The Madness of Oh Sion

794 83 24
                                    

Wattpad gw error njy:)























"Antonie, kenapa kau tidak bicara apa-apa?!"

"Bagaimana aku mau bicara kalau kau selalu menyelaku?"

"Hehehehe."

Anton tertawa pelan karena tingkah kekasihnya yang sangat menggemaskan. Hari ini pasangan itu sedang berada diluar menikmati udara pagi yang menyegarkan.

Anton menggeleng-gelengkan kepalanya teringat sang kekasih yang menghubungi dirinya pagi-pagi sekali hanya untuk mengajaknya pergi keluar. Bukan apa, tapi tumben sekali karena biasanya Anton yang selalu mengajaknya lebih dulu.

"Udaranya dingin, pakailah jaket ini." Ucap Anton seraya memakaikan jaketnya pada tubuh Yushi. Setelah selesai, dia beralih untuk memberikan kecupan pada kening kekasih mungilnya.

Yushi hanya bisa menunduk ketika mendapatkan perlakuan manis itu. Terlihat semburat merah menyeliputi wajahnya. Padahal cuaca pagi itu sangat dingin, tapi kenapa pipi Yushi seperti akan terbakar?

Selama Yushi berada didekat pria tinggi itu, dia sering merasakan jantungnya berdetak dengan ritme yang begitu kencang.
Yushi masih belum terbiasa. Dia benar-benar sangat pemalu jika diperlakukan manis oleh Anton.

"Ah, sayang aku harus pergi ke toilet. Tidak apa, 'kan kutinggal sebentar?" Ucap Anton sembari tangannya menunjuk pada toilet umum. Yang lebih pendek mengangguk. Anton mengulas senyum dan mendaratkan sebuah ciuman pada bibir ranum kesayangannya dan sedikit melumatnya, kemudian setelah itu meninggalkan Yushi dengan wajah memerah bak kepiting rebus.


















Yushi terduduk diatas kursi panjang yang berada tak jauh dari bangunan yang dimasuki oleh Anton. Tangannya memain-mainkan daun yang baru saja jatuh dari pohon disampingnya. Mengukir sebuah inisial A dan Y di daun tersebut menggunakan kuku-kuku jarinya.

Yushi tak bisa berhenti tersenyum ketika mengukir daun-daun itu. Anton selalu mencintainya dan memperlakukannya dengan manis. Yushi sangat beruntung bisa memiliki kekasih seperti Anton. Saat ukiran itu hampir selesai, tiba-tiba Yushi teringat akan memori saat dirinya bersama dengan pria sialan yang selalu mengusik hidupnya.

Oh Sion.

"Kenapa kau bisa berada disini sendirian, hm?"

Yushi membulatkan matanya tak percaya begitu mendapati seseorang yang baru saja lewat dipikirannya. Kenapa dia ada disini? Apa karena Yushi memikirkannya berarti memanggilnya datang? Ah, sialan. Kenapa juga tadi Yushi tiba-tiba teringat pada sosok itu. Jadi nongol beneran kan.

Yushi tidak menjawab dan hanya menunduk dengan mulutnya yang sibuk berkomat-kamit menyumpah-serapahi keberadaan Sion.

Sion meraih dagu Yushi dan mengangkatnya kasar supaya yang lebih pendek menatapnya.

"Kau sendirian bukan?"

Yushi meneguk salivanya dengan susah payah mendengar pertanyaan Sion yang penuh dengan penekanan. Matanya melirik ke arah bangunan disampingnya yang terdapat beberapa orang masuk ke dalam tempat tersebut.

Sion mengatupkan mulutnya sampai terdengar bunyi dari gigi-gigi yang bergemeletuk karena tak mendapatkan jawaban.

"Jawab!" Ucapnya kemudian sembari mencengkram kuat dagu Yushi.

Yushi meringis merasakan perih di dagunya. Kasar sekali! Ia menghela nafas lalu menjawab.

"Ya, aku sendiri." Yushi memejamkan mata, berharap Anton tidak keluar sampai Sion pergi. Ia takut sesuatu yang tak diinginkan akan terjadi kepada kekasihnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Madness of Oh SionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang