bab 3

668 70 8
                                    

" Sory gusy kalau ada yg taypo😁"

Selamat membaca❣️🎀

"Anjir, itu orang apa kanebo" ucap chika yang sedari tadi memperhatikan wajah ferrel yang tanpa ekspresi.

. "Tapi emang ganteng kan?" tanya indah sambil mengedipkan matanya.

Chika melihat ferrel sejenak lalu menghela nafas,

"Ah elah, yang lebih ganteng juga banyak," ucap chika dengan nada acuh tak acuh.

Indah melototkan matanya ke arah chika.

"Kamu yakin? Padahal banyak loh yang udah mengakui kalo ferrel itu ganteng." Ucap indah

"Ganteng sih, Tapi tetap saja, di dunia ini masih ada banyak cowok yang lebih ganteng dari dia." Ucap chika

Chika tak munafik jika ferrel memang ganteng, namun tetap saja chika idak terlalu terpesona oleh penampilan fisiknya.

Ferrel memang memiliki wajah yang ganteng, dengan rambut hitam legam yang dipotong rapi, hidung yang mancung, tubuhnya yang tinggi tegap, mata yang tajam, serta sikap dinginnya yang membuat banyak gadis-gadis merasa penasan. Namun itu tak membuat seorang yessica tamara terpesona.

°°°

Bel tanda istirahatp berakhir
menggema di lorong sekolah, Chika dan indah segera beranjak dari tempat mereka duduk di kantin. Mereka

Mereka berdua berjalan bersama menuju kelas
sambil bercanda dan tertawa

"Astaga, anak miskin itu kini punya teman juga," gumam katrin sinis Sambil menyeringai.

"Pasti temannya itu juga sama, anak miskin seperti dirinya," lanjut ashel ,teman Katrin

Sejenak, chika terpaku merasa heran, mengapa mereka sangat menilai orang hanya dari latar belakang ekonominya? Bukankah pertemanan itu berdasarkan pada rasa saling percaya dan dukungan satu sama lain, bukan berdasarkan harta dan status sosialnya?.

Sementara indah hanya diam tak berani melawan, karena takut jika melawan beasiswa nya akan dicabut.

"Itu mulut atau sampah?" Ucap chika sinis.

"Kayanya lo emang pengen beasiswanya diambil, ya. Lo anak baru kan? Jangan macem-macem!" Katrin

mengejek Rora dengan nada sinis.

"Yaudah, coba ambil aja kalau bisa !" Chika balas menyindir, tidak mau Kalah dalam perdebatan.

Ucapan Chika membuat katrin semakin murka, katrin merasa seperti ditantang oleh Chika

Katrin merasakan darah mendidih di dalam tubuhnya, amarahnya semakin memuncak ketika chika melontarkan ucapan yang dianggapnya sebagai tantangan. Wajah Nindi memerah, bola matanya membesar menatap tajam ke arah chika, Rahangnya mengeras, menggigit bibir bawahnya dengan kuat untuk

menahan marah yang meluap-luap.terengah-engah mengekspresikan perasaan murkanya. Gerak tubuhnya
pun menjadi tegang.

Di saat yang sama, Chika terlihat tenang, wajahnya tidak menunjukkan rasa takut sedikitpun, tatapannya pun tetap tajam, menantang Katrin untuk bereaksi. Atmosfer di tempat itu menjadi terasa begitu tebal, membuat
sekeliling mereka terasa menegangkan
dan sesak.

Indah yang berada disana merasa takut.

"Chik, udah ayok pergi" ucap indah

mengajak chika pergi dari sana.

"Udah gak papa chik,aku udah biasa diginiin. Dia anak kepala sekolah disini , jadi jangan buat masalah chik,Mungkin buat kamu gak papa tapi ini masalah besar buat aku Ra." Ucap indah
"Lo kenapa gak ngelawan sih ah" ucap chika emosi dengan indah.

"Aku bukan gak berani tapi takut kalo beasiswa aku diambil " ucap indah

Chika menghela nafasnya, kali ini Rora gak bisa bertindak gegabah karena taruhannya adalah beasiswa Zea.

Malah bisik-bisik" ucap ashel

"Udah sadar sekarang? Takut kan Lo kalo beasiswa nya diambil" ejek Katrin

"Dia gak tau Katrin jadi maafin ya, lain kali pasti aku omongin kok " ucap indah

"Bagus deh kalo lo sadar! Jadi gak perlu capek-capek ngotorin tangan buat ngambil beasiswa lo," ucap Katrin
sinis, lalu pergi meninggalkan tempat

ngelawan kek! Biar gak diinjak-injak terus sama tuh lampir!" Ucap chika

Lantaran kesal pada indah kenapa tidak melawan

"Chik, gue udah cukup biasa ngadepin dia. Jadi udahlah mending dibiarin aja" ucap indah

"Duh, sumpah ya ndah,kenapa sih lo diam aja pas Nindi nindas lo?" keluh chika sambil terus berjalan menuju kelas bersama indah

Indah hanya diam dan tersenyum tipis.

"Mau gimana lagi chik ,namanya juga aku beda kasta. Lagian, lo nggak perlu khawatir, gue udah biasa kok.
Yang penting gue masih bisa sekolah."ucap indah
"Iya sih, tapi tetap aja gue kesel." Ucap chika

ketos dingin dan gadis bar bar (frecik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang