Joan's POV
Bangke, kenapa Junta menganggu kegiatan sex gue dengan Deza, mana pake kata sayang. Gue yang merasa kesal tidak ingin berbicara dengan Deza, apa mereka sudah sedekat itu? Mereka sudah ngewe sebelumnya? Tapi Deza terlihat seperti baru merasakan sesuatu masuk ke lubangnya, atau ia hanya berpura-pura? Gue membayangkan Deza mendesah di bawah Junta, bangsat. Gue jadi tidak mood seharian.
.
.
.
Gue membuka mata menyaksikan wajah manis yang tertidur lelap di samping gue. Wajah yang semalam mendesah dengan nikmat, tubuh yang melengkung indah saat Kontol gue masuk ke anusnya membuat gue kembali tegang. Terdengar telepon gue berdering.
Lily
"Sayang, jangan lupa ya, 30 menit lagi jemput"
"Ok, aku sekarang lagi siap-siap. wait for me, honey" Ucap gue menutup panggilannya. segera gue bangun dan pergi terburu-buru saat menyadari hari sudah mulai sore.
.
.
.
Sore ini gue ngedate bareng Lily, karena sudah satu minggu kami tidak berjumpa. Gue merahasiakan liburan gue kemarin darinya. Sekarang kami bersenang-senang dengan jalan-jalan keliling mall, keluar masuk toko yang dipenuhi pernak pernik Natal dan diskonannya, menikmati waktu berdua dengan memainkan permainan di play zone.
"Sayang, bowling?" Tanyanya dengan manja.
"Why not?" Ucap gue mengusap kepalanya.
Kami berjalan ke arah deretan bola bowling dan mulai mengayunkan ke jalurnya, Lily terlihat sangat bahagia. Wajah cantiknya semakin menawan saat tersenyum lebar.
Memang dari semua mantan gue Lily adalah cewek yang paling lama bertahan, berbeda dengan sebelumnya saat masih SMP gue bergonta-ganti pasangan berkali-kali dalam waktu yang singkat. Berkali-kali Deza memergoki gue yang nakal sedang berciuman, meremas payudara bahkan sedang disepong oleh mantan gue. gue baru berani Seks hanya dengan Lily, lalu Deza? bukan mantan, bukan pacar, tapi sahabat gue.
Kembali ke Lily, gue berpacaran dengannya saat awal masuk SMA. Mendekati gue, yang kebetulan dia satgas MPLS gue saat itu. Dia tidak terlihat nakal tapi terlihat berkelas saat itu, Ayahnya seorang Profesor di kampus ternama merupakan kenalan bokap gue. Kini hubungan kami sudah berjalan satu setengah tahun dengan rutinitas seks tiap minggu. Tidak menyangka dia juga seorang penggila seks walaupun ia mengakui bahwa baru gue yang berhasil mengahajar vaginanya.
.
.
.
Lily benar-benar membalas waktu seminggu yang kosong kemarin dengan seminggu ke depannya. Mengunjungi berbagai tempat dan cafe, tidak lupa ke pantai. Gue tidak masalah karena waktu libur masih ada walaupun gue benar-benar tidak bisa mengurus urusan lain. Seperti malam tahun baru ini kami nginap di sebuah Villa di atas bukit pinggir pantai. Villa yang terkenal karena baru diresmikan beberapa hari yang lalu.
Saat berada di Lobby utama Villa gue kaget melihat Junta dan Deza keluar dari pemukiman Villa tadi berjalan di Lobby. Apa yang mereka lakukan di sini? apa mereka menginap juga di pemukiman Villa mewah ini? Junta? siapa dia sebenarnya sampai bisa membawa Deza ke sini? Gue melihat tangan Junta melingkar di leher Deza, bajingan.
Ingin gue mengikuti namun tersadar akan Lily yang datang. Gue menuju Villa yang kami pesan dengan perasaan campur aduk.
.
.
.
Suasana malam di sekitar Villa sangat ramai apalagi di Cafe pinggir pantai, terlihat seperti pasar dan sangat penuh dengan kerlap kerlip. Berjalan berdua dengan Lily, yang takjub akan hiasan pernak pernik tahun baru, dia terlihat senang. Rencananya kami akan menuju Bar yang terkenal di sini, namun sebelum itu kami akan menikmati malam pergantian tahun di pesisir pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
(BL/BxB) What Are We?
Подростковая литератураSampulnya buram kan? Sama kayak kisah di dalamnya😭. Sepasang teman kecil, salah satunya menyimpan rasa dan akhirnya mengutarakannya. Namun itu justru awal mula masalah yang akan ia hadapi.