prolog

353 31 2
                                    

Malam dengan dinginnya angin menerpa kota sibuk tanpa istirahat itu. ada dua orang dewasa yang masih sibuk dengan urusannya di meja makan dan mulai beradu argumen tipis namun mereka tidak pernah mencapai nada tinggi karena tidak ingin buah hati yang dicintai bangun dari tidur nyenyaknya.


"Taesan, are you sure?? jangan paksain klo emang pekerjaanmu gak bisa di handel dari sana. it's oke kita bisa batalin kontaknya" Jelas Leehan yang mencoba memberi pengertian pada Taesan.


"no no Leehan listen, aku bisa work from home, palingan nanti klo masa sibuk ke sini but in another day i am with you and evelyn, trust me hmm?" Pinta Taesan yang mencoba menangkan rasa tak enak hati yang tersayang.


Merasa kalah argumen dengan yang lebih tua Leehan memilih untuk mencari ketenangan dengan memeluk pria di depannya dan meletakkan kepala di samping dada kokoh tersebut. Taesan yang mengerti overthingking yang dirasakan Leehan karna hari pindah mereka sudah dekat menerima tubuh tersebut dan mengelus punggung Leehan dengan penuh perhatian.


"Taesan..."


"hmm why?? i'm here"


"kamu gak ngerasa capek gak akhir-akhir ini kayaknya tuh lebih berat aja semenjak kita mau pindah" kata Leehan tanpa melepas pelukan hangat itu.


"capek pasti soal kita beberapa hari ini selalu paking barang sama check berkali-kali barang and then Leehan kita juga udah sibuk banget akhir-akhir ini, jadi wajar kok capek" kata-kata Taesan memberi ketenangan pada Leehan namun masih ada sesuatu yang menganjal.


"nanti klo Vlyn merasa gak nyaman kayak mana, klo dia rindu di sini kayak mana, klo misalnya ada yang jahatin Evelyn kan salah kita Taesan" kata Leehan dengan kegelisahan di ujung.


"shush hushh dengerin ya Leehan it's oke kamu merasa banyak pikiran tentang masa depan Evelyn disana tapi aku sebagai ayah percaya klo anak kita tuh pinter sama bijak, truss sayang kita baru kali ini jadi orang tua Evelyn maklum salah gpp, nanti kesalahan kita itu buat pengalaman dan pembelajaran kita kedepannya" kata Taesan mutlak memberi Leehan keyakinan tentang kegelisahannya.


"tapi Taesan.... Vlyn...." racaunya kembali.


"sayang mau aku siapin bathtub nya kamu udah lama gak berendam kan biar rileks pikirannya... mau aku temenin? ucap Taesan memberi opsi pada yang termuda gara Leehan bisa istirahat tentang apa yang ia pikirkan.


"mau temenin tapi jangan macam-macam" ancam Leehan pada Taesan dan melonggarkan pelukannya, kini mereka saling bertatapan.


"cupp....of course mon chérie, klo kamu mau nya itu aku bisa apa" Taesan memberikan kecupan singkat pada Leehan dibibir merona tersebut lalu saat sedang ingin beranjak pergi meninggalkan meja makan, tetapi tiba-tiba tangan kirinya di tarik oleh Leehan.


"apa apa?" kata Taesan yang melihat bagian lengan kanannya di tarik oleh Leehan.


"gendong hehehhehe" kata Leehan manja dan terkekeh-kekeh dengan tingkahnya sendiri.


"tapi airnya belum siap loh sayang..." Taesan mencoba memberi penjelasan.

Merveilleuse [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang