01 the beginning

140 60 13
                                    

Are you guys ready fall in love with a devils who obsessed with blood and dedicated to darkness?

If yes, Let's read!

.

.

.

Chapter 1
~~~~~~~~

Matahari sudah hampir tenggelam, dedaunan pada pohon besar ditengah taman kota mulai menari mengikuti kemana arah angin bertiup, udara pun sudah semakin dingin serta suara gaduh yang memekakkan telinga sama sekali tidak mengganggu seorang perempuan yang dengan nyamannya membaca buku di tengah taman kota.

Anak-anak asik bermain, beberapa remaja sibuk mengurusi urusan asmara dan ibu-ibu terlalu sibuk bertukar informasi untuk mencari bahan bergunjing.

"Sienna!" Panggilan dari seseorang membuat aktivitas membacanya terhenti, dengan gaun berwarna biru muda sederhana yang membalut tubuhnya dia mulai beranjak berdiri sambil sesekali merapihkan pakaiannya.

"Apa kamu menunggu lama?" Suaranya yang halus kembali berucap, Ruby Lawrence perempuan pemilik rambut merah itu menatapnya dengan lembut.

"Aku hampir bosan menunggumu. Apa kamu sudah mendapatkan semua barang yang dibutuhkan?" Tanya Sienna.

Perempuan dengan rambut panjang bergelombang yang diikat asal itu menatap tas belanja yang dibawa temannya. Sudah sedari siang dia menemani Ruby membeli perlekapan untuk pesta kedewasaannya besok. Buku novel yang dia genggam mulai Sienna masukkan pada tas kecil yang dibawanya.

Ruby mengangguk senang, "kamu tidak ada sesuatu yang ingin dibeli?" Pertanyaannya langsung dijawab oleh gelengan kepala oleh Sienna.

Putri bungsu dari seorang Marquess itu tersenyum lembut, "masih banyak pakaian baru yang belum aku kenakan dirumah." Sahutnya.

"Hei, ayolah.. Saudara kembarmu pasti akan berpenampilan sebaik mungkin. Apa kamu tidak ingin sekali-kali menjadi pusat perhatian sepertinya?"

"Aku tidak membutuhkan itu, Ruby. Yang aku inginkan adalah tidak mengecewakan ayahku lagi." Jawabnya dengan tegas.

Mereka mulai berjalan pulang setelah Ruby Lawrence memilih tidak lanjut menanggapi perkataannya. Pilihannya bagus, karena jika tidak perdebatan mereka tidak akan ada ujungnya.

Hembusan angin menerpa wajah mereka seakan mengusap lembut, juga menerbangkan helaian rambut panjang keduanya yang begitu indah. Cahaya kekuningan dilangit menenangkan mereka. Iris mata berwarna abu-abu milik Sienna Blair sesekali mengerjap, pandangannya bergerak kesana kemari menangkap objek apapun yang terlihat oleh penglihatannya.

Mereka berjalan dalam keheningan, ada kalanya dia sangat menyukai hal ini. Walaupun tidak melakukan apapun mereka tetap merasa tenang. Suasana di ibu kota cukup damai untuk ukuran pusat perdagangan, semuanya berjalan dengan kondusif karena terdapat kesatria kekaisaran yang menjaga jalannya aktivitas jual beli tersebut.

Selain menjadi pusat perdagangan, kota Eldridge juga merupakan pusat sihir. Banyak penyihir berbakat yang ada disini dengan berbagai jenisnya, mereka memilih bersekolah dikota ataupun bekerja. Karena itu tidak heran jika melihat barang-barang yang berterbangan karena pedagang disini bisa membeli alat sihir untuk mengirimkan barangnya lewat udara, mereka tidak perlu repot-repot mengantar pesanan pelanggan kerumahnya.

 Karena itu tidak heran jika melihat barang-barang yang berterbangan karena pedagang disini bisa membeli alat sihir untuk mengirimkan barangnya lewat udara, mereka tidak perlu repot-repot mengantar pesanan pelanggan kerumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lightshadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang