Teriak Ciko, ia kesakitan bukan main namun sambil sedikit menahan tawanya karena terjatuh dengan posisi yang cukup memalukan.
Sementara panitia lainnya tertawa, aku tanpa basa-basi langsung mendekatinya dan membawanya ke ruang Aula. Memberikannya handuk untuk ia duduki sekaligus mengeringkan bagian-bagian tubuhnya yang basah karena air hujan.
"Yang mana yang sakit?" Kata ku panik.
"Siku tangan kiri ku kak, maaf ya kak aku berlarian" Ucap Ciko, ia menyesal.
"Tak apa, setidaknya kau mengikuti peraturan permainannya dengan baik"
Ku lihat, siku kirinya sedikit lecet dan mengeluarkan darah, dengan sigap aku mengobatinya dengan obat-obatan yang sejak tadi sudah ku siapkan dengan baik. Sembari melihat ku yang sibuk mengobatinya, Ciko kemudian menceritakan sesuatu hal yang tidak ingin ku dengar.
"Kak Fan, I saw a bunch of ghosts last night, they're all women with the authentic Netherland's dress" Ucapnya berbisik.
"Oh sh**t, I don't wanna hear any of those stories" Kata ku.
"You should, Kak!" Sahutnya lagi.
Setelah mendengarkan ceritanya, aku menghela napas dan berkata. "is there one of them without eye balls?"
Mendengar pertanyaan ku tersebut, Ciko terkejut lalu mendekati ku dan menganggukan kepalanya sebanyak 2 kali. Tak ku sangka ternyata ada anak lain yang bisa melihatnya.
"Don't you think that she need some help Kak?"
"NO!" Sahut ku, sambil meninggalkannya ke dapur, dan mengambil teh hangat untuknya minum.
Ciko membujuk ku terus menerus, berusaha untuk membuat ku setuju atas perkataannya. Aku tidak mempedulikannya dan sibuk membereskan peralatan ku. Lalu, tiba-tiba saja terpikirkan hal yang sejak tadi tidak ada di villa, Nathan dan Ivy.
Malam tiba,
Semua anak-anak sedang mengobrol satu sama lain diruang Aula, Ciko masih memerhatikan ku dan memberikan kode yang tentunya tidak ingin ku lihat. Lalu, Seksi Konsumsi beramai-ramai membagikan makan malam untuk seluruh peserta.
Menunya sederhana, nasi hangat, sup ayam, dan sosis goreng. Sedangkan aku malah berkutat dengan pop mie yang sejak pagi kuinginkan.
Waktu sudah menunjukan pukul 21.00 malam, namun Nathan dan Ivy belum kembali. Sebenarnya mereka ini menjemput siapa? Sejak pagi belum kembali. Zuka mendatangi ku dan bertanya kembali tentang kedekatan Nathan dan Ivy yang tidak biasa.
"Kak Fan, apa kakak yakin, kalau mereka tidak punya hubungan apapun?" Tanya Zuka, ia khawatir.
"Aku jamin mereka hanya berteman Zuka, mengapa kau khawatir sampai sebegininya? Tenang saja" Jawab ku, menenangkannya.
"Jujur, sejak awal aku mengenal Ivy, aku tidak begitu suka padanya, tapi karena ku lihat ia dan kakak cukup baik, jadi aku menerimanya sebagai teman ku juga, meskipun sepertinya kami tidak cocok sih hahaha" Ucap Zuka sambil tertawa.
Iya ya, sejak awal Zuka dan Ivy tidak pernah benar-benar mengobrol jika aku tidak memulainya terlebih dahulu. Sebelumnya ku pikir mereka hanya malu untuk mengobrol meski memiliki hobi yang sama. Namun sepertinya mereka memiliki cara berpikir yang bersebrangan, keduanya jadi terlihat semakin jelas, bahwa mereka tidak akur.
Tak lama kemudian, setelah para peserta kembali ke villa mereka, mobil yang sangat ku kenal mendatangi villa kami. Mobil milik kampus, didalamnya terdapat 4 orang penting yang memegang jabatan khusus kemahasiswaan dan 1 orang supir.
Mereka mengobrol sebentar dengan Ketua organisasi kami juga Ketua panitia kami. Kemungkinan besar, mereka ke sini untuk melihat jalannya acara pelatihan tanpa adanya aksi kekerasan.
Mengobrol 30 menit, merekalangsung bergegas ke villa berikutnya yang mana tentunya villa tersebut jugadigunakan organisasi lainnya dari kampus kami untuk melaksanakan kegiatan pelatihanmereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA FANA: The Adventure Ft. Ghosts
AventuraHidup dengan julukan "Indigo" tidak selamanya selalu tentang kejadian horror. Fana Semestaria, seorang gadis remaja terlahir dengan kondisi dimana ia bisa melihat dan berkomunikasi dengan mereka yang tak kasat mata sudah menjadi makanan sehari-harin...