Setelah perpisahan nya dengan Takihiko, Asahi terlihat berlari setelah Takihiko menaiki motor nya. Tentu dia terkejut dengan itu, Takihiko segera mengejar Takumu namun melewati jalan yang berbeda. Takumu berlari dengan cepat kearah timur dari taman itu, dan Takihiko melewati jalan tercepat untuk sampai di tempat yang dia rencanakan.
Kemudian di tempat lain, gerombolan pelajar berjalan sambil menyeret seorang gadis. Orang orang itu kemudian mengikat gadis itu di sebuah kursi besi yang di las pada besi penyangga lalu di ikat tangan nya memutar ke perut. Gadis itu menggerang dan memberontak namun apa daya dia akhirnya terikat di sana oleh seseorang.
"Tatsuya lepaskan aku ...!! kau kurang ajar kenapa aku kau ikat begini ...!!" getak gadis itu.
"Hahaha ... kau kini tidak ada yang bisa menolong ..." ucap Tatsuya sambil mengkode seseorang.
Dibalik bayangan itu muncul seseorang yang pernah gadis itu temui sebelumnya, "Hiroshi ...!!? kenapa kau ...!?" kejut gadis itu.
Hiroshi jongkok dan memandang sinis gadis itu sambil memainkan dagunya, "Ini pembalasan nya ... aku sudah siapkan semuanya loh ... Risa ..." ucap Hiroshi
Risa berusaha keras melepaskan diri dari ikatan yang mengekangnya, tapi tali itu terlalu kuat. Matanya menatap tajam ke arah Tatsuya dan Hiroshi, penuh dengan kemarahan dan ketakutan.
Hiroshi hanya tersenyum dingin, tangannya masih bermain di dagu Risa. "Kau pikir bisa lolos begitu saja setelah apa yang kau lakukan padaku? Ini hanya awalnya, Risa."
Risa menggertakkan giginya, menahan marah. "Apa yang kau bicarakan, Hiroshi?!"
Hiroshi tertawa kecil, suaranya dingin seperti es, kemudianTatsuya berdiri di samping Hiroshi, menepuk pundaknya. "Bagaimana kalau kita mulai sekarang? Biar dia tahu bahwa ini bukan lelucon."
Hiroshi mengangguk, dan dengan sinis ia menarik sebuah pisau dari sakunya. Risa menahan napas, jantungnya berdetak kencang. "Kau tidak berani, Hiroshi," bisiknya, matanya berkilat dengan ketakutan.
"Oh, aku berani," jawab Hiroshi dengan suara rendah. "Dan ini akan lebih menyakitkan daripada yang pernah kau bayangkan."
"Tunggu, jika langsung begitu ini akan cepat ... pertama kita ucapkan kepada teman musuh kita Takihiko ..." ucap Tatsuya.
Risa menoleh dan terkejut serta kecewa dengan apa yang dia lihat. Takihiko, yang dia pikir adalah lelaki baik, kini menunjukkan sisi yang benar-benar berbeda. Dia berdiri di depan pintu besi sambil memegang sebuah alat yang tak pantas, kemudian melemparkannya kepada Tatsuya. Dengan sigap, Tatsuya mengambilnya dan menunjukkannya kepada Risa.
"Kau mengenal ini?" tanya Tatsuya dengan senyum sinis.
"Hi-hentikan... ini pelecehan! Kalian akan dituntut jika melakukan ini!" seru Risa, suaranya penuh dengan ketakutan dan kemarahan.
Namun, orang-orang di sana hanya tertawa terbahak-bahak, termasuk Takihiko yang tertawa kecil dengan pandangan dingin.
Risa merasa putus asa, tapi dia tahu dia harus tetap kuat. "Kenapa, Takihiko? Kenapa kau melakukan ini padaku?"
Tatsuya mendekat dengan alat tersebut, membuat Risa semakin panik. "Takihiko, tolong! Aku tidak melakukan apa pun yang pantas untuk ini!"
Tatsuya pun memberikan alat itu pada Hiroshi, yang kemudian mulai menyobek baju Risa dan melakukan tindakan yang tidak pantas padanya. Setelah itu, Hiroshi mendekatkan bibirnya ke arah Risa, berniat untuk menciumnya. Namun, sebelum itu terjadi, terdengar suara tajam yang melintasi udara, seperti bilah angin yang menabrak besi, dingin saat menyentuh kulit Risa.SWIING ... BRANG!!
"Apa itu...?" ucap Tatsuya, kebingungan.
Hiroshi tidak bergerak sama sekali. Tatsuya kemudian meneriaki Hiroshi, "Hoi Hiroshi...! Apa yang kamu lakukan...!?" teriaknya dengan panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead or Alive in Second Life : RE
FantasyBercerita tentang anak SMA biasa bernama Takumu Hiyoshi yang di reinkarnasikan sebagai World Order yang baru. Demi menjaga tatanan di sana, Takumu menyembunyikan identitasnya dengan Bereinkarnasi kembali menjadi anak dari kepala desa di wilayah Nord...