CHAPTER 27

42 9 0
                                    

Bacanya pelan-pelan aja, part ini 2000an kata.

*

Zeya mematikan mesin mobil saat sudah tiba di garasi rumah orang tuanya. Seusai pulang sekolah, ia langsung menuju ke sini tanpa memberi tahu siapa pun. Malam ini, Zeya memutuskan untuk kembali tinggal di rumah setelah beberapa minggu menginap di apartemen.

Begitu membuka pintu utama, Zeya langsung disambut oleh pemandangan Haren yang sedang bermain dengan hewan peliharaannya. Anjing berjenis husky itu sudah seperti saudara bagi Haren, karena mereka tumbuh bersama sejak kecil.

"Hai, Ozzy," sapa Zeya kepada hewan berbulu tersebut.

Seolah mengerti, Ozzy menggonggong ceria dan langsung berlari mendekati Zeya. Zeya berjongkok untuk mengelus kepala anjing itu dengan gemas.

"Mama, Papa belum pulang, Ren?" tanya Zeya saat kembali berdiri.

"Mama udah pulang. Papa kayaknya baru balik malam ini," jawab Haren.

Zeya mengangguk singkat, merasa sedikit lega mendengar kabar itu.

Ia lalu melangkah menaiki tangga menuju kamarnya. Setelah membuka pintu bercat putih yang menjadi ciri khas ruangannya, Zeya langsung masuk ke dalam. Begitu menyalakan saklar lampu, nuansa kamar berwarna biru—warna favoritnya—terlihat lebih cerah.

Zeya meletakkan ranselnya di atas meja belajar, lalu melangkah menuju koleksi gitarnya yang terpajang di dinding. Ia mengamati satu per satu gitar yang dimilikinya, kenangan indah menyelimuti pikirannya. Setelah beberapa saat, Zeya akhirnya memutuskan untuk mengambil gitar berwarna merah yang jarang ia mainkan.

Seingatnya, gitar ini adalah hadiah ulang tahun yang ke-13 dari Eyang-nya yang tinggal di Yogyakarta. Momen itu selalu membuatnya tersenyum, mengingat betapa berartinya alat musik itu dalam hidupnya.







✩₊˚.⋆☾⋆⁺₊✧





Setelah makan malam, Zeya memutuskan untuk bersantai di kasurnya sambil membaca komik edisi terbaru milik Haren. Haren memang sangat suka membeli komik, bukan karena kecintaannya pada komik itu, tetapi sebagai alibi untuk bertemu dengan gebetannya di toko komik. Setibanya di rumah, Haren selalu menaruh komik tersebut di kamar Zeya.

"Pftt.. Lucu banget, anjir!"

Zeya tidak bisa berhenti tertawa saat membaca setiap adegan dalam komik berjudul "Rumah Abu" yang bergenre Rom-Com. Sepertinya, komik ini memang didedikasikan untuk orang-orang berselera humor rendah seperti Zeya. Dia bahkan sampai mengguling-gulingkan dirinya di kasur saking lucunya.

Tok... Tok... Tok!

Namun tawanya harus terhenti ketika ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dengan segera, Zeya beranjak dari kasur dan berjalan ke arah pintu.

"Apa?" Zeya menaikkan sebelah alisnya saat mendapati Haren berdiri di hadapannya dengan rambut acak-acakan seperti sarang burung.

"Buruan siap-siap. Kita diajak ke acara rekan bisnis Papa," kata Haren. "Oh, iya. Kata Mama, lo harus pakai dress," sambungnya sebelum berlalu pergi.

Sejujurnya, Zeya sangat malas menghadiri acara formal seperti itu. Namun, apa boleh buat? Ia sudah banyak beralasan sebelumnya, jadi kali ini ia memutuskan untuk ikut saja.

Zeya menutup pintu kembali dan berjalan menuju walk-in closet. Setelah mengobrak-abrik isi lemari, ia akhirnya memilih Off Shoulder Dress berwarna merah maroon. Setelah menata rambutnya, Zeya mematut dirinya di cermin.

Echoes of Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang