03. Penjelasan

1.3K 153 27
                                    

Suasana cukup tegang saat semuanya diam tanpa ada yang bersuara. Mereka semua sudah duduk rapi dengan menata kursi-kursi yang ada di kedai Tok Aba.

Tok Aba lebih memilih membereskan kedai yang tadi sangat ramai. OchoBot tetap setia berada di samping Boboiboy. Fang sendiri lebih memilih berdiri agak jauh dan bersender pada pohon. Matanya diam-diam mengawasi mereka bertujuh. Ying dan Yaya hanya diam memperhatikan, menunggu apa yang akan dilakukan si dino oren selanjutnya. Aramugam tidak peduli, dia lebih memilih meminum es coklat spesial Tok Aba.

Si kacamata visor menatap penuh selidik, terutama pada Boboiboy dan OchoBot. Si mata hijau berpikir apakah mereka masih memiliki kembaran yang lain dengan tatapan polosnya. Yang memakai jaket tumben-tumbenan tidak tidur dan malah terlihat sedikit bersemangat. Yang berlengan pendek terlihat bersemangat memandang mereka. Si mata emas terlihat kebingungan dan seperti ingin sekali beranjak guna membantu Tok Aba. Yang topinya miring seperti otaknya terlihat sama bersemangatnya seperti si mata jingga. Dan si netra merah, tetap mempertahankan ketajamannya.

"Maaf."

Boboiboy dan Gempa saling tatap setelah tanpa sengaja berbicara secara bersamaan.

Gempa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Duluan."

Boboiboy menggeleng sambil tersenyum hangat, "Kau duluan."

"Siapa kau?" Bukan Gempa, tapi si bungsu. Dia sudah tidak tahan ingin bertanya.

Geng Kokotaim saling pandang, lalu Boboiboy kembali tersenyum hangat. "Aku Boboiboy. Yang berkerudung Yaya, yang berkacamata Ying, yang sedang makan Gopal, dan yang bersandar pada pohon Fang. Oh iya, ini OchoBot. Dan, Tok Aba. Entah kenapa aku merasa kalian juga tahu Tok Aba. Nah, sekarang giliran kalian."

"Aku Gempa, yang bernetra merah Halilintar, lalu Taufan, Blaze, Ice, Thorn, dan Solar. Kak Hali sulungnya, dan aku ketiga. Aku menyebutkan dari yang tertua. Kami kembar tujuh."

Boboiboy dan kawan-kawan sudah menduga hal itu.

"Bisa ceritakan kenapa kalian bisa berasa di sini?" Yaya bertanya demi memutus kecanggungan.

"Kak Taufan, Blaze, dan Thorn menemukan sebuah benda bulat aneh. Seperti OchoBot.  Lalu Solar mengotak-atiknya dan ... begini lah jadinya."

Dugaan Geng Kokotaim langsung terpaku pada TeleBot. Tapi mereka tidak menyangka akan kedatangan mereka yang ternyata Boboiboy dari dimensi lain. Meskipun berbeda karena mereka seperti perwujudan elementalnya versi nyata.

"Jadi bagaimana?"

Fang yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara.

Para anggota TAPOPS itu berpikir, ini memang bukan masalah sepele. Sampai menyangkut tujuh nyawa dan dimensi yang berbeda.

"Alah, suruh mereka menunggu dan biarkan para atasan yang bertindak laa." Celetukan Aramugam menyita perhatian mereka.

"Tapi, jika para atasan yang bertindak mereka bisa saja dibawa ke luar angkasa."

Elemental bersaudara saling pandang, ke luar angkasa? Mereka orang gila?

"Kami tidak gila." Fang tiba-tiba menceletuk mengagetkan mereka. "Dan aku tidak bisa membaca pikiran."

"Memang gila lah, sejak pertama kita berurusan dengan hal-hal seperti itu artinya kita sudah gila. Mana ada orang waras yang melawan alien?" Gopal ikut memanasi keadaan.

Boboiboy menghela napas, semuanya jadi rumit begini.

"Tunggu, tunggu, apa maksudnya luar angkasa? Alien? Atasan? Sebenarnya kalian siapa?" Taufan tidak bisa membendung rasa penasarannya.

Geng Kokotaim lagi-lagi saling pandang, harus jawab apa mereka?

"Nah, minum dulu." Tok Aba datang membagikan es coklat satu persatu pada semua orang di sana.

Boboiboy dan kawan-kawan menghela napas lega, syukurlah ada Tok Aba yang menyelematkan mereka.

"Wahhh, terima kasih Tok Aba!" Gopal langsung senang tidak kepalang menerima es coklat gratisan.

Ochobot hanya geleng-geleng kepala, dia sendiri yang melihat bocah bertubuh gempal itu sudah meminum tiga gelas es coklat sebelumnya.

"Rasanya sama kayak di dunia kita," celetuk Thorn sambil terus menyeruput es coklatnya.

"Sudah pasti rasanya sama, karena dunia kita sama, hanya berbeda dimensi saja."

Mereka menatap Boboiboy bingung, namun tampaknya trio cool menangkap maksud Boboiboy lebih dulu.

"Jadi maksudnya benda bulat aneh itu membuka portal antar dimensi yang membuat kami pergi ke dimensi ini, begitu?" Kepala Solar sudah sangat berisik saat ini.

"Bingo!"  Ying menimpali dengan cepat.

"Jadi bener kita di dunia lain?" tanya Thorn semangat.

"Wihh, berarti kita juga ada di sini dong?"

"Thorn mau lihat Thorn yang di dunia ini!"

"Tapi kok kita ketemunya Boboiboy? Wajahnya mirip lagi sama kita." Taufan justru tidak terikut pada rasa tertarik berlebihan kedua anggota trio-nya.

Boboiboy tersenyum, "Aku adalah kalian di dunia ini. Bedanya, aku anak tunggal dan kalian tujuh bersaudara. Dan masih banyak perbedaan lain dari kedua dunia kita."

"Gimana rasanya jadi anak satu-satunya? Pasti dimanja, kan? Dikasih perhatian penuh, diturutin segala keinginan. Kan kan kan?" tanya Blaze beruntun. Kakak dan adik sepergrupnya juga ikut menanti jawaban.

"Eeeee ...." Boboiboy bingung harus menjawab apa.

"Malam ini kalian tidur di rumah atok, biar Boboiboy dan Fang tidur di luar." Tok Aba datang sebagai penyelamat.

"Eh? Tidak usah repot-repot, Tok. Biar kami yang tidur di luar, kan kami orang asingnya." Gempa merasa tidak enak.

"Alah, takpe. Mereka biasa tidur di mana pun mereka mau, dan karena kalian orang asing jadi kalian yang tidur di rumah. Kan kalian tidak tahu menahu tentang dunia ini dan segala yang melingkupinya." Tok Aba tidak menerima penolakan membuat Gempa terpaksa menurut.

"Memang ada apa dengan dunia ini?" Akhirnya si sulung membuka suara.

"Emm—" Boboiboy gelisah mencari alasan. Jika si sulung sudah bertanya, maka tamat riwayat! Dia tidak akan menyerah hingga benar-benar mendapatkan jawaban yang membuatnya puas. Bahkan dengan cara yang ekstrim sekalipun.

"Terkadang ada hal-hal yang tidak perlu kalian tahu!"

Halilintar makin curiga setelah mendengar kata-kata Fang. Dia yakin ada yang mereka rahasiakan, dan dia yakin itu bukan hal biasa.

"Sudahlah! Fang, tolong antarkan pesanan ini, alamatnya ku tulis di sini. Hali, ayo aku antar kalian." Boboiboy menengahi, dia memberikan satu dus coklat bubuk pada Fang. Sengaja dia bertanya pesanan yang belum diantarkan pada Tok Aba agar bisa mendinginkan suasana di antara mereka.

Mau dengan elementalnya atau elemental bersaudara, si gledek merah dan si bayangan pasti bertengkar. Entah kenapa mereka tidak bisa akur.

Fang hanya menerima saja tanpa banyak bicara, toh dia juga sering menumpang di rumah Tok Aba, dia anggap itu sebagai ucapan terima kasih. Yah, meskipun sering bertengkar juga dengan Solar karena sering meminjam labnya untuk membenarkan alat-alatnya.

Boboiboy mengantar elemental bersaudara ke rumah, meskipun tempatnya sama saja seperti di dunia lain. Hanya beda kepemilikan, maksudnya takdir pemilik rumah itu. Entahlah, Boboiboy sendiri jadi pusing memikirkan segala kerumitan ini.

Teman-temannya membantu Tok Aba membereskan kedai, OchoBot juga ikut membantu. Hanya beres-beres setelah tadi ramai pengunjung, bukan tutup. Tok Aba lebih sering buka kedai hingga malam jika Boboiboy di rumah. Jika tidak ya paling lambat sore menjelang malam, tenaganya tidak sekuat dulu untuk berjualan hingga malam. Jika cucunya di rumah kan bisa dia limpahkan pada bocah dino itu, teman-temannya juga pasti membantu.

Rasanya seperti memiliki karyawan gratisan!

Dan Tok Aba suka itu.

***
















Awokawok :v

Elemental Brothers to Boboiboy Galaxy WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang