2

4K 266 22
                                    

Jangan berharap bahwa masuk rumah besar ini akan disambut banyak maid dan bodyguard layaknya orang kaya yang seperti novel-novel sering ceritakan. Mungkin akan lebih afdhol jika sambutan pertama dilakukan oleh Bapak Camat atau yang mewakili dilanjutkan potong tumpeng.

Pemikiran Arsena yang sedikit aneh itu selalu berputar layaknya penyambutan kepala daerah. Namun dihentikan karena si pemilik rumah besar yang tampak tak menyukai kehadirannya.

"Ah ternyata pangeran telah bangun," sarkasnya sambil meletakkan laptop di pangkuannya.

"Ada yang sedikit berbeda darimu, atau hanya mataku saja?" Selidik Andrean.

Andrean Suryajaya si kepala keluarga serta pemilik rumah. Orang kaya yang memiliki 2 bisnis besar di bidang properti serta banyak cabang bisnis lain layaknya tentakel gurita di beberapa kota. Jadi termasuk perorangan yang mapan, rupawan, sedikit non tanggung jawab.

Bukannya mengabaikan anak tengah, malah memusuhinya. Yah memang adanya demikian, karena seperti yang pernah diketahui sebelumnya. Otak encer dan menonjol anak tengah yang menjadikan si bungsu terlihat tak sebanding bahkan tak bisa apa-apa.

"Maaf Tuan, eh bapak, ayah, papa eh DADDY..."  Goda Arsen memancing emosi Daddy-nya.

"Bisa Anda lihat kondisi saya yang terlihat seperti atlet atletik, bolehkah saya kayang sekarang?"

Kaget dengan perubahan cara bicaranya. Andrean yang tau Arsena yang biasanya akan diam menunduk dan selalu acuh dengan segala bentuk kekerasan keluarga. Kini membantah dengan aksen candaan.

Sebenarnya ingin dia mendekat dan menanyakan mengapa. Tapi gengsi yang lebih dominan membuatnya mengabaikan anak itu hingga masuk ke kamarnya.

Jangan lupakan seseorang yang diam mengamati dari meja makan. Sambil menyeringai tipis menyeruput kopi latte dalam mug besar.

"Ah sepertinya kursi besi kesayanganku merindukanmu." Ucap Zack.

Zack atau Zacky Harapan Surajaya sulung keluarga Surajaya yang saat ini menjabat CFO Hura Hotel milik Daddynya. Hobinya? Melampiaskan kekesalannya pada tubuh adik pertamanya. Apalagi dengan menyayat menggunakan cutter.

Sedikit gila memang, namun penyebab ini karena sang Bunda yang memang kejam. Di usia 6 tahun dia dipaksa melakukan fillet daging dengan sempurna tanpa dilatih. Jika gagal maka cambukan akan diterimanya hingga ia pingsan.

Sementara si bungsu Harris Cahaya Surajaya (padahal pengan dinamai cahaya matahari) hanya seorang anak biasa. Tak ada yang menarik di mata Bundanya, sehingga kerap kali dia ditemukan menangis dan merengek karena tak dapat perhatian Bundanya. Finally, hanya Daddynya yang memberikan kasih sayang sepenuhnya hati hingga luber kemana-mana tanpa memikirkan akibat lain.

Arsena Bhaskara, nama yang berbeda karena bapak yang berbeda. Hasil dari pemerkosaan Nyonya Surajaya karena bosan dengan suaminya sendiri. Dan setelah kelahiran bayinya, Rangga Bhaskara berniat membawa anaknya pergi malah ditangkap karena dituduh mencuri bayi oleh Andrean hingga berakhir dijagal didepan bayi merahnya sendiri.

Kepintaran Arsen sendiri merupakan genetik dari ayah kandungnya yang seorang dokter spesialis anak saat itu. Hanya perbedaannya sifat diam serta tak terlalu peduli hal lain membuat dirinya begitu kontras dibanding tuan muda Surajaya yang memiliki ambisi.

"Hahh, hidup jadi orang kaya emang banyak uang. Tapi hidup sebagai orang lain kayak gini apa benar bisa gue nikmati rasanya hidup?" Bukan Dion kalau tak over thinking.

"Dah lah mending bobok dulu biar makin cakep besok sekolah biar makin uwaw."

TBC


Maaf menggantung, diusahakan up rutin.
Jan lupa kasih vote, sama tandai kalo typo.

SOLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang