Redup ruangan menyelimuti si gadis kesepian. Asap rokok mengepul, melayang terhenti di langit-langit atap tanpa bisa lolos ketika seluruh jendela dan pintu tertutup rapat. Tubuh ringkihnya bangkit dari sofa, kaki melangkah membawa diri pada jendela sebelum membukanya dan membiarkan angin dingin menyusup masuk begitu saja. Kelopak mata menyipit saat kepulan asap hendak mengeringkan netra temaramnya.
Manik hazel bergulir menatap sesuatu di bawah sana, sebuah mobil sedan hitam berhenti di pekarangan apartemen. Lebih dari cukup untuk mencuri perhatian dan keterkejutan [Name] setelah mengetahui siapa sosok yang keluar dari dalam kendaraan beroda empat itu.
Gojo Satoru.
Entah bagaimana pria itu bisa menyadari kehadiran [Name] yang tengah bersandar pada jendela di ketinggian 62 kaki. Kelopak berpagar bulu mata putihnya berkedip genit dengan seringai menyebalkan yang senantiasa menghias tatkala berhasil menangkap hal menarik baginya. Bertanya-tanya sejak kapan manusia tengil itu tinggal di apartemen yang sama dengannya.
Bersamaan dengan itu, muncul suara notifikasi yang berasal dari ponselnya, sebuah nama kontak terpampang jelas di layar. Nomor yang dinanti-nantikan sejak berhari-hari yang lalu.
'Bulan ini, aku akan pindah.'
Menggulir obrolan hingga terhenti di ujung pesan percakapan.
"Hime..."
--
Angin lembut menerpa segala di hadapan, berhembus sementara dan menghilang tanpa jejak. Akhir-akhir ini rooftop menjadi tempat yang sering [Name] kunjungi saat makan siang, bersama Utahime Iori.
Onigiri telah habis ditelan tak bersisa, gadis bersurai sebahu ini berbalik dan duduk di sebelah yang berambut panjang. Menatap lurus menerawang dengan berbagai pikiran tak menentu. [Name] menghela nafas, menyipitkan mata saat menatap gadisnya– temannya.
"Sudah ada yang mengurus? Perpindahanmu?"
Setelah mengunyah dan menelan, barulah ia menjawab. "Ayah sudah mengurusnya, setidaknya menyicil barang-barangku sebelum benar-benar pindah."
Kesunyian kembali menyelimuti di antara dua gadis berkawan baik ini. [Name] menekuk kaki sambil memeluk lututnya, jari-jemari memainkan ujung rok dengan wajah tanpa ekspresi, seolah menahan diri untuk tidak mengeluarkan bermacam-macam emosi.
Utahime menyadari kejanggalan tersebut. Meskipun [Name] seringkali tertangkap sedang melamun, namun baru kali ini mimik muka sendunya terlihat jelas. "Kita masih bisa berkomunikasi, jangan khawatir," ucapnya seraya mengusap lembut bahu sang teman.
Isak tangis dan penampilan [Name] yang tengah menyeka air matanya membuat hati Utahime cukup teriris, merasa bersalah namun tak ada yang dapat diperbuat selain hanya menghibur sebelum benar-benar pergi meninggalkan sejuta kenangan di kota ini.
Selama beberapa saat keduanya membiarkan situasi tanpa suara, hanya alam yang berseru memenuhi indera pendengaran. Langit terlihat cerah berawan, kontras dengan perasaan dua eve ini.
Sembari menatap angkasa dengan kelopak menyipit, Utahime tersenyum tipis dan berbicara. "It's okay, everything will be okay."
Kalimat manis dengan suara lembut itu menggelitik telinga [Name]. Matanya muncul dari balik lipatan tangan guna menatap lekat wajah gadis di sebelah. Senyuman itu, senyuman yang selalu berhasil membuat prasangkanya mengatakan bahwa semua memang akan baik-baik saja.
Satoru iri, melihat betapa dalamnya tatapan si gadis pujaan terhadap orang lain. Niatnya yang ingin merokok diam-diam di atap mendadak urung tatkala mendapati dua eksistensi yang salah satunya begitu familiar dalam penglihatan. Bahkan terasa begitu ilegal mendengar percakapan keduanya.
Pemuda jangkung ini bersandar di balik dinding, merosot dan berjongkok memperhatikan batang rokok terakhirnya telah hancur mengenaskan bercampur dengan butiran debu. Ibu jarinya bergerak-gerak menyalakan pemantik api dengan tatapan kosong. Tak lama sudut bibirnya tertarik ke atas dengan tidak ikhlas.
"Setidaknya dia akan pindah."
--
[!] DEVIANT GIRL [!]
31/05/2024(🔓) Unlocked Character
Iori Utahime
[ 庵歌姫 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Deviant Girl | Gojo S.
Fanfic"I like girls." "I can fix it." Perjuangan Gojo Satoru dalam misi merebut hati seorang gadis bermulut keji. Namun tantangan terbesar tak hanya karakteristik gadis tersebut, tapi juga seksualitasnya. (Warn! Out of Character) ©gege.akutami