Bab 7.🌱

117 10 3
                                    

Happy reading!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!!




Tanpa pikir panjang merekapun langsung turun dan membawa barang mereka masing masing, karna antrian yang semakin panjang Mahen segera menuju loket untuk mengurus simaksi agar tidak semakin ramai.

"Baru jam segini udah rame" umbat Carka yang melihat sekeliling sudah hampir dipenuhi oleh orang orang yang ingin mendaki.

"Kalian laper ga? Mumpung masih dibeskem" tanya Jevan.

"Banget tadi aja sebelum berangkat belum sempet makan" keluh Cakra yang sedari tadi menahan laparnya.

"Ya udah ke warung dulu sono beli makan, yang mau makan buruan makan yang mau ke kamar mandi juga sat set terus makan, ntar kita juga beli nasinya sekalian di bungkus biar nanti ga kebanyakan masak tinggal makan" ucap Jevan panjang lebar yang langsung dianguki sebagi jawaban.

20 menit berlalu akhirnya Mahen selesai mengurus simaksi yang cukup panjang antriannya dan dirinya langsung bergabung dengan yang lainya.

"Makan dulu bang... " Tawar Hanan pada Mahen.

"Gw ntar di atas, lagian tadi juga udah makan sebelum berangkat" iya memang tadi sebelum berangkat Hanan dan Mahen sudah makan tapi Hanan itu suka makan jadi wajar saja dia cepet lapernya.

"Udah selesai hen?" Tanya Jevan yang Baru saja keluar dari kamar mandi.

"Udah.., kita tinggal nyusun formasi, berdoa jangan lupa terus langsung naik" ucap Mahen sambil mengecek lagi barang barang yang ia bawa.

Setelah menunggu yang lain selesai makan mereka langsung menyusun formasi sesuai yang sudah direncanakan kemarin. Hanan didepan, setelah Hanan ada Jevan, Naren, Cakra, Bintang, Rafal, dan Mahen yang paling belakang.

"Sebelum naik jangan lupa buat berdoa, dan inget yang kemaren gw bicarain di grup jangan berkata kasar, jaga sopan santun, dan inget apapun yang terjadi jangan egois untuk mencar, kalok gak gw buang ke jurang" jelas Mahen yang langsung dianguki.

Sesuai yang dikatakan Mahen merekapun menunduk untuk berdoa dalam hati mereka sebelum mulai mendaki.

"Ya Allah lindungilah kami hingga akhir, biarkan Naren pulang ya Allah" ucap Naren dalam hatinya.

Jika boleh jujur perasaan Naren sedari tadi sungguh tidak enak, dirinya merasa seperti akan ada hal yang janggal yang terjadi nantinya entah itu hanya dirinya yang merasakannya atau teman temanya juga merasakan.

"Mass, Masnya mau naik?" Pundak Mahen serasa di tepuk oleh seseorang, dirinya menoleh dan benar saja ada orang yang seperti ingin berbicara padanya.

JERITAN GUNUNG LAWU [NCT DREAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang