Setelah semuanya selesai, Umemiya dan yang lainnya pamit pulang. Tomiyama yang tidak rela karena Hanna juga harus ikut kembali, ia terus merengek agar Hanna tetap di markas Shishitoren lebih lama lagi. Meski akhirnya Hanna ikut kembali dengan ditarik Umemiya.
Saat mereka kembali, mereka langsung di sambut oleh Sasaki yang sedang menunggu mereka di luar kafe Photret.
"Sudah ku bilang, biar kami yang urus ini. Semua sudah selesai," ujar Umemiya mengelus surai Sasaki.
"Sungguh ... terimakasih!" balas Sasaki menangis terharu.
Hanna memperhatikan Sakura yang sedari tadi hanya diam saja. Ia kemudian membuka pintu kafe.
"Kita kembali!!" seru Umemiya heboh.
"Selamat datang! Huh?" Kotoha menatap bingung orang-orang yang baru datang.
"Kotoha, aku merindukanmu!" pekik Umemiya hendak memeluk Kotoha, namun diabaikan oleh Kotoha sendiri.
Kotoha menghampiri Hiragi dan yang lainnya. "Kau selalu menyelesaikannya dengan cepat. Kau tidak apa-apa?" tanyanya pada Hiragi.
"Tidak ada masalah disini," jawab Hiragi.
"Selamat datang kembali..." ujar Kotoha menyambut mereka semua.
"Kamu ikut juga ternyata," ucap Kotoha menatap Hanna.
"Aku di seret ikut, tahu," jawab Hanna kesal.
Semuanya menoleh kearah Sakura yang sedari tadi hanya diam.
"Ada apa, Sakura-san? Kau diam saja dari tadi," tanya Nirei menatap bingung Sakura.
"Aku pergi." Baru saja memegang gagang pintu, Umemiya langsung menarik kerah belakang seragam Sakura.
"Tahan bentar lah, bro!" seru Umemiya tersenyum lebar tanpa dosa.
"Ada apa denganmu?!"
Umemiya mengangkat Sakura dan langsung menaruhnya ke kursi. Umemiya bahkan sempat-sempatnya memesan kopi pada Kotoha dan Hanna.
"Kau berhasil berdiskusi saat bertarung, kan?! Itulah yang akan kita rayakan!" ucap Umemiya.
"Hah?!! Kau bisa merayakannya tanpa aku--"
"Sekarang aku ingin ... berbicara denganmu," ucap Umemiya memotong ucapan Sakura.
***
"Hanna-chan, Suo memesan teh. Bisa kamu buatkan? Kamu yang paling pandai membuat teh," ucap Kotoha pada Hanna yang sedang menyiapkan kopi juga.
"Eh? Ya, boleh saja, sih," balas Hanna.
Hanna mengambil bahan-bahan yang biasa ketika dirinya membuat teh. Bahan-bahan biasa, tapi beda tangan beda pula rasanya. Tiba-tiba, ponselnya berdering menandakan panggilan masuk.
"Ponselmu berbunyi tuh," ucap Kotoha memberitahu.
"Biarin aja," balas Hanna tak peduli.
Hanna itu, tipe orang yang akan mengabaikan telfon secara mendadak. Dia lebih memilih pesan chat sebelum telfon.
Ting!
Sebuah pesan masuk. Hanna melirik notifikasi pesan itu dan membacanya sekilas. Ia menghela nafas setelah membaca pesan itu.
"Koto-chan, aku izin keluar dulu, ya. Untuk teh nya sudah jadi, akan ku antar dulu baru pergi," ucap Hanna pada Kotoha.
"Loh? Sudah mau pergi? Memang mau kemana?" tanya Kotoha.
"Temanku memanggilku, katanya ada sesuatu yang harus di bahas." Hanna melepaskan celemek dan mengambil nampan berisi teh dan kopi.
"Baiklah, hati-hati ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Purpose (On Going) || Wind Breaker Fanfict
Kısa HikayeSMA Furin, sebuah sekolah bagi kaum degenerasi yang hanya dikenal karena kekuatan tawuran mereka. Bahkan kekuatan yang mereka gunakan ini melindungi kota dari siapapun yang mengancam. Siapapun pasti tahu, bahwa yang memimpin sekolah itu adalah Umemi...