dengan pujian, dan juga soal penampilannya yang memang seperti magnet, dia bisa saja bekerja seperti itu , semua orang pasti akan berebut dan menginginkannya.

Tapi ibu Net pun tahu soal keluarga James seperti apa, adiknya, bibinya dan keponakannya yang tinggal di panti asuhan. Bagaimana James bekerja sangat keras selama ini untuk mereka keluarganya yang tersisa. Ibu Net sudah tidak terlalu kaget dan peduli lagi soal berita suaminya. Sebab dia sudah tahu cepat atau lambat orang-orang pasti akan mengetahuinya. Dia hanya tidak ingin menjadi seorang ibu yang mengikuti emosinya dan menelantarkan anaknya seperti dahulu lagi. Saat ini keluarga adalah nomor satu untuknya.

Dia menatap Net yang saat itu bergerak dan duduk di samping James. Net, anaknya yang paling susah diajak berbicara dari hati ke hati olehnya semenjak dia pulang ke rumah lagi, dan itu disebabkan olehnya sendiri yang dulu pernah meninggalkan anak tengahnya itu, membuat Net menjadi pendiam bahkan pendendam dan seperti orang yang tidak punya hati. Dan saat ini, dia melihat anak yang hatinya sekeras batu itu mengkhawatirkan orang lain yang sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengannya. James.