17

7 2 2
                                    

.....

"Mahesa sayang, kenapa kau mengingkari janjimu?"

"A-aku, aku hanya belum Terima kau tiada, aku tak sanggup mengurus mereka sendiri aku tahu, aku belum bisa menjadi ayah yang terbaik untuk mereka terutama untuk-"

"Milo, kau tidak pernah memperhatikan nya, kau harus membuka matamu dia membutuhkan kasih sayang mu..mahesa aku sudah berjuang melahirkannya, dia hanya anak kecil, yang tidak tahu apapun ku mohon, kau sudah menelantarkan nya begitu lama, apa kau tidak merasa bersalah?"

"A-aku.. M-maaf"

"Jangan meminta maaf padaku, jujur jika Milo tidak memaafkanmu maka aku juga tidak akan memaafkanmu"

.......

"Jadi dulu mamah pernah masuk ke dalam mimpi papah?" Tanya zea, di angguki oleh mahesa

"Terus kenapa papah ga minta maaf sama Milo?" Lanjut zea, mahesa menghela nafas

"Berat zea, ntah kenapa jika papah menatap Milo membuat papah teringat kepada almarhum mamah mu" Ucap mahesa sambil menatap ke luar jendela

"Kalo gitu sambil tutup mata aja pah" Celetuk zea, mahesa hanya melirik sedikit

"Hehe, nggak-nggak.. Kalo gitu, ini aja pah gimana kalo papah mulai pendekatan sama Milo, zea juga sedih tau pah Milo itu anak yang baik mirip kaya mamah, ntah kenapa kalo zea deket sama Milo pasti di bikin nyaman terus, 11 12 si pah kaya mamah" Ucap zea

"Really?? Tapi bagaimana dengan leo?" Tanya mahesa

"Leo.. Tenang aja itu biar zea yang urus" Jawab zea

"Tapi ze, gimana kalo Milo benci sama papah, terus gamau maafin papah" Ucap
Mahesa khawatir dengan apa yang ia pikir saat ini

"Ya coba dulu aja pah, gaada yang ga mungkin" Jawab zea mencoba memberi semangat

"Ze, apa yang harus papah lakuin pertama?" Tanya Mahesa mencoba mencari saran

"Hmm, eh iya mumpung loh pah Milo lagi di kamar sama temen-temen nya, ya bersikap baik aja pah kaya di ajak ngobrol gitu" Jawab zea, di angguki oleh Mahesa

Mahesa berjalan pergi ke kamar Milo di buntuti oleh zea tetapi tidak terlalu dekat, hingga Mahesa membuka pintu kamarnya.

Ceklek..

Milo, anna, lyn terdiam dan melihat siapa yang datang

"Itu papahnya marva" Bisik anna

"Ya gatau lah" Jawab lyn

"Ayah" Batin Milo

"Ck.. Ishh berapa sih ini jawabannya kamprett" Gerutu axel yang sibuk mengerjakan matematika nya

"Loh, ko pada diem? Om ngganggu ya? Hehe, maaf ya om masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu" Ucap Mahesa canggung

"NAH! DAPETT! AKHIRNYA SEKIAN ABADDD!!" Seru axel senang saat mendapatkan jawaban dari soal matematika nya, tapi dia segera diam dan terduduk lagi di tempatnya saat ia menyadari bahwa ada ayahnya Milo

"E-ehh, m-maaf om" Ucap gugup axel

"Hehe, gapapa kok" Jawab Mahesa, tertawa kecil

"Jadi ga sabar nunggu anak bapak akur" Batin zea saat bersandar di dinding dengan tangan di silangkan di depan dada saat ia sedang mengintip

"Emm, wah bagus ya gambarannya,ini gambaran mu Milo? " Tanya Mahesa menatap Milo saat ia menujuk salah satu lukisan yang di buat oleh Milo

"Iya" Jawab Milo dia masih bingung, mengapa ayah berubah menjadi lebih hangat seperti ini

"Wahh bagus, ternyata kau berbakat ya?" Puji Mahesa, yang membuat Milo tambah bingung, dan ternyata bukan hanya Milo ternyata axel juga

"Om, kenapa om jadi baik banget sama Milo? Perasaan setau aku waktu aku sering main di sini, om ga pernah menggubris Milo sama sekali loh, itupun sampe Milo na-"

"Ssttt" Sahut Milo membungkam mulut axel

"Aneh ya? Hehe, iya om tahu om memang udah jahat sama Milo, ga pernah ngobrol, ga pernah nanya kabar, ga pernah nganggap Milo ada" Ucap Mahesa menatap Milo

"Maaf ya, ayah memang belum bisa jadi ayah yang baik buat kamu, seharusnya ayah tidak seperti ini, tidak seharusnya ayah membanding-bandingkan mu dengan kakakmu yang lain, hanya karena.." Kata-kata nya terhenti saat mata nya mulai mengeluarkan air mata

"Hanya karena.. Ayah belum bisa menerima kepergian.. Ibumu, itu berat buat ayah, jika ayah kehilangan satu-satunya orang yang paling ayah cintai" Lanjut Mahesa saat ia menghapus air matanya

"Lilian, ibumu itu dia akan menjadi cinta pertama dan terakhir di dalam hidup ayah" Ucap Mahesa

Tak terasa Milo juga mulai meneteskan air mata, begitu juga zea yang mendengar dan menonton semuanya

--------------------------------------------------------------

Jiwa raganya memang sudah tidak ada di sampingnya tetapi namanya terus di kenang di hatinya
~miyanly

Sorry author terbawa suasana juga 😁🥲
Terlalu jauh untuk di gapai kembali, dia sudah kembali kepada sang pemilik alam semesta, yang bisa mereka lakukan sekarang hanyalah berdoa agar, Satu-satunya wanita hebat yang mereka punya itu, selalu di jaga dengan baik.

See you later😁👊🏽



MILOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang