Hari ke 3, di Villa Bogor
Kegiatan pelatihan yang kami adakan termasuk lancer aman jaya, selain aku yang bisa mengendalikan energi ku dengan sekitar ku dengan baik. Aku juga mendapatkan setidaknya waktu baik untuk mendiskusikan terkait hubungan ku dan Nathan agar tidak lagi terjadi persilisihan seperti waktu lalu yang menyebabkan kami terus menerus putus dan nyambung.
Rencana awal ku memang seperti itu, tapi momen saat ini berkata yang sebaliknya, meski aku dan Nathan tetap berhubungan baik alias tidak bertengkar, ditengah-tengah kami justru muncul seonggok lumpur yang cukup menganggu, Ivy.
Setelah demam berkepanjangan yang dialami Ivy sebelumnya, ia menjadi sedikit manja apalagi ia hanya ingin terus berdekatan dengan ku. Entah mengapa rasanya risih?
"Kak, kau mau kemana?" Kata Ivy, sambil berlari kecil kearah ku.
"Aku ingin ikut Nathan ke stasiun kota Bogor, kami ingin menjemput beberapa alumni" Jawab ku.
"Ah kalau begitu aku ikut" Sahutnya dengan penuh riang gembira.
"Tidak bisa, nanti kalau mobilnya penuh, kau duduk dimana? Di atap mobil?"
"Ah kak kau tidak seru, aku kan juga ingin ikut, lagipula kalian gak boleh berduaan nanti diikuti setan loh" Jelasnya, sambil tertawa mengikik.
Mendengar hal itu, aku memutuskan untuk tidak ikut ke stasiun, bukan soal setan. Melainkan aku sebaiknya memprioritaskan keamanan anggota-anggota baru, kalau dipikir-pikir lagi aku kan satu-satunya Seksi Kesehatan di kegiatan ini, kalau tak ada aku, lalu siapa yang akan mengurus mereka?
"Ya sudah, Nat, aku sepertinya disini saja"
"Loh kenapa? Kan kau sudah oper pekerjaan mu tadi" Jawab Nathan, wajahnya terlihat kecewa sekaligus marah dalam satu ekspresi.
"Selamat sibuk-sibuk kak Fana! Hehe" Teriak Ivy dengan gembira.
"Kau kan juga harus tetap disini Vy" Kata ku.
Namun, sepertinya perkataan ku tidak begitu didengarkan, Ivy dengan segera masuk ke dalam mobil bersama Nathan.
Selama Nathan dan Ivy pergi ke stasiun kereta, aku mengurus anak-anak yang sedang mengikuti acara perlombaan yang cukup seru. Mereka melakukan Estafet Sedotan, saat itu Bogor tengah hujan, beberapa anak mengandalkan jalan cepat mereka agar tidak tergelincir diatas tanah liat yang begitu licin.
"AYO LARI... LARI YANG KENCANG!" Ucap ketua panitia kami dengan penuh semangat.
Aku yang menatap khawatir kearah anak-anak yang tengah berlarian dibawah hujan itu, mulai berkeringat dingin dan mempersiapkan P3K. Lalu aku lagi-lagi melihat hal janggal tepat didepan villa anggota. Telihat dengan jelas sekumpulan Wanita Belanda menggunakan payung tradisional khas Belandanya itu tersenyum menatap ku.
Senyumnya lirih, seperti sedang menyembunyikan sebuah rencana jahat. Tapi biarkan saja lah, memangnya apa yang bisa mereka lakukan? Toh, mereka adalah makhluk tanpa tubuh kasar, aku tidak takut.
Kemudian, satu anak terjatuh dan tersungkur seolah sedang bersujud dihadapan sekumpulan Wanita Belanda itu.
Aaaaaakkkk sakiiiit!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA FANA: The Adventure Ft. Ghosts
AdventureHidup dengan julukan "Indigo" tidak selamanya selalu tentang kejadian horror. Fana Semestaria, seorang gadis remaja terlahir dengan kondisi dimana ia bisa melihat dan berkomunikasi dengan mereka yang tak kasat mata sudah menjadi makanan sehari-harin...