Chapter 1 - Kidnapping

807 25 2
                                    

Kedua ujung rokok itu menyatu, membagi api pada rokok Marlboro yang kemudian di isap oleh bibir coklat pria yang kelebihan lemak, yang pada akhirnya dihembuskan keluar jendela mobil hingga ikut terbawa dinginnya angin pada dini hari.

Pria di samping yang bodynya lebih kurus dan berkumis tebal, memakai topi yang match dengan bibir coklat bercak hitam kawan sejawatnya yang menyopiri mereka, mengingatkan lagi, "sebelum pagi, itu cewe udah harus di bawa keluar"

Keluar negeri maksudnya. Mereka bertiga-- termasuk cewek yang mereka culik, sedang menuju pelabuhan, sebelum akhirnya gadis itu akan dibawa keluar negeri sebagai korban bisnis ilegal mereka yaitu perdagangan manusia.

"Wuhuu 2 milyar cuy, bangsat, akhirnya kita kaya juga" mereka heboh merayakan.

Tapi bagaimanapun, semua ini berkat cewek yang berada di bak mobil pick up belakang. Bagaikan sapi perah mereka, Pria bertopi menoleh untuk mengecek, "Sorry my friend-- anjing, itu apaan di tangannya? Hape?"

"Mana, ngen?"

Mereka panik, sedangkan Sagita berbaring dengan santai di atas selimut yang disediakan duo penculik itu atas permintaan gadis itu sendiri.

Tangannya satu di borgol ke besi bodi mobil, satu tangannya lagi leluasa memotret taburan bintang di langit yang entah darimana dia dapatkan. Dia menulis caption; Guess, where am I?. Cewek itu memakai headset menikmati lagu sembari memandangi suguhan pemandangan langit yang menjadi atap selagi mobil ini berjalan. Kakinya menyilang nyaman, satunya bergoyang mengikuti beat lagu yang di dengarkannya.

"Woy Sagita, bangsat dari mana cewek licik itu dapat hape. Woy, anjing, Sagita" cewek itu tidak mendengar karena telinganya disumpal.

Si sopir mau menepi. Tapi kemudian cahaya terang dari belakang membuat mereka menyadari ada 3 rombongan mobil hitam melaju mengikuti di belakang mereka. Suara tembakan mengiringi kemunculan mereka.

Hal itu menarik perhatian Sagita. Cewek itu menuju ke dekat pintu mobil si penculik bertopi "Wah keknya kita diikutin nih" ujarnya santai. Seperti rekan yang sedang melapor.

"Bukan keknya tapi emang, lo lapor polisi?"

"Kenalin, mereka bodyguard gue"

"Bangsat"

"Dih, kasar banget om, gak gue bantuin loh" Sagita memasang wajah pura-pura sedih karena dikasari secara verbal. Padahal diakan rapuh.

"Anjinglah"

Cewek itu memutar bola mata, "yaudah sih, keknya kita ga bakal ketemu lagi nih wahai penculik-penculikku yang tidak tercinta, so, thank guys buat pengalaman ini"

Sial, jadi siapa yang sapi perah diantara mereka. Seharusnya mereka tidak berteman dengan perempuan licik itu.

"Dasar perempuan licik, harusnya sejak awal kita perlakuin aja kek sandra kita yang lainnya"

"Gue udah bilang dia bahaya"

"Eh anjir, lo bilang gitu, tapi ngikut semua ide dia"

"Gak usah ributin gue kali--"

"Aaaaa" mereka bertiga kompak teriak.

Percecokan itu di redam oleh suara sebuah tembakan bersamaan dengan mobil mereka yang oleng karena bannya ternyata pecah. Setelah itu, mereka di salip oleh mobil tersebut. Dan terperangkap diantara tiga mobil itu.

"Sial, Sagita, nama itu, seharusnya gue gak percaya cewe bernama Sagita. Bajingan, hilang duit gue"














●●●

Beberapa waktu yang lalu...

"Oh, kalian penculik?"

She and Ms. Ex BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang