4 : Nyasar

276 33 2
                                    

Jia tersenyum bahagia usai menonton konser grup band bersama Misoo. Suasananya benar-benar sangat gila. Jia bisa melepas stres berkat menonton aksi panggung yang sangat luar biasa.

Hari ini Haechan ada jadwal yang tidak bisa di cancel, jadi ia tidak akan terganggu olehnya. Jia bebas melakukan apapun tanpa larangan.

"Hari ini aku mau minum sepuasnyaa!" Jia mengangkat botol alkohol ke udara.

"Cheeeerrrrs!" Misoo menyambut dengan semangat.

Dua gadis itu bersama teman-teman yang lain menenggak minuman sepuasnya. Mereka berpesta pora di tempat biasa mereka berkumpul.

"Jia-ya, kau jangan terlalu mabuk. Kau berkendara." Misoo mengingatkannya.

"Aman!" Jia mengangkat jempolnya, meyakinkan temannya bahwa ia tidak akan mabuk parah.

Namun setelah beberapa saat kemudian, Jia sudah ambruk di atas meja.

Misoo memutar kedua matanya melihat kondisi temannya. "Dasar, bocah ini."

"Jia-ya, bangunlah. Aku akan mencarikan taksi untukmu."

"Eummm," Jia bergumam tidak jelas.

Misoo dengan bantuan teman laki-laki nya, membawa Jia ke pinggir jalan untuk mencari taksi.

Setelah menunggu lebih dari lima menit, Misoo baru bisa mendapatkannya. Gadis itu lantas menyebutkan alamat rumah temannya dan membayarkan taksinya. Sementara motornya di amankan olehnya.

Perjalanan menuju rumahnya memakan waktu 35 menit. Jia tidak langsung turun begitu supir taksi memberitahu bahwa ia telah sampai.

"Nona, anda bisa turun."

Jia membuka matanya dan melihat sekitarnya.

"Ahjussi, bukan ini alamat nya." Jia menyebutkan alamat lain membuat mobil itu berbalik arah.

Hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai ke alamat tujuan.

"Gomawoyo~ Ahjussi." Jia turun setelah membayar.

Langkahnya sempoyongan ketika memasuki gedung apartemen. Ia mengeluarkan kartu akses dari saku untuk membuka pintu masuk.

Beeep.

Jia mengerut, "kok salah?"

Beeepp.

Jia cegukkan saat melihat kartunya dengan mata menyipit.

"Waeeee? Apa pintu ini rusak?" Jia menendang pintu kaca itu.

Ah, masih ada kartu satu lagi.

Jia mengambil kartu yang lain dari dalam dompetnya.

Ting!

Bibirnya melengkung senang begitu berhasil terbuka.

Saat memasukinya, Jia berjalan sambil memegangi tembok agar tidak ambruk. Hari sudah larut sehingga suasana gedung tersebut sangat sepi.

Masuk ke dalam lift, Jia memencet nomor lantai rumahnya. Lift lantas berhenti di lantai unit apartemennya, namun bergitu turun di lantai tersebut, ia tidak menemukan nomor unitnya.

"Waeee~ dimana rumahku?" Jia bergumam frustasi.

Karena tidak menemukannya, Jia kembali ke dalam lift.

Namun entah bagaimana, ia kini berdiri di depan sebuah unit. Ia segera memencet sandi rumahnya.

Beeeppp.

Salah.

Beeepp.

Salah.

Beeeeeppp.

POISON [LEE HAECHAN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang