*happy reading*
•
•
•
"Shh, anjing. Pelan pelan dong sakit tau" ucap Ilham kesal."Sabar dong, keluar lagi ni" kesal Kenan pada Ilham yang terus saja bergerak.
"Lo ngak tau apa! Dari tadi gue nahan sakit bab-Akkh"
"Hich, kok lo gak bisa lembut dikit sih! Sakit kont*l"
"Lo sih! Kalo Alvin dengar gimana" Ucap Kenan memperingati.
BRAK!
"ALVIN!! KENAN SAMA ILHAM NGOMONG KASAR SAMA NGEHUMU" teriak Gibran setelah menendang pintu salah satu kamar markas.
"Mata lo ngehumu!" sentak Ilham emosi.Gibran berjalan ke arah mereka yang duduk di sofa kamar.
"Kalian sih dari tadi gue denger suara lo berdua yang bikin pemikiran gue gak bisa lurus"
"Eleh bacok lo nying"-Ilham.
"jadi kalian ngapain dari tadi di kamar markas berdua, atau memang...." Gibran menjeda ucapanya sambil memincing matanya menatap mereka berdua dengan pandangan horor.
"Ini si ilham gigi dia sakit, dan ternyata berlubang" ucap Kenan.
"Jadi?" tanya Gibran Herman.
"Dia mau di masukin kapas aja, tapi ni anak dari tadi grasak grusuk"
Gibran menganguk mengerti, tadi dia hampir salah sangka, salah mereka juga pintu di tutup berduaan lagi.
Bikin jiwa fudan dia meronta ronta. Canda nyig~
"Owalah kasian, mau gue beliin coklat sama permen gak" setelah mengatakan itu Gibran langsung lari, karna dia tau makan itu kesukaan Ilham. Kayak cewe aja.
💥🕊
Beberapa bulan kemudian di mansion Alvin dkk.....
"Oi makanan udah siap nih" teriak Gibran dari halaman depan.
"Iya bang/iya" mereka berjalan ke meja kayu yang sudah di letakkan di halaman, dan hari sudah lumayan malam. Sekitar jam 9 lewat.
Gibran, ilham, kenan, Cio, Alvin dan adik kembar Gibran GENTALA ANGARA dan ARBIANTA ANGARA. sering di panggil Genta dan Bian.
Mereka berkumpul di meja yang sudah di letakkan di halaman depan mansion.
"Vin, makan" ucap Cio yang sedari tadi menatap ke arah Alvin yang sedang memangangang Sosis dan bakso tusuk.
Dan Cio yang memangang steak daging sapi dan ayam bakar.
"Bang Alvin! Mau Bian bantuin gak" tanya Bian yang sudah berdiri di samping Alvin.
Alvin melirik Bian sebentar dan kembali fokus ke panganggan.
"Ngak usah lo gangu dulu si bos, dia lagi bad mood"-ilham.
Bian menganguk dan kembali ke tempat duduknya sambil memakan ayam goreng yang di pesan Gibran sebelum ke sini tadi.
Oh iya umur si kembar berbeda 2 tahun dengan Gibran, Gibran 17 dan mereka 15 tahun. Mereka sudah duduk di bangku kelas 8.
Setelah semua selesai di pangang dan mereka makan dengan nikmat, sesekali bercerita random dan tertawa bersama.
Ini benar benar suasana yang selalu Alvin impikan, memiliki teman dan bercerita keluh kesah mereka sendiri dan saling membantu tanpa penyiksaan dari sekitar mereka.
Tapi di lihat lihat dari data mereka Cio yang paling sulit di retas, entah apa yang dia simpan dari publik.
Dan kehidupan Gibran yang menyedihkan, bukankah ini misi baru? Akan menyenagkan bermain teka teki di lingkungan sekitar dengan santai.
alvin bersmerk tanda rencana di otaknya mungkin bisa menghilangkan kehidupan nya yang monoton.
hihi, kau menyenagkan juga'
Alvin tersentak mendengar suara bisikan dari kepalanya, dia melihat ke kiri belakang tidak ada siapa siapa di sekitarnya.
Gibran dkk? Bereka sedang memandangi langit malam yang terang dan indah yang lumayan jauh dari meja.
"Siapa di sana?" tanyanya dengan raut wajah waspada.
Debuk!
Tiba tiba tubuh Alvin terjatuh tanpa alasan.
"Wah indah bet langit dari sini" Ucap Bian memandang langit dengan kagum.
"Ya kan dah gue bilang tempat di sini cocok" ucap Ilham bangga.
"Lo kok kepedean banget sih jadi orang" ucap Kenan kesal memandang ilham.
"Ish, serah gue dong" ucap ilham sebal dan bergi menjauh dari tempat mereka.
Saat ingin berjalan ke arah meja, fia menyatukan alisnya pertanda bingung.
"Bukanya si bos duduk di sini tadi" ucapnya sambil memandangi sekitar meja dan saat ingin melangkah kembali ke arah teman temanya yang masih asik memandang langit malam.
Sret!
Tiba tiba dari arah belakang ada dua tangan yang mencekram kedua bahunya dengan erat sampai dia meringis pelan.
Dia berbalik menatap ke arah seseorang di belakangnya dan ternyata itu Alvin dengan wajah tanpa ekspresi.
"Eh bos? Dari mana tadi? Gak gue liat lo di sekitar sini tadi" tanya Gibran heran.
"Dalam" Gibran mengangguk mengerti.
"Yok ke tempat mereka bos, lagi mandangin langit di sana" ucap Gibran sambil menunjuk mereka.
Alvin menganguk dan ikut berjalan tapi dia berada di belakang Gibran.
"Maaf Alvin, ini akan menyenagkan" gumam dirinya dan bersmark dan tatapan yang berbeda.
"let's start the game"
☆࿐ཽ༵༆༒ 𝑻𝑯𝑨𝑵𝑲𝑺 ༒༆࿐ཽ༵☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi kevin or alvin (Hiatus Sementara)
Teen Fictionkisah Kevin Anggara Ariga yang merupakan CEO dan memiliki perusahaan terkenal di jerman dan kebanyakan cabang berada di indonesia. hidup sendiri tanpa ada orang tua di sampingnya yang menyemangati harinya yang suram dan kejam. karna sebuah kesengaja...