10. (Bukan) Bayangan Kirana

17 7 5
                                    

Jangan lupa vote sebelum lanjut baca🤗🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote sebelum lanjut baca🤗🤗

============

Langit sudah gelap, tapi Chandra belum kunjung menunjukkan tanda-tanda akan segera pulang. Lauri yang sejak tadi menunggu dengan harap-harap cemas tidak bisa diam. Kadang dia duduk, berdiri, kemudian duduk lagi, lalu berdiri lagi, begitu seterusnya. Dia benar-benar tidak bisa tenang sebelum adiknya pulang.

Tidak hanya Lauri yang terjebak dengan rasa khawatir. Sandra juga merasakan hal yang sama. Di dalam kamarnya, dia terpekur di depan jendela, mengintip dari balik gorden kalau-kalau Chandra muncul dengan motornya.

Entah apa yang dilakukan oleh Chandra saat ini. Kelakuannya sungguh membuat seisi rumah menjadi kalang kabut. Bahkan, dia tidak menjawab telepon atau pesan yang Sandra kirimkan. Perasaan cemas terus mendera hati Sandra, membuatnya gelisah dan tak bisa berpikir tenang.

Suara motor yang masuk ke pekarangan rumah memecah keheningan malam itu. Sandra segera bangkit dari tempat duduk dan mengintip dari ruang jendela kamarnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Lauri. Dia bergegas pergi ke jendela untuk memastikan bahwa Chandra sudah pulang.

Setelah Chandra menyimpan motornya di garasi, dia berjalan menuju pintu yang mengarah ke ruang tamu.

Ketika pintu terbuka, Chandra melihat Lauri yang sudah menunggunya dengan raut wajah campur aduk antara marah dan khawatir. Tentu saja, kemarahannya itu hanya ditunjukkan untuk dirinya. Sementara kekhawatiran jelas ditunjukkan hanya untuk Kirana.

"Dari mana saja kamu? Kenapa pulangnya malam sekali? Bukannya kamu sudah berjanji akan langsung pulang?" Kedatangan Chandra langsung disambut dengan omelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari mana saja kamu? Kenapa pulangnya malam sekali? Bukannya kamu sudah berjanji akan langsung pulang?" Kedatangan Chandra langsung disambut dengan omelan.

"Aku keluar sebentar mencari udara segar. Kepalaku pusing sekali, jika harus mendengar ocehan untuk kedua kalinya," balas Chandra dengan nada tenang. Dari raut wajahnya, dia sudah benar-benar merasa lelah. Chandra merasa bahwa penjelasan apapun tidak akan memuaskan kakaknya.

"Kenapa kamu selalu membuat Kirana dalam bahaya?" Lauri melanjutkan langsung pada inti permasalahan. Perasaan frustasi dan cemasnya mencuat, memunculkan nada bicara yang tajam dan menusuk.

SELENOPHILE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang