Chapter 5 - Dia yang Mengaktifkan Kekuatan nya

5 2 0
                                    


Pada malam hari di rumah Risa, dia duduk di meja belajarnya, mencoba fokus pada catatan pelajarannya. Cahaya lampu meja menerangi buku-buku dan catatan yang berserakan di depannya. Sesekali, pikirannya melayang ke kejadian malam itu bersama Takumu. Senyum kecil menghiasi wajahnya saat dia mengingat kata-kata dan tindakan Takumu yang melindunginya.

Risa tidak bisa menahan diri, perasaannya campur aduk antara kegembiraan dan rasa malu. Dia menutup wajahnya dengan tangan, teriak pelan karena perasaan yang meluap-luap. Pikirannya dipenuhi oleh bayangan Takumu, membuat hatinya berdebar lebih cepat.

Setelah beberapa saat, Risa mencoba kembali fokus pada catatannya, tetapi pikirannya terus kembali ke Takumu. Dia memikirkan bagaimana Takumu berani dan penuh perhatian. Hal itu membuatnya tersenyum dan terkadang tertawa kecil, bahkan merasa sedikit malu.

"Aduh, Risa, fokus!" katanya pada dirinya sendiri, berusaha mengendalikan perasaannya yang bergejolak. Namun, rasa sukanya pada Takumu terlalu kuat untuk diabaikan.

Dengan perasaan yang campur aduk, Risa berusaha menenangkan dirinya dan kembali ke buku pelajarannya, tetapi senyum tak bisa hilang dari wajahnya. Malam itu, di antara usaha belajarnya, Risa membiarkan dirinya menikmati perasaan suka yang tumbuh dalam hatinya.

"Risa ...! waktunya makan malam ayo turun sini ...!!" teriak sang Ibu.

"Baik Bu ...!" ucap Risa sambil menutup bukunya.

Risa berjalan dengan girang di dalam rumahnya, perasaan senang tak bisa disembunyikan dari wajahnya. Saat dia menuruni tangga, pikirannya masih melayang pada Takumu dan momen-momen indah yang mereka lalui. Namun, saat mencapai anak tangga terakhir, kakinya tersandung.

"Aduh!" seru Risa saat dia terjatuh ke lantai dengan cukup keras. Buku catatan yang dibawanya terlepas dari genggaman dan terlempar ke depan.

[Dikonfirmasi; Ketahanan terhadap Rasa sakit telah di pelajari ...]

[Pemberitahuan; Skill : Penahan Rasa Sakit Lv1 telah di dapatkan ...]

Ibunya, yang sedang berada di dapur, mendengar suara jatuh dan segera berlari menghampiri. "Risa! Kamu tidak apa-apa?" tanyanya dengan cemas, membantu Risa bangkit dari lantai.

"Apa tadi itu ..." gumam Risa.

Risa menggosok lututnya yang terasa sakit, mencoba menahan air mata. "Aku tidak apa-apa, Bu. Hanya sedikit terjatuh," jawabnya dengan senyum lemah, meski rasa sakit masih terasa.

Ibunya menghela napas lega, namun tetap khawatir. "Kamu harus lebih hati-hati. Apa kamu mau diberi es untuk lututmu?"

Risa mengangguk pelan. "Iya, Bu. Terima kasih."

Setelah itu, ibunya membantunya ke sofa dan memberikan es untuk mengompres lutut yang memar. Sambil mengompres lututnya, Risa merenung sejenak, berusaha menenangkan dirinya dan merenungkan betapa cerobohnya dia tadi.

[Dikonfirmasi; Penahan Rasa sakit telah di tingkatkan ke level 2 ... setelah itu, Skill : Penahan Suhu Dingin Biasa Lv1 telah di dapatkan ...]

Kemudian pada malam itu Risa terus kepikiran dengan suara suara yang kadang mengisi kepalanya itu. Terkadang saat suara itu muncul pandangan Risa seperti ada sebuah animasi berbentuk seperti menu pada game.

"Apa itu tadi ... aku tidak mengerti sama sekali ..." gumam Risa.

Risa pun melanjutkan makan malamnya dan setelah selesai dia pun mencuci semua piring yang ada di meja dan kembali ke kamarnya tanpa berbincang pada Ibu dan Ayahnya. Mereka berdua merasa ada hal yang terjadi pada Risa, namun mereka hanya menduga kalau dia sedang jatuh cinta pada seseorang.

Dead or Alive in Second Life : RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang