Memiliki sekitar 5 pekerjaan paruh waktu di saat umurnya yang ke 23 tahun adalah hal biasa bagi seorang wanita bernama (Fullname) atau biasa di panggil dengan (Y/n). Hidupnya hanya tentang bekerja dan menghasilkan uang untuk dirinya dan juga... kelu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☆ﾟ.*･｡ﾟ
* *
°• 2 Tahun Kemudian •°
* *
Angin pagi menelisik lembut surai hitam seorang gadis kecil yang sedang mengemasi beberapa hal. Dan ketika kepalanya mendongak menatap seseorang di depannya sedang memperhatikan dirinya, ia tersenyum tipis.
"Aku sudah siap, Yoshio-san." Ujarnya.
Untuk beberapa saat Yoshio terdiam seraya kepalanya sedikit meneleng.
"Air?"
"Koko."
"Topeng pemberianku?"
"Kokodesu."
"Syal?"
"Koko."
"Bekal?"
"Koko ni arimasu."
"Nichirin?"
"Ah! Ketinggalan di dalam."
Tanpa membuang waktu, Yoshio melangkah masuk ke kediamannya dan ketika ia menemukan apa yang ia cari berada di atas lantai tatami, tangannya langsung meraih dan ia pun keluar menghampiri (Y/n).
Melihat kedatangan Yoshio sembari membawa Nichirin, (Y/n) menelengkan sedikit kepalanya dengan heran pada perilaku Yoshio.
"Kore." Tangannya terangkat sembari memegang Nichirin, memberikan itu pada (Y/n) selagi ia tersenyum tipis di balik topeng rubahnya.
Tangan kecil milik (Y/n) meraih tanpa ragu, walau sebenarnya tidak menduga akan perilaku overprotektif dari Yoshio untuknya.
"Um. Arigatou."
Sebagai jawaban, Yoshio menganggukkan kepalanya singkat. Ia merasa senang bahwa kebutuhan (Y/n) untuk Seleksi Akhir sudah terpenuhi.
"Dengar ini, (Y/n)." Ia sedikit berjongkok mensejajarkan dirinya pada pandangan gadis mungil di depannya.
"Aku mempercayaimu lebih dari apapun namun berjanjilah satu hal padaku." Jedanya sejenak, "Berjanjilah kau akan kembali dengan selamat."
Untuk beberapa saat (Y/n) terdiam dengan tertegun. Bagaimana tidak? Pandangan serta nada yang terdengar di kedua telinganya begitu tegas dan cemas di saat yang bersamaan ketika Yoshio mengucapkannya.
