WARNING: CERITA INI HANYA FIKTIF DAN MURNI DARI IMAJINASI SAYA , MAAF BILA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT DAN DIALOG, TERIMA KASIH.
----------------------
SHANE's POV
"Hati - hati sayang disana, jangan nakal" ucap Max Kepada kekasihnya Vannah sembari mengecup bibirnya.
"Ingat!! Jangan taruhan lagi max, bisa kubunuh kau!" Balas Vannah dengan tatapan membunuh, max hanya diam bergidik ngeri mendegar ucapan kekasihnya itu.
Aku memprhatikan kejadian romantis yang terjadi di hadapanku dan dilakukan oleh Max dan Vannah yang akan meninggalkannya ke florida untuk tiga hari kedepan, walaupun hanya sebentar, aku bisa melihat tatapan kerinduan yang di pancarkan oleh mata max dan kilatan tak ingin berpisah yang terpancar di dalam diri vannah.
Tatapan itu, apakah pernah aku menatap Sharen seperti Max menatap Vannah? Apakah aku pernah merindukan Sharen seperti Max Merindukan Vannah? Padahal vannah hanya sebentar di florida? Jawabannya adalah tidak!.
aku dan sharen telah berpacaran selama 4 tahun dan telah dijodohkan oleh dad sejak aku dan sharen baru berumur 5 tahun namun status yang mengikat ku dengan sharen seperti tidak ada gunanya dan sangat hambar.
Sharen yang lebih memilih untuk menyelesaikan pendidikannya di New York yang aku tidak tau mengapa ia lebih memilih menyelesaikan pendidikannya disana ketimbang di London, maksudku universitas di inggris tidak kalah dengan universitas yang ada disana tapi ntahlah apa yang ada dipikirannya.
Hubungan jarak jauh kami baik-baik saja dan aku tidak pernah berselingkuh begitupun dia, maybe?. Dia akan memberitahuku jika terjadi sesuatu disana dan akupun sebaliknya, walaupun hubungan kami sangat hambar.
Aku Shane Davis Johansen pria berumur 17 tahun dan 4 bulan ini aku genap berumur 18 tahun, aku pria yang lumayan tinggi, berkulit putih bermata biru serta memiliki rambut berwarna cokelat kehitaman, aku anak dari seorang Raja Inggris yang sangat menjaga nama baik kerajaan, raja yang sangat menyebalkan buat ku, Johanes Joseph Johansen, dan Ratu Gwen Elizabeth Johansen atau sering aku panggil mother serta Queen Elizabeth VII yang sering aku panggil Grandma, hubungan dad dan Mom begitu sangat hambar, mereka tidak akan tahan dalam satu ruangan selama satu jam tanpa ada pertengkaran, Dad sangat egois dengan kekuasaannya, semua kemauannya harus dituruti serta Mother yang sikapnya berubah dingin kepadaku sejak aku berumur 9 tahun tanpa aku tahu penyebab perubahan sikapnya.
"Urus keperluanku" ucapku kepada bodyguard ku "aku akan segera berangkat ke new york" lanjutku.
Aku tak tahu kenapa aku ingin mengunjungi sharen di sana ketika melihat Max dan Vannah tadi, aku seperti ingin bertemu dengannya walau aku dan Sharen sering mengobrol lewat skype tapi tak tahu kenapa seolah hati kecilku berkata "kunjungi dia Shane" dan aku tidak bisa menolak itu.
*****
aku menunggu sharen di depan kampusnya dan memilih jam pulang karena aku akan membuat kegaduhan disana jika aku datang pada saat jam belajar, aku ingin membuat kejutan sebagai lelaki normal yang memiliki kekasih, apa itu salah?.
seluruh siswa nampak telah keluar kampus namun aku tak melihat sharen, dia juga tidak mengikuti ekstrakulikuler dengan alasan dia tidak ingin membuang-buang waktu dengan kegiatan semacam itu yang tidak penting.
Sudah setengah jam aku menunggu di depan kampusnya dan terus menatap kedepan dengan pandangan yang di halangi oleh jendela mobil yang kutumpangi.
Ketika aku melihat gadis berambut cokelat bergelombang itu keluar sendirian, aku bermaksud keluar dan menghampirinya namun niat itu aku urungkan ketika ada sebuah mobil mewah berwarna silver yang menghampirinya, setauku keluarga Lautner tidak mempunyai mobil jenis itu, seorang pemuda turun dari mobil itu dan damn it! Dia memegang pinggang sharen dan mencium bibirnya.
Aku tidak cemburu melihat sharen berciuman dengan lelaki lain melainkan aku marah karena dia membohongi ku, aku tidak tahu perasaanku ini kenapa? Seluruh pria jika melihat pasangannya berciuman dengan pria lain pasti akan merasakan kecemburuan, namun tidak berlaku untukku, entah kenapa.
