"Aku waktu itu bertemu Kageyama," ucap Sakusa dengan nada tenang. Tangan menggoyang-goyangkan minuman bersoda.
Osamu yang sibuk mencincang sayur, membalas tanpa menoleh, "kapan?"
"Saat kembaranmu kalah melawannya."
Osamu mendengar itu tertawa. "Hei, kalau Tsumu dengar, dia pasti akan mengamuk."
Sakusa menghela napas. Dirinya ingin meminum alkohol, tapi sayang sekali di kedai Osamu tidak menjual bir kesukaannya. Dia hanya meminum soda dengan diberi pelengkap beberapa camilan. Dia tidak membeli onigiri Osamu, karena tujuan awalnya datang hanyalah mengganggu.
"Aku hampir mencium orangnya."
"Apa?!"
Pernyataan seperti bom meledak itu mampu membuat Osamu terkejut setengah mati. Hampir saja ia memotong jari tangannya. Mata membulat sempurna menatap Sakura dengan tidak percaya, "KAU SERIUS?!"
Berbeda dengan Osamu, Sakusa bersikap tenang dan menjawab dengan datar, "serius."
"Kenapa? Kenapa kau ingin menciumnya? Sejak kapan kau suka padanya?! Aku bahkan tidak pernah mendengarmu menyebut nama Kageyama!" Osamu membombardirnya dengan pertanyaan. Karena informasi ini perlu dikulik lebih dalam, dia segera memanggil salah satu pekerjanya yang berada di luar untuk menggantikan tugasnya. Setelah itu, Osamu duduk satu bangku dengan Sakusa.
Sakusa menjelaskan dengan singkat, "ada kesalahpahaman antara aku dengannya."
"Kesalahpahaman macam apa yang membuatmu hampir menciumnya, Sakusa?!" Osamu bertanya dengan masih tidak percaya.
Sakusa menyesap sodanya layaknya bir. "Pokoknya ada."
"Kau gila," cela Osamu yang dibalas hendikkan bahu oleh Sakusa.
Osamu tidak habis pikir dengan temannya yang satu ini. Bagaimana bisa sebuah kesalahpahaman membuat Sakusa mencoba untuk mencium setter Schweiden itu? Kesalahpahaman macam apa yang dia maksud? Dia ingin bertanya lebih lanjut, namun sepertinya Sakusa tidak ingin memberitahu alasannya.
"Bagaimana reaksi Kageyama?"
"Biasa aja," ujar Sakusa. "Anak itu malah kebingungan kenapa aku mendekatkan wajahku padanya."
Entah mengapa, untuk berita yang satu ini Osamu tidak terkejut. Ia malah tertawa. "Memang Kageyama! Aku akan merasa aneh kalau dia tau kau bermaksud menciumnya!"
Sakusa memutar mata mendengar itu. Bibir sedikit cemberut karena temannya yang bereaksi berlebihan. Osamu menyadari hal tersebut. Ia berhenti tertawa dan menepuk pundak Sakusa. "Aku tidak paham secara pasti kenapa kau melakukan itu, tapi kau sadar kalau Kageyama itu straight kan?"
"....."
Sakusa terdiam. Dia mengalihkan pandangan dari Osamu, tanda bahwa tidak ingin menjawab. Namun, diamnya Sakusa adalah jawaban itu sendiri.
"Apa kau suka Kageyama?" Kali ini, nada Osamu terdengar serius.
Sakusa menjawab dengan kekehan kecil. Seakan pertanyaan yang diajukan Osamu adalah pertanyaan bodoh. "Mana mungkin."
'Sikapmu sama persis saat kau dulu menyukai Tsumu,' Osamu mengucapkannya dalam hati. Tentu ia tidak dapat secara langsung mengatakannya karena Sakusa hanya akan terus bersikap denial.
"Apa kau tidak takut kejadian yang dulu bakal terulang kembali?"
Sorot mata Sakusa berubah dingin mendengar pertanyaan itu. Seakan telah memicu sesuatu, membuat suasana hatinya seketika berubah. "Apa maksudmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Straight Guy || SakuKage
FanfictionSakusa tidak tahu pikiran apa yang berani membuat dirinya melakukan hal tidak pantas itu. Yang pasti dia hanya ingin memastikan sesuatu. Summary : Sakusa yang mencoba segala cara untuk meluluhkan hati Kageyama. Terinspirasi dari manhwa : Unintentio...