12. renggang

28 5 0
                                    

"Cha, lo bener-bener ga bisa kasi chance lagi buat Jake?" Ningning dengan hati-hati membuka topik sensitif bagi Chaya.

Memang, Ningning tau mengenai perasaan adalah privasi Chaya. Tapi, Arsya menelponnya tiap malam dan topik utama pembicaraannya selalu mengeluhkan Jake yang kobam tiap malam dan membuat kerusuhan di Engene Hill.

Penghuni Engene Hill kelabakan mengurusi Jake yang selalu membuat onar saat mabuk seperti menonton konser Opick sambil sempoyongan, datang ke acara yasinan orang secara random sampai dengan meniup lilin ulang tahun seorang yang anak yang merayakan ulang tahunnya di Mall.

"Kan emang ga ada apa-apa antara gue sama dia." Jawab Chaya terdengar cuek.

Ningning menghela nafas berat. "Sampai kapan lo mau denial? Kata Arsya, Jake mabok tiap malam dan selalu sebut nama lo. Anak-anak udah kelimpungan ngurusin dia."

"Terus gue harus apa?" Jawaban Chaya membuat Ningning yang kesabarannya setipis tisu kesal.

"Gue sama sekali ga ngerti sama kalian berdua. Kenapa diperumit padahal sama-sama suka?" Ningning bertanya serius. 

"Gue gak suka sama Jake."

"Lo suka." Ujar Ningning penuh penekanan. "Lo suka sama Jake, Chaya. Jake juga suka sama lo. Tapi, gue ga ngerti masalahnya apa."

Chaya yang sedari tadi cuek menanggapi Ningning sekenanya sambil menonton drakor kini mem-pause layar laptopnya menatap Ningning penuh perhatian.

"Lo ga bakal paham."

Ningning tersenyum miring, "Jelasin biar gue paham, lo pernah nggak sekali aja anggap gue sebagai teman lo?"

Rahang Chaya mengeras, "Ning, menurut gue jatuh cinta itu ga penting. Dan rasa suka atau rasa cinta gak selamanya harus diturutin. Soalnya lo bisa aja jatuh cinta sama seseorang tapi seseorang itu bukan yang terbaik buat lo. Jatuh cinta itu random.Kalau lo memaksakan hanya karena rasa cinta yang hanya perasaan dan mengesampingkan logika, lo bisa menggali kubur lo sendiri."

Bukan Ningning kalau bisa menerima pendapat orang begitu saja tanpa menjadi oposisi terlebih dahulu. "Kenapa lo berpikir Jake bukan orang yang tepat buat lo?"

Chaya menatap Ningning tak percaya, bukannya dulu Ningning sangat tidak suka Jake mendekatinya?

"Lo serius nanya gini, Ning? Bukannya lo juga saksi betapa gonjang ganjingnya dunia kalau gue sama Jake berdekatan? Gue kayak hama di kehidupan dia, Ning." Chaya mulai emosional. Rasa rendah dirinya kembali menguasai.

"Menurut asumsi lo." Jawab Ningning santai. "Apa lo pernah nanya ke Jake arti lo bagi dia itu apa? gimana cara dia liat lo? Lo ga bisa menilai orang lain ngeliat lo dengan cara lo ngeliat diri lo sendiri, Chaya."

Ucapan Ningning seperti panah kebenaran yang menancap dititik kesadaran Chaya hingga mampu membuatnya bungkam.

"Lo yakin nggak block your blessing dengan menjauhkan Jake dari hidup lo? Jake yang terlihat siap mempertaruhkan segalanya buat lo, even tanpa ikatan yang jelas. Ibaratnya lo tenggelam dan lo minta ke Tuhan buat diselamatkan, Tuhan ga langsung memindahkan lo dari lautan itu ke daratan, bisa aja kebetulan ada pelampung lewat tapi lo harus berenang buat ngambilnya. walaupun lo capek, lo bahkan pengen mati karena kelelahan mengapung di lautan tanpa pertolongan, apa dengan alasan itu lo biarkan aja pelampung itu berlalu hanya karena lo capek padahal Tuhan udah meminjamkan lo 'sesuatu' untuk menyelamatkan lo?"

Chaya belum punya jawaban untuk menjawab pertanyaan Ningning.

"Gue heran sama lo, Cha. Kenapa sih giliran omongan orang yang sayang dan peduli sama lo, lo abaikan. Dan lo lebih dengerin omongan orang yang ga peduli sama lo, bahkan mereka ga kenal sama lo, itu yang lo putar terus di kepala. Lo sebenarnya mau sembuh atau lo udah nyaman dengan semua trauma lo?"

***

"Kusut banget muka lo kayak pakaian belum disetrika." Karina mendekati Jake yang minum sendirian di balkon rumah Asa yang mengadakan party di rumahnya karena orang tuanya dinas ke luar kota.

"Gue lagi pengen sendiri." Balas Jake kurang hangat.

Bukan Karina jika urat malunya belum putus, ia tetap di sana. Mengeluarkan rokok Malboro Ice Blast dari sakunya lalu menancapkan ke belah bibirnya yang dilapisi lipstik merah merona. "Lo ada korek nggak?"

Jake berdecak sebal sejenak, tapi kemudian mengeluarkan koreknya dan membakar ujung rokok Karina.

"Thanks." Ujar Karina sambil tersenyum manis.

Kehadiran Karina membuat Jake mengingat satu pertanyaan dibenaknya, "Gue boleh nanya sesuatu nggak?"

"Boleh, kalau gue bisa jawab." Karina menatap Jake intens.

"Waktu lo ngejebak Chaya buat ketemu Jay di sekre UKM Musik, lo tau dari mana Chaya mantanan sama Jay?"

Roman muka Karina berubah, "Harus banget lo pakai kata ngejebak? Gue murni ga tau loh waktu itu. Justru karena hal itu jadi masalah, gue baru cari tau ada apa sebenarnya."

Jake tidak ambil pusing. Ia tidak berniat bertengkar dengan Karina saat ini. "Oke, maaf kalau gue salah. So, jawaban dari pertanyaan gue tadi?"

Karina tersenyum penuh arti, ia tau betul saat ini hubungan Jake dan Chaya sedang renggang, hal itu pula yang jadi intensinya dengan sengaja mendekati Jake malam ini. Baguslah kalau Jake mengangkat duluan topik tentang Chaya.

Dengan sejuta keburukannya, mudah bagi Karina membeberkan pada Jake hingga cowok itu ilfeel pada Chaya.

Karina belum melupakan penghinaan yang ia dapatkan, hingga terusir dari kos bu Icha karena berurusan dengan Chaya.

"Gue tau dari salah satu teman seangkatan Chaya dulu. Katanya, Jay jadi aneh semenjak menjalin hubungan sama Chaya, pas Jay hancur, Chayanya ngilang. Lo masih berhubungan sama Chaya?"

Jake hanya menggeleng sebagai jawaban. Biasanya Jake langsung naik pitam saat seseorang bicara hal negatif tentang Chaya, melihat Jake yang berwajah datar, Karina bisa menyimpulkan mungkin Jake sudah sadar kalau Chaya hanyalah cewek murahan penuh drama.

Pertanyaan Jake sebenarnya adalah bentuk kekecewaan dan kemarahannya. Jake bukannya tidak tau kalau Jay dan Chaya sering keluar bersama entah kemana tujuannya.

"Katanya sekarang Chaya dekat lagi ya sama Jay? Hmmm, mungkin hubungan mereka dulu emang belum selesai."

Omongan Karina seolah memvalidasi overthinking  Jake.

"Lo mau minum ronde kedua nggak? Tapi ga di sini?" Tawar Jake pada Karina.

Karina dengan cepat mengangguk, sambil tersenyum ia membuntuti langkah Jake meninggalkan party.

ENIGMA : Tanda Tanya (?) |wintkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang