13. stupid decision

28 5 0
                                    

Chaya mengerang frustasi dalam kamarnya yang terkunci rapat. Apa masa pubertasnya belum berakhir hingga hatinya mudah terombang-ambing hanya karena perkataan Ningning?

Harusnya, Chaya hanya percaya pada dirinya sendiri.

Sekarang apa mau dikata?

Chaya terlanjur mengirim chat pada Jake melalui WA yang meskipun ia telah menariknya tetap akan ada bubble chat pesan dihapus di room chat Jake.

Kejadian bodoh itu terjadi sebelum Chaya gabut membuka ig dan melihat snap Karina kemarin dengan caption 'night ride' di foto selfienya dengan Jake.

Ya, Jake.

Walaupun tertutup helm full face, Chaya hapal betul garis wajah Jake.

Ia hanya menertawai kebodohannya.

Di tengah kalutnya perasaan Chaya, nama Jake terpampang sebagai kontak pemanggilnya.

Chaya angkat, "Halo?"

"Chat apa yang udah lo kirimin terus dihapus lagi?" Tanya Jake penasaran, jelas chat Chaya masih sangat penting baginya.

"Ga usah dipikirin, gue salah kirim. Mau chat Jay malah kepencet nomor lo."

Alasan terbodoh Chaya.

"Oh. " Jawab Jake kehilangan minat. "Gue matiin ya." Tanpa menunggu persetujuan Chaya, Jake mematikan sambungan telponnya.

Chaya menghela nafas berat. Sepertinya ia tidak akan pernah berhasil dengan Jake.

Pintu kamar kos Chaya diketuk dari luar.

Dengan energi yang tersisa secuil, Chaya menyeret dirinya membuka pintu.

Wajah polos Giselle memenuhi pandangan Chaya.

Giselle tersenyum lebar bak anak PAUD. "Lo sibuk gak, Cha?"

"Hmmm, ada apa lagi nih?"  Chaya hapal betul intonasi Giselle kalau sudah berbasa-basi begini.

"Cha, please temenin gue ke acara ramah tamah prodi gue dong?" Giselle mengeluarkan jurus mata puppy dengan dua tangan ditangkup bak adegan anime.

"Kalo urusan gini mending lo ajak Ningning deh, Sel. Lo tau gue introvert nyerempet ansos. Apalagi acara kampus, males banget gue. Masih mau gue pas lo ajak acara jejepangan yang isinya wibu semua." Jelas Chaya yang anti berurusan dengan acara kampus, apalagi jadi penyusup di acara prodi lain.

"Ningning pergi jalan sama Arsya. Tolong gue, Cha, ini demi kelangsungan hidup gue di prodi. Bukan acara kayak seminar gitu kok, lebih ke party jadi bebas mau ajak orang dari prodi lain dan pasti juga banyak yang lintas jurusan di sana." Giselle memasang tampang memelas.

Chaya menghela nafas lelah untuk alasan yang berbeda dari beberapa saat lalu.

"Ya udah, gue ikut." Chaya mengalah.

Giselle melonjak girang.

"Sejak kapan sih lo peduli soal acara prodi?" Chaya masih setengah tidak rela harus membuang energinya yang memang sudah terkuras.

"Jenifer mau gue datang." Jelas Giselle dengan bibir mengerucut, memang anak satu ini sangat ekspresif.

Chaya tau siapa itu Jenifer. Bisa dibilang Giselle korban bully Jenifer dan gengnya.

Daripada kejadian Giselle dikerjai oleh geng Jenifer hingga tersesat terulang kembali, Chaya memilih mantap menemani Giselle malam ini.

Susah juga berada di posisi Giselle, dengan kepribadiannya yang penakut, tidak percaya diri, dan lugu berada di dunia kuliah yang kejam, survive di kelas tanpa teman satu pun bermasalah dengan geng Jenifer si ratu kelas akan mempersulitnya.

ENIGMA : Tanda Tanya (?) |wintkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang